wawancara 1

842 105 17
                                        

"Baiklah, kalau begitu aku akan mewawancarai Yoongi hyung. Dan kau mewawancarai Seokjin hyung." ucap Jimin setelah mendapat kesepakatan dengan Taehyung.

Dua anak SMA itu kini tengah mendapat tugas mewawancarai seseorang, tugas itu diminta dikumpulkan lusa. Mereka berdua sempat kelabakan, bingung ingin mewawancarai siapa. Kalaupun ingin mewawancarai member boyband ternama 'BTS' rasa-rasanya tak mungkin.

Hingga akhirnya mereka memutuskan mewawancarai Seokjin dan Yoongi karena mereka satu apartemen, jadi mereka tak perlu pusing-pusing lagi mencari orang lain. Terkubur sudah keinginan mereka untuk mewawancarai member BTS yang sempat berkelebatan dalam benak mereka.

"Mmm, baiklah. Tapi kan, Seokjin hyung belum pulang." jawab Taehyung dengan buku dan juga pulpen ditangannya.

"Tenang saja, kau bisa menunggunya pulang. Bermainlah dengan Jungkook."

"Tapi, Jungkook sedang marah dengan kita. Karena masalah perebutan mochi es krim semalam."

"Benar juga."

Memang, Jungkook masih merajuk kepada mereka berdua akibat perebutan mochi yang dimenangkan oleh Taehyung  beberapa hari yang lalu. Jadi, ia tak pernah keluar dari kamarnya, dan hanya muncul ketika waktu makan maupun saat akan pergi ke sekolah.

Ia diam seribu bahasa tak mau berbicara sepatah kata apapun itu kepada Jimin dan juga Taehyung.

''Terserah, aku akan mewawancarai Yoongi hyung sekarang."

Jimin berjalan menuju kamar Yoongi, meninggalkan Taehyung yang tengah menyumpah serapahi dirinya yang berlaku seenak jidatnya.

Kini Jimin mengetuk pintu kamar Yoongi berkali-kali, namun tak kunjung mendapat sahutan dari dalam sana. Kamar ini seperti kosong tak berpenghuni saja saking hening nya.

Karena malas menunggu, Jimin memutuskan untuk membuka pintu Yoongi tanpa izin kemudian mengintip keadaan di dalam sana.

Nampak Yoongi tengah sibuk dimeja kerjanya dengan kertas yang berserakan dimana-mana. Beberapa cangkir kopi yang sudah kosong diabaikan begitu saja oleh Yoongi tanpa dibereskan terlebih dahulu.

"Hyung?" panggil Jimin yang masih setia berdiri di ambang pintu.

"Hyung?!" panggil Jimin sekali lagi dengan agak berteriak karena tak mendapat respon apapun dari Yoongi.

"Hmm."

"Aku boleh masuk?"

"Hmm."

Jimin segera masuk dan menghampiri Yoongi, namun Yoongi tak kunjung memberikan atensi padanya. Ia lebih memilih sibuk menulis sesuatu di atas kertas, yang tak dipahami oleh Jimin apakah itu.

"Hyung, aku ingin mengganggu mu sebentar."

Hening.

Yoongi tetap tak meresponnya.

"Hyung, hanya sebentar, kok." tambah Jimin.

"Baiklah, apa?"

Jimin tersenyum lebar setelah mendapat respon dari Yoongi, ia segera menunjukkan buku miliknya yang bertuliskan pertanyaan-pertanyaan yang ia tujukan khusus untuk Yoongi.

Yoongi langsung paham dengan maksud kedatangan Jimin padanya, ia mengangguk sekilas dan mengembalikan kembali buku itu pada sang pemilik.

"Hyung? Kita mulai sekarang, ya?"

Yoongi hanya mengangguk.

"Sudah berapa lama kau menjadi seorang penulis lagu?"

Bangtan LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang