Salah sangka

602 65 11
                                    

"Eh? Yoongi hyung?"

"Kenapa?"

"Tidak, hanya terkejut saja."

Aktifitas Yoongi didalam apartemen merupakan salah satu hal langka di apartemen ini. Bagaimana tidak? Yoongi selalu menghabiskan waktunya di studio maupun di kamar nya.

Akhir-akhir ini, tugas Yoongi sangat menumpuk. Bahkan, dapat dilihat dari wajahnya yang nampak kusam karena kurang istirahat.

"Mau kubuatkan teh, hyung?"

Yoongi hanya menggeleng dan memilih duduk disofa sembari memijat bahunya, Jimin yang sedari tadi mengajaknya berbicara merasa iba akan hal itu.

Berkali-kali Yoongi menghembuskan nafas dengan gusar, menjadi seorang penulis lagu terkadang dapat membuat kepalanya terasa pecah, apalagi disaat otaknya kekurangan inspirasi seperti saat ini.

"Ini jahe hangat untukmu, hyung. Nenekku bilang, minum jahe hangat bisa membuat tubuh lebih segar."

"Emm, terimakasih."

Hening. Tak ada lagi yang memulai percakapan. Suasana apartemen juga sangat sepi karena semua orang sudah tertidur pulas. Pasalnya saat ini jam sudah menunjukkan pukul 1 dini hari.

Merupakan suatu hal yang biasa bagi Yoongi, yakni tidur larut malam. Ia tidur paling awal pukul 1 dini hari, dan paling lambat pukul 4 subuh.

''Mengapa kau tak tidur, Jim?"

"Entahlah, aku tidak bisa tidur."

"Ooh."

"Kau baik-baik saja, hyung?'' tanya Jimin yang mulai khawatir, melihat wajah pucat Yoongi.

"Tentu."

Pandangan Yoongi nampak sayu, tubuhnya agak menggigil. Apakah ia tengah sakit? Jimin menyentuh dahi Yoongi menggunakan telapak tangan bantetnya, namun suhu badannya normal.

"Apa yang kau lakukan, Jim?" tanya Yoongi ketika Jimin tengah menyentuh dahinya.

"Hanya memastikan."

Tak lama setelah itu, Yoongi langsung berlari menuju kamar mandi. Dapat Jimin dengar, Yoongi tengah muntah disana.

Cukup lama Yoongi berdiam dikamar mandi, setelah itu ia keluar dari kamar mandi dengan wajah pucat.

Terselip pemikiran aneh di otak Jimin, menurutnya penyebab dari gejala hal yang dialami oleh Yoongi, adalah ciri-ciri dari orang yang tengah hamil.

"Apa benar Yoongi hyung hamil? Bagaimana bisa?" gumam Jimin.

Tanpa sepengetahuan Yoongi, Jimin segera berjalan menuju kamar Jin. Ia segera membangunkan Jin dengan perasaan was-was.

"Hyung! Bangun!" panggil Jimin sambil mengguncang tubuh Jin.

Jin tak kunjung bangun, ia hanya menggeliat bergumam. Jimin yang sudah gemas, langsung menggelitik perut Jin.

Merasakan sensasi(?) geli diperutnya, Jin langsung terbangun dari tidurnya diiringi dengan tawa. Setelah Jin benar-benar bangun dari tidurnya, barulah Jimin berhenti menggelitik perut Jin.

''Ada apa, Jim?!" tanya Jin dengan rasa kesal.

''Anu..."

''Anu apa?!"

''Yoongi hyung hamil..."

"Oohh.... Apaaaaa??!!"

Jin langsung berlari mencari keberadaan Yoongi, nampak Yoongi tengah duduk disofa dengan minyak gosok ditangannya.

"Yoongi! Katakan padaku siapa pelakunya!" titah Jin.

"Apa maksudmu, hyung?" tanya Yoongi nampak kebingungan.

"Siapa yang telah menghamilimu?!"

"Apa maksudmu, hyung?! Aku tidak hamil!!" ujar Yoongi.

"Jimin yang bilang sendiri tadi!"

"Aku tidak hamil hyung! Aku masuk angin!" ujar Yoongi yang mulai kesal.

Kontan saja, Jin langsung memberi tatapan tajam kepada Jimin. Sedangkan Jimin cengengesan gak jelas dan salah tingkah.

"Kau sudah besar(?) Jimin!! Mana mungkin Yoongi hamil? Dia kan' laki-laki!"

"Tapi, kau nampak ikut panik tadi, hyung?"

"Itu karena aku masih bingung, aku baru bangun tidur tadi!!"

Yoongi yang melihat pertikaian itu langsung menyingkir dan memilih untuk tidur di kamar nya, masih ditemani dengan minyak gosok ditangannya.

"Tidak ada orang normal disini..." gumam Yoongi.

"Sudahlah! Aku mau tidur!" ujar Jin meninggalkan Jimin yang terdiam dihadapannya.

Setelah Jin dan Yoongi masuk kedalam kamar, Jimin memilih tiduran disofa. Menatap langit-langit apartemen, dengan pikiran yang melayang menembus angkasa.

''Mengapa pikiranku makin kacau?" Jimin mengusap wajahnya dengan kasar.

"Mungkin, aku harus minum susu(?) agar bisa tidur." gumam Jimin.

Ia segera bergegas menuju dapur, ia mencari-cari keberadaan susu(?) miliknya. Pada akhirnya, ia melihatnya di rak paling tinggi. Jimin dengan tinggi badannya yang di atas(?) rata-rata, berusaha mengambilnya dengan berjinjit, namun gagal.

"Kemarin aku dapat menggapaimu(?) kenapa sekarang kau menjauh(?)"

Bagai mendapat ide cemerlang, ia segera mengambil kursi dan menggunakannya sebagai pijakan.

#jika kalian melihatnya, ia akan seperti balita dihadapan kalian>_<

Tanpa sepengatahuan Jimin, ada Namjoon yang tengah memperhatikan gerak-geriknya. Namjoon terkekeh geli melihat kelakuan Jimin, ia segera memotretnya sebelum membantu Jimin.

''Eoh! Kapan kau tumbuh?" goda Namjoon.

''Ck! Cepat bantu aku, hyung?!''

''Baiklah, tapi aku akan membantumu dengan berdoa."

Setelahnya, Namjoon segera melesat pergi menuju kamar mandi, tempat yang ia tuju sedari tadi.

Jimin menghentakkan kaki dengan kesal, nampaknya ia lupa jika ia tengah berada diatas kursi. Pada akhirnya Jimin tergelincir dan terjatuh dari kursi, dengan bokong yang menghantam lantai dengan keras.

"Yaaaaakkkk!!!!! What the bak!!" teriak Jimin.

TBC....

I am back, with other my fools story:v
Hope you entertain with it, leave a comment and vote:)

Bangtan LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang