disturber

310 45 4
                                    

"Pintu kamar mandi rusak, tolong perbaiki nanti."

"Hmm."

"Ayunanku kapan diperbaiki, hyung?"

"Hmm.."

"Lampu kamarku tidak bisa menyala, hyung. Tolong perbaiki, ya?"

"Hm.."

"Hyung, jendela kamarku rusak. Bagaimana ini?"

"......"

Berbagai permintaan tolong hanya dibalas dehaman oleh Yoongi, ia lebih memilih untuk menanggapi setiap permintaan dengan dehaman sambil tiduran santai di sofa.

Kalau di pikir-pikir, kadang Yoongi merasa seperti dijadikan tukang di apartemen ini. Ia selalu di suruh ini dan itu, bahkan kadang tanpa tau malunya mereka akan menyuruh Yoongi disaat ia baru masuk dan membuka pintu apartemen, alias disaat ia sedang capek-capeknya sepulang dari kerja.

Dan saat itulah, Yoongi ingin pindah dimensi saja.

Saat ini, badan Yoongi terasa pegal semua, pasalnya ia ikut Car Free Day yang diadakan oleh studio tempatnya bekerja kemarin. Sebelumnya Yoongi berniat untuk absen dalam acara tersebut, namun karena ancaman jika gajinya akan dipotong, akhirnya dengan terpaksa ia harus mengikuti acara yang amat menguras tenaganya tersebut.

Bayangkan saja, Yoongi harus berjalan mengelilingi kota Seoul sejauh 1 kilometer. Sebenarnya tidak jauh sih, tapi ini 'kan Yoongi, manusia dengan sedikit tenaga yang ia bawa sejak lahir.

Andai saja tak ada ancaman jika gajinya akan dipotong, pasti Yoongi bisa rebahan sepanjang hari kemarin. Namun hal itu hanyalah sebuah angan semata, ia amat kesal akibat harus membuang tenaga berharganya hanya untuk mengikuti Car Free Day.

Yoongi merasakan pegal luar biasa di sekujur tubuhnya, terutama di bagian kakinya. Mata Yoongi terlalu berat untuk dibuka, bawaannya ingin tidur terus. Haruskah Yoongi bilang, tenaganya sudah habis tak tersisa untuk hari ini, bahkan untuk seminggu ke depan?

Yoongi harus tidur 4 hari 3 malam jika ingin tenaganya segera pulih, ia rasa hibernasi selama itu tidak akan mengganggu kegiatannya di lain hari. Toh, ia berhibernasi untuk mengumpulkan tenaga untuk melakukan kegiatan yang akan ia lakukan selanjutnya di lain hari.

Baiklah, Yoongi sudah memutuskan. Ia akan tidur sebentar, urusan makan, mandi, dan lainnya bisa dipikir nanti, yang ia butuhkan dan ia rindukan saat ini hanyalah kasur kesayangannya.

Sampai-sampai terbesit sedikit keinginannya untuk menikahi kasur saja daripada menikahi manusia. Kira-kira jika ia mengatakan hal ini pada orang tuanya, namanya akan dicoret dari kartu keluarga Min tidak, ya?

Yoongi berjalan tertatih seperti seorang kakek-kakek menuju kamarnya, bahkan ia menguap lebar berkali-kali, tak peduli jika engsel rahang nya akan lepas saking lebarnya ia menguap.

Sampai di kamarnya, mata Yoongi langsung berbinar, tanpa ragu Yoongi menampilkan gummy smile miliknya yang amat jarang ia tunjukkan pada orang lain. Intinya, kasur miliknya adalah hal istimewa yang harus ia perlakukan sebaik mungkin.

Kasurku, Istanaku.

Yoongi menghembuskan nafasnya dengan lega, tepat saat tubuhnya bertemu dengan kasur empuk miliknya.

Rasanya sudah berbulan-bulan ia tidak menyentuh kasur nya, padahal baru semalam ia tidur di kasur ini. Memang benar ya? Rasa rindu dapat memanipulasi waktu yang singkat menjadi terasa amat lama.

Dengan mata yang mulai terpejam, Yoongi menikmati setiap momen yng ia lakukan sekarang. Yakni, terdiam dengan mata tertutup dan juga nafas teratur. Yoongi suka hal ini.

Bangtan LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang