Taehyung yang sedari tadi berusaha fokus untuk menonton televisi merasa terusik akibat tingkah Namjoon yang amat mengganggu konsentrasinya.
Sedari tadi Namjoon terus-menerus menggaruk tubuhnya, Taehyung berusaha mengabaikannya, namun semakin lama, Taehyung jadi penasaran juga. Penasaran dengan penyakit yang sekarang diderita oleh Namjoon.
''Hyung, kau punya kutu, ya?" celetuk Taehyung yang tentu saja langsung mendapat tatapan tak suka dari Namjoon.
"Mana mungkin aku punya kutu di seluruh tubuh?"
Namjoon semakin bersemangat menggaruk tubuhnya, bahkan kulitnya mulai kemerahan sekarang. Melihatnya, membuat hati kecil Taehyung tersentuh, ingin memberi sebuah bantuan.
"Kau habis makan apa, hyung?"
"Aku belum makan apapun, aku hanya ikut nyemil ciki denganmu tadi." merasa menemukan penyebab gatal di tubuhnya, Namjoon langsung menatap Taehyung dengan penuh selidik. "Tae, ciki tadi belum kadaluarsa, kan?"
Mendengar tuduhan tak masuk akal dari Namjoon, Taehyung langsung mengelak. "Apa maksudmu, hyung? Sebodohnya diriku, aku masih bisa membedakan mana makanan yang layak dikonsumsi atau tidak."
Alibi Taehyung kurang kuat, Taehyung orangnya ceroboh dan asal-asalan. Bahkan Taehyung tak bisa membedakan yang mana keset dan handuk, pernah satu hari ia menggunakan keset sebagai handuk.
Oh, dan jangan lupakan Taehyung yang tak bisa membedakan yang mana apel dan yang mana paprika. Sebulan yang lalu, Taehyung menggigit dalam gigitan besar sebuah paprika segar, alhasil Taehyung menjerit kepedasan.
Dan masih banyak kecerobohan Taehyung yang lain.
"Kau punya alergi pada makanan ya, hyung?"
Namjoon menggaruk tengkuknya. "Aku agak alergi dengan makanan laut."
Taehyung mengernyit heran, setahunya selama ia tinggal di apartemen ini, belum sekalipun ia makan makanan laut. Setiap hari ia hanya makan tteobbokki, jjajangmyeon, ramyun, ramen, atau jika beruntung ia bisa makan bulgogi. Jadi tidak mungkin Namjoon tanpa sengaja memakan makanan laut disini.
Kehidupan di apartemen ini memang agak susah, terlebih lagi orang yang selalu belanja bulanan adalah Seokjin. Seokjin bilang, setiap orang harus belajar hidup hemat. Tapi terkadang, Seokjin terlalu hemat sampai-sampai hampir menyerembet kearah pelit.
Seokjin lebih mementingkan koleksi benda bewarna pink untuk dirinya sendiri, daripada untuk membeli bahan makanan untuk para adiknya.
Jahad.
"Ciki ku tadi rasa ayam panggang, hyung. Memangnya, ayam itu hewan laut, ya?"
Jikalau kedua tangan Namjoon tidak ia gunakan untuk menggaruk tubuhnya sekarang, mungkin ia sudah menggunakannya untuk menempeleng kepala Taehyung. Siapa tau, otak Taehyung dapat berfungsi baik setelah mendapat tempelengan dari tangan ajaibnya.
"Taehyung hyung, ayo pergi memancing!"
Jungkook dengan kail pancing di tangannya langsung terperangah melihat Namjoon yang kini memiliki kulit berwarna merah. Dengan mata bulat miliknya, Jungkook menatap Taehyung dengan penuh tanda tanya. Meminta sebuah penjelasan.
Taehyung mengendikkan bahu. "Aku juga tidak tau. sedari tadi Namjoon hyung merasakan gatal di tubuhnya."
"Kau darimana saja, hyung?" Jungkook menatap Namjoon dengan iba.
"Aku tidak kemana-mana, sedari tadi aku hanya duduk disini bersama Taehyung."
Gotcha!
Jungkook tau jawabannya sekarang, otak cemerlang Jungkook memang dapat diandalkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bangtan Life
FanfictionAttention! Cerita ini hanyalah cerita ringan yang cocok dibaca disaat waktu luang, cerita ini bukanlah cerita bersambung yang memiliki konflik yang berat. Cerita ini ditulis untuk menghibur para pembaca, thanks buat yang udah mampir. ______________...