Hujan deras, angin kencang, dan juga petir yang menyambar membuat malam minggu ini menjadi malam yang lengkap sudah.
Terlebih lagi apartemen dalam keadaan gelap gulita karena listrik padam.
Jungkook yang kebetulan tidak memiliki teman sekamar meratapi keadaan luar dari balik jendela kamar miliknya. Berkali-kali petir menyambar membuat Jungkook sedikit was-was.
Mengingat keadaan yang mencekam seperti ini, membuat Jungkook paranoid.
Ia jadi teringat cerita horror yang sering diceritakan oleh teman sekelasnya, langsung saja bulu kuduk Jungkook meremang ketika mengingatnya.
Ingin rasanya Jungkook berlari ke kamar Jimin, Taehyung, ataupun yang lain. Namun ia tak ingin diejek penakut, dan juga tidak ada penerangan untuknya agar dapat mencapai kamar mereka semua, listrik padam tanpa ada senter dalam genggaman. Lengkap sudah penderitaan Jungkook malam ini.
Kini kamar Jungkook hanya diterangi oleh sinar rembulan maupun kilat yang sesekali menyambar. Jam menunjukkan pukul 11 malam, sedangkan Jungkook masih kesusahan untuk menutup matanya.
Ia merutuki dirinya sendiri karena dulu ia memilih memiliki kamar sendiri, seharusnya ia mau saja sekamar dengan Jimin agar memiliki teman mengobrol dalam keadaan semacam ini.
Jungkook bersembunyi dibalik selimut agar dirinya segera terlelap, perlahan-lahan ia mulai menutup matanya, namun suara langkah kaki membuat Jungkook kembali terjaga.
Suara langkah kaki itu terdengar jelas ditelinga Jungkook, kontan saja ia segera merapatkan telinga miliknya dibalik pintu kamar.
"Sudah menghilang." gumam Jungkook.
Namun ia terperanjat kaget mendengar ada sesuatu yang jatuh dari arah lantai bawah, langsung saja ia berlari dan meloncat ke ranjang miliknya sebelum akhirnya bersembunyi dibalik selimut.
Katakan saja jika Jungkook penakut, tak biasanya Jungkook semacam ini. Kalau saja ia tak mendengar cerita horror dari teman sekelasnya mungkin ia tak akan berubah menjadi paranoid seperti ini.
"Ggrrrhhhmmm..."
Bulu kuduk Jungkook langsung berdiri tatkala mendengar suara geraman dari arah tangga, batinnya sudah berteriak ketakutan, membuatnya hampir berteriak akibat rasa takut yang kini mulai menyelimutinya.
Dengan jantung yang berdegup kencang, Jungkook memeluk guling disampingnya dengan posesif.
Melihat guling yang tengah ia peluk, Jungkook jadi teringat salah satu jenis hantu yang pernah diceritakan oleh temannya.
Hantu dengan gedongan putih dan selalu meloncat, padahal ia bukan seekor kelinci maupun kangguru.
Jungkook menatap horror guling miliknya yang nampak menakutkan dalam kegelapan, nampaknya ia semakin paranoid sekarang.
Tak lama kemudian lampu menyala, Jungkook langsung bernafas lega dan segera menatap guling bergambar iron man miliknya. Seharusnya ia tak menuduhnya menjadi hantu yang suka meloncat.
''Ssshhh.."
Jungkook tertegun mendengar rintihan seseorang yang seperti tengah menahan rasa sakit, dengan sisa keberanian yang ada, Jungkook mendekati pintu kamar miliknya.
Ia menempelkan telinga miliknya merapat kearah pintu kamarnya, terdengar suara langkah kaki yang semakin mendekat, dekat, dan melewati kamar miliknya begitu saja.
Jantung Jungkook berdegup dengan kencang, ia khawatir jika yang lewat barusan adalah pencuri atau lebih parahnya adalah sosok hantu yang menyeramkan.
Berbekal tongkat baseball ditangannya, Jungkook memberanikan diri memutar knop pintu dan melihat keadaan.
Ruangan nampak kosong, Jungkook bertanya-tanya apa yang baru lewat barusan.
Baru saja ia ingin bernafas lega, ia malah melihat bayangan putih yang lewat disebelahnya. Sontak, ia langsung menoleh dan mendapati Hoseok tengah memegangi pergelangan kaki miliknya. Teriakan yang hampir keluar dari mulut Jungkook lenyap begitu saja karenanya.
"Eh? Kenapa kau ada disini, hyung? Ini kan sudah malam?"
"Kau sendiri mengapa membawa tongkat baseball?"
Jungkook meringis dan menjatuhkan tongkat baseball miliknya ke lantai, namun tanpa sengaja malah jatuh menimpa kaki milik Hoseok.
"Aarrgghh!!" teriak Hoseok dengan suara tertahan, karena ia melihat situasi yang ada, seluruh penghuni apartemen telah terlelap dan ia tak enak hati jika sampai membangunkan mereka semua nantinya.
"Ehehehe, maaf hyung."
"Maaf gundulmu! Udah sakit malah tambah sakit!" ucap Hoseok dengan kesal. "Yasudah, aku mau tidur dulu." Hoseok mulai berjalan dengan pincang menuju kamarnya yang terletak di lantai bawah.
"Tunggu, hyung!"
"Apalagi?" tanya Hoseok dengan gemas.
"Kakimu terluka?"
"Kalo kakiku pincang, berarti sakit Tuan Kelinci!" ujar Hoseok yang mulai kehabisan rasa sabar.
"Mengapa?"
"Aku lapar, aku jalan ke dapur, karena gelap aku menabrak meja, naas nya kakiku tertimpa meja hingga akhirnya pincang, lalu naik kesini, sebelum akhirnya dicegat oleh sosok manusia kelinci disini, tamat..." ucap Hoseok panjang lebar.
"Ooohh..." ujar Jungkook dengan santai.
Ia segera mengambil tongkat baseball miliknya lantas melenggang masuk kedalam kamar, meninggalkan Hoseok yang dibuat cengo karena tingkah lakunya.
Jungkook menutup pintu kamarnya dengan kesal, ternyata dalang dari semua hal menakutkan yang dipikirkan olehnya beberapa saat yang lalu adalah Hoseok.
Lagipula ini juga salahnya sendiri yang terlalu penakut, ia segera berbaring di ranjang miliknya sembari memeluk guling kesayangannya.
*guling aja disayang, apalagi kamu... Eaaakk...
Namun, tak berapa lama ia merasakan hembusan nafas dilehernya, terasa dekat sampai-sampai tubuhnya tak bisa digerakkan..
"HYUNGGG! TOLONG AKUU!!!"
Dan karena teriakan nyaring nya barusan, seluruh penghuni apartemen terjaga dari tidur lelapnya.
***
akhirnya dewi Fortuna berpihak padaku dengan memberikan inspirasi buat nulis chapter baru:')

KAMU SEDANG MEMBACA
Bangtan Life
FanfictionAttention! Cerita ini hanyalah cerita ringan yang cocok dibaca disaat waktu luang, cerita ini bukanlah cerita bersambung yang memiliki konflik yang berat. Cerita ini ditulis untuk menghibur para pembaca, thanks buat yang udah mampir. ______________...