sisi lain

492 54 14
                                    

Jin mengerang frustasi, pasalnya mesin cuci di apartemen rusak lagi, dan cucian amat menumpuk saat ini.

Berkali-kali Jin mengecek kabel, tidak ada yang putus maupun terkelupas. Ia ingin menanyakan apa penyebab mesin cuci rusak kepada Yoongi, namun sayang, orang yang dimaksud sedang ada di studio tempatnya bekerja semenjak kemarin.

Jikalau ia pergi ke laundry, hal itu tak memungkinkan. Selain karena jarak laundry dan apartemen yang lumayan jauh, Jin juga tak bisa meninggalkan apartemen dengan keadaan berantakan luar bisa seperti ini.

Rasa-rasanya, Jin jadi babu di apartemen ini. Segalanya, ia yang membersihkan. Ingin sehari saja ia istirahat, sepulang dari restoran tempatnya bekerja bisa langsung tidur. Lah ini? Pulang kerja harus masak, bersih-bersih, mencuci, dan lain-lain.

Jika saja ada orang yang bisa di andalkan saat ini, Hoseok misalnya. Tapi apa mau dikata, Hoseok sedang pulang ke Gwangju, menjenguk kakak perempuannya yang tengah sakit. Meskipun begitu, Hoseok menjanjikan akan membawakan banyak oleh-oleh dari tempat tinggalnya di Gwangju.

Karena kesal, Jin menendang mesin cuci dengan kesal. Tepat setelah Jin menendang mesin cuci di hadapannya, nampak Namjoon tengah memerhatikannya dari kejauhan.

Jin menatap Namjoon dengan penuh selidik.

"Namjoon, kemari!"

Namjoon berjalan mendekat sambil mengangkat kedua tangannya, kemudian menggeleng kuat-kuat. "Aku bersumpah, kali ini bukan ulahku, hyung."

Ya, Jin mencurigai jika Namjoon pelakunya. Pasalnya, Namjoon juga pernah merusak mesin cuci dulu. Jadi, Namjoon patut dicurigai akan rusaknya mesin cuci untuk kedua kalinya.

Dengan wajah di tekuk, Jin menghembuskan nafas dengan gusar. "Bisa pergi ke laundry? Aku akan beres-beres apartemen rimba ini."

Namjoon menggeleng pelan. "Tidak bisa, hyung. Aku ada janji dengan dosen universitas ku, maaf."

Lagi, Jin menghembuskan nafas dengan gusar.

"Mengapa kau tak minta tolong pada tiga bocah itu?" tanya Namjoon.

"Kau ingat terakhir kali aku meminta mereka belanja di supermarket bulan lalu? Jungkook hilang, Taehyung keserempet odong-odong, dan Jimin datang dengan baju sobek-sobek." Jin mengusak rambutnya dengan frustasi. "Kalau dari supermarket dengan jarak sedekat itu saja mereka sudah terluka dan hilang, apalagi jika mereka pergi ke laundry yang jaraknya sangat jauh dari sini." sambung Jin.

Namjoon mengangguk paham. "Sebenarnya aku bisa mampir ke laundry, hyung."

Jin menatap antusias dan penuh harap kepada Namjoon.

"Tapi, berhubung tempat bertemuku dengan dosen berlawanan arah dengan laundry. Jadi, dengan terpaksa aku tak bisa mampir kesana nanti."

Kalau membunuh anak manusia tidak berdosa, mungkin Jin sudah mencabik-cabik orang dihadapannya saat ini.

"Yasudah, aku berangkat dulu, hyung."

Jin bergeming, tak menanggapi pamit nya Namjoon barusan. Jin memilih untuk diam, berusaha menghilangkan rasa marah sekaligus kesal yang bercokol di benaknya.

Bruuk!

Jin langsung berjalan tergopoh menuju dapur tatakala mendengar sesuatu yang jatuh, namun yang ia lihat sekarang hanya Jungkook yang terjerembab di lantai.

"Aduuhh.."

"Kau ini! Ditempat yang rata seperti ini saja masih jatuh! Jalan yang benar!" omel Jin.

Bangtan LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang