dumb and dumber

434 52 30
                                    

Namjoon membaca buku ditangannya sambil duduk lesehan di halaman belakang apartemen, ia nampak asyik membaca buku ditangannya meskipun hawa malam agak menusuk saat ini.

Semilir angin malam dan suara hewan malam hari membuat Namjoon betah berlama-lama duduk disana, bahkan dengan santai nya ia membawa segelas coklat panas dan biskuit susu untuk mendampinginya dalam membaca.

Jam menunjuk pukul 9 malam, namun Namjoon nampak tak berniat masuk kedalam apartemen untuk tidur. Kebiasaan, jika Namjoon sudah membaca sebuah buku ditangannya, ia seolah-olah pergi menuju negeri impian miliknya sendiri.

Sesekali Namjoon menghirup udara malam sedalam mungkin dan menatap bintang yang berkerlap-kerlip dilangit sambil tersenyum tipis, ia jadi rindu ibu nya dirumah. Kapan ya, ia bisa pulang ke Ilsan dan bertemu dengan ibunya? Tak terasa sudah hampir setahun ia tak berkunjung ke rumah, ingin rasanya ia bertukar pikiran dengan ibunya, dan menceritakan segala keluh kesahnya, kemudian memeluk ibunya erat-erat.

Namun, jangankan bertemu, bertukar pesan dan bercakap lewat telepon saja jarang.

Namjoon mengambil sebuah biskuit dan mengunyahnya perlahan, dahinya sesekali berkerut membaca buku di tangannya. Dan dengan kacamata yang bertengger di hidungnya, menambah kharisma seorang Kim Namjoon.

"Hyung?"

Namjoon mengabaikan panggilan di dekatnya, ia masih berfokus pada buku di tangannya.

"Namjoon hyung..."

Tetap saja, Namjoon masih berlarut pada buku ditangannya.

Namun, perhatian Namjoon langsung teralihkan karena pergerakan orang disampingnya yang menyomot biskuit miliknya dan memakannya dengan lahap tanpa rasa bersalah.

Namjoon menatap orang di sampingnya dengan dingin.

"Wah, ternyata biskuit susu juga enak! Kupirkir hanya biskuit coklat yang sering dimakan Jungkook saja yang enak."

Namjoon mengendikkan bahunya, berusaha tak peduli. Ia kembali mencoba berfokus pada buku ditangannya.

"Hyung! Itu api atau lampu terbang? Kok kecil sekali, sih?"

"Hm..."

"Hyung! Aku serius, itu apa?!"

Dengan terpaksa, Namjoon menatap hal yang dimaksud oleh Jimin barusan. Nampak sebuah kunang-kunang dengan sinar berwarna merah menyala tengah terbang di dekat Jimin, Namjoon dibuat terkagum karenanya.

"Kurasa itu spesies langka." jawab Namjoon.

"Apa maksudmu, hyung?"

Namjoon menatap Jimin dengan jengah. "Itu kunang-kunang spesies langka. Oleh karena itu warna sinarnya berbeda."

Jimin mengangguk paham dan langsung bergegas beranjak dari duduknya, ia langsung mengejar kunang-kunang yang ia bicarakan dengan Namjoon tadi.

Namjoon yang melihatnya mengernyit heran. ''Jimin, apa yang kau lakukan?"

Masih berusaha menangkap kunang-kunang langka yang terbang dihadapannya, Jimin menjawab pertanyaan Namjoon sekenanya.

"Kau bilang kunang-kunang ini langka, hyung. Jadi aku akan menangkapnya dan aku antar ke penangkaran, jadi mereka bisa berkembang biak."

Namjoon menggeleng pelan, tak memahami cara kerja otak Jimin. Berapa sih IQ milik Jimin? Cuma 95, ya?

"Mana ada penangkaran khusus untuk kunang-kunang? Apa kau bercanda? Lagipula, kenapa kau masih berkeliaran disini? Mengapa kau tidak bersama dengan Taehyung dan Jungkook?"

Bangtan LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang