"Alkisah, di sebuah rumah angker dipinggiran kota Seoul. Dahulu tempat itu ditinggali oleh tiga bersaudara, mereka ditinggal orangtua mereka dirumah hanya bertiga. Awalnya mereka senang karena bisa memakan seluruh camilan dirumah, dan juga tidur sampai larut malam. Hingga tepat pukul 11 malam, terdengar ketukan pelan di jendela. Namun nampaknya mereka tak menyadari hal itu, sampai akhirnya- eh, aku kebelet bentar aku mau ke toilet."
Jimin dan Jungkook kompak berdecih karena tingkah Taehyung barusan, mengapa ia harus menunda ceritanya terlebih lagi saat cerita sedang seru-serunya?
Ya, malam ini Taehyung tengah menceritakan salah satu urban legend paling menyeramkan. Lagipula, Taehyung memang pandai berbicara dan mengutarakan pendapat. Dibalik sikap absurd Taehyung, ia memiliki IQ paling tinggi setelah Namjoon.
Meskipun IQ nya tinggi, Taehyung selalu seenak jidatnya tanpa memikirkan perasaan orang lain. Mengapa panggilan alamnya datang ketika Jimin dan Jungkook sedang memasang wajah tegang akibat cerita Taehyung barusan?
''Baiklah, ayo kita lanjutkan." ujar Taehyung yang baru keluar dari kamar mandi.
Jam menunjukkan pukul 10:47 malam, biasanya mereka bertiga sudah tidur lelap sejak pukul sembilan malam.
Hanya saja, malam ini berbeda. Mereka hanya tinggal bertiga di apartemen karena para penghuni lain tengah sibuk dengan urusan mereka masing-masing.
Seokjin tengah pergi ke Busan untuk mengadakan acara festival makanan.
Yoongi yang pergi ke pulau Jeju karena ada rapat disana. Beruntungnya Yoongi, ia bisa bekerja sambil liburan disana.
Hoseok dan Namjoon yang terpaksa bermalam di asrama kampus akibat deadline yang mengejar mereka.
Sungguh sempurna, apartemen menjadi wilayah kekuasan tiga bocah SMA untuk malam ini. Jadi, tiga bocah tadi memutuskan untuk begadang semalaman, dan tidur bersama di kamar Jungkook.
"Cepat lanjutkan ceritamu, Tae!" desak Jimin.
"Baiklah, sampai dimana aku tadi?"
"Jendela digedor." jawab Jungkook dengan kesal.
"Terdengar ketukan pelan di jendela maksudmu?"
"Sama saja!"
Taehyung menggaruk kepalanya karena heran dengan sikap Jimin dan Jungkook, memang salah jika seseorang pergi untuk menuntaskan panggilan alam?
Taehyung duduk bersila, dan kembali memasang wajah serius miliknya. "Mereka tak sadar jika jendela rumah mereka diketuk, sampai akhirnya salah satu dari mereka menyadarinya dan memilih untuk berjalan mendekat ke jendela. Baru saja ia berdiri di dekat jendela, ia langsung berteriak keras akibat nampak sosok menyeramkan tengah berdiri tepat di luar jendela. Wajah anak itu langsung pucat pasi, bahkan tubuhnya bergetar hebat akibat kejadian barusan."
Jimin dan Jungkook menelan ludah mereka susah payah, cerita Taehyung semakin menegangkan saja.
"Belum selesai keterkejutan mereka, terdengar jika pintu depan terbuka. Perlahan tapi pasti, langkah kaki mulai memasuki rumah. Dengan kompak, mereka langsung bersembunyi di dalam lemari, dan berdesakan didalamnya. Langkah kaki itu semakin mendekat, hingga akhirnya terhenti tepat di depan lemari. Nafas mereka tercekat, tak berani untuk mengeluarkan suara sedikitpun, bahkan suara nafas mereka sendiri."
Taehyung menatap dua orang didepannya dengan kekehan pelan, wajah Jimin dan Jungkook nampak tegang dan pucat menunggu kelanjutan cerita Taehyung.
"Setelah 20 menit berlalu, tak ada suara maupun pergerakan apapun di luar lemari. Salah satu dari mereka memutuskan untuk membuka lemari dan keluar dari persembunyian mereka. Namun naas, sebuah kapak langsung mendarat disalah satu kepala mereka. Jeritan ketakutan langsung menyeruak keluar dari mulut dua orang yang menyaksikan salah satu saudaranya tewas dengan kepala terbelah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bangtan Life
FanfictionAttention! Cerita ini hanyalah cerita ringan yang cocok dibaca disaat waktu luang, cerita ini bukanlah cerita bersambung yang memiliki konflik yang berat. Cerita ini ditulis untuk menghibur para pembaca, thanks buat yang udah mampir. ______________...