Seokjin menonton drama dengan khidmat, mengabaikan Jimin dan Taehyung yang memberengut kesal karena tak dapat menonton kartun favorit mereka karena ulahnya.
Berkali-kali Jimin dan Taehyung mencibir perlakuan Seokjin, yang tentu saja hanya dianggap angin lalu oleh orang yang bersangkutan.
"Hyung, kami ingin nonton tayo." ucap Taehyung.
"Kalian sudah SMA, cobalah menonton drama."
"Tapi hyung, Jimin sudah menon..."
Belum selesai Taehyung bicara, mulutnya sudah dibungkam terlebih dahulu oleh tangan mungil milik Jimin.
"Menonton apa?" tanya Seokjin yang mulai penasaran dengan ucapan Taehyung yang terpotong barusan.
"Ehm... Drama yang sedang kau tonton, hyung." serobot Jimin.
Seokjin hanya mengangguk, mempercayai perkataan Jimin barusan.
Sebelum akhirnya ia merasa janggal tak melihat keberadaan Jungkook diantara mereka berdua. Padahal mereka bertiga selalu bersama kemana saja dan dimana saja, bisa dibilang satu paket lengkap. Ada apa gerangan?
"Kemana Jungkook?"
Jimin menatap Seokjin sebentar, kini dengan malas matanya menatap layar televisi yang menyayangkan drama komedi romantis yang langsung membuatnya jijik. "Dia mengurung diri dikamar, hyung. Ia bilang sedang tak enak badan tadi."
"Benar hyung, tapi kami tak boleh menengoknya maupun masuk ke kamar nya. Kami langsung diusir seperti hama pengganggu." tambah Taehyung.
Mendengar jika Jungkook tengah sakit, Seokjin segera bergegas menuju kamar Jungkook yang terletak di lantai atas.
Seokjin merasa khawatir dengan keadaan Jeon jungkook, mau bagaimanapun ia adalah penghuni paling tua, ralat paling berumur tinggi diantara penghuni apartemen yang lain. Jadi ia harus mengawasi segala hal yang terjadi di apartemen, termasuk kesehatan mereka semua.
Sampai di depan pintu kamar Jungkook, ia segera mengetuk pintu berkali-kali, namun tak kunjung dibuka oleh sang pemilik kamar. "Jeon Jungkook, buka pintunya.''
"Sebentar, hyung."
Tak lama pintu terbuka, nampaklah Jungkook yang kini tengah menggunakan topeng iron man miliknya.
Melihat penampilan Jungkook yang berbeda dari biasanya membuat Seokjin mengernyit bingung, mengapa Jungkook harus menutupi wajahnya dengan topeng seperti ini?
Sedangkan Jimin dan Taehyung hanya mengintip dari balik tembok guna mengintip kejadian yang tengah terjadi.
"Kau sakit apa, kuk? Dan lagi, mengapa kau memakai topeng?"
"H-hanya agak pusing, hyung." jawab Jungkook dengan gugup.
Seokjin hapal betul jika Jungkook tak pandai dalam berbohong, ia yakin sepenuhnya jika dongsaeng nya satu ini tengah berbohong sekarang. ''Ayolah, berterus terang lah. Mungkin aku bisa membantumu."
"Tapi, kau masuklah ke kamarku, hyung.'' cicit Jungkook dengan gugup.
Seokjin mengernyitkan dahinya dan memilih untuk mengangguk, segeralah ia masuk kedalam kamar milik Jungkook.
Melihat Seokjin dapat masuk kedalam kamar Jungkook dengan mudahnya, membuat Jimin dan Taehyung saling bertukar pandang. Mereka sudah mencoba berkali-kali untuk masuk kesana namun ditolak, sedangkan Seokjin dengan sekali bujuk bisa langsung mengambil hati laki-laki kelinci itu dengan mudah hingga akhirnya diizinkan untuk masuk. Sungguh tak adil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bangtan Life
FanficAttention! Cerita ini hanyalah cerita ringan yang cocok dibaca disaat waktu luang, cerita ini bukanlah cerita bersambung yang memiliki konflik yang berat. Cerita ini ditulis untuk menghibur para pembaca, thanks buat yang udah mampir. ______________...