Yoongi menyemburkan kembali kopi yang baru saja hendak ia telan, mata sipitnya menatap secangkir kopi dihadapannya dengan penuh selidik, dengan ekspresi mual Yoongi menatap punggung Seokjin dari kejauhan, ada yang tidak beres.
Ia melipat koran yang belum sempat ia baca, lantas berjalan menghampiri sahabatnya satu itu.
Alisnya terangkat sebelah, mendapati Seokjin kini nampak mengiris daun bawang namun dengan posisi pisau terbalik, sebenarnya apa yang tengah terjadi.
"Hei, kau ini kenapa?"
"Hm?" Seokjin hanya menanggapi Yoongi dengan gumaman.
"Kau sakit? Lihat pisaumu, terbalik."
"Oh? Benarkah?" Seokjin lantas membalik pisau sesuai dengan seharusnya, melihatnya Yoongi hanya mampu menghela nafasnya.
"Sungguh, kurasa ada yang tak beres disini."
Seokjin menolehkan kepalanya menatap lelaki yang tumben-tumbennya mau merecoki dirinya sedari tadi, padahal biasanya hanya berdiam diri maupun menatap keadaan disekitarnya tanpa minat.
Seokjin memiringkan kepala, terkekeh pelan melihat ekspresi terkejut yang tercetak jelas di wajah Yoongi. "Kau yang sakit, tumben cerewet."
Sungguh, Yoongi amat terkejut melihat penampilan Seokjin yang jauh dari kata layak. Bukan, bukan karena kotor maupun berubah jelek, hanya saja wajah Seokjin kini nampak pucat dengan kantung mata yang tercetak jelas diwajahnya.
"Kau kurang tidur."
"Berisik! Aku hanya menonton 11 episode drama semalam, jangan berlebihan."
Seokjin melanjutkan kegiatannya dalam memasak, mengabaikan keberadaan Yoongi yang kini menatap sengit kearahnya. "Berlebihan kau bilang?" Yoongi mengambil secangkir kopi yang barusan ia minum, lantas menunjukkannya kepada Seokjin. "Kau pikir kopi dengan campuran lada tak berlebihan? Kau berniat meracuniku, ya?"
Kepala Seokjin berdenyut sakit, tak biasanya Yoongi secerewet ini, menyebalkan.
"Lantas apa? Aku tak sengaja memasukkan lada, bukan bubuk mesiu atau semacamnya."
Yoongi mendengus kemudian berjalan menjauh, entah pergi kemana Seokjin tak peduli, sekarang ia harus menyelesaikan masakannya, sebentar lagi waktunya sarapan.
Semua berjalan lancar, ya meskipun jari Seokjin sempat tersayat pisau akibat mengupas kentang dalam keadaan mengantuk, hanya itu tak lebih.
Setelah menyelesaikan masakannya, Seokjin kini beralih menuju keberadaan mesin cuci, memasukkan baju-baju kotor yang menggunung di sudut ruangan.
Dengan segera ia menyalakan mesin cuci, menambahkan detergen kedalamnya kemudian berjalan menuju ruang tengah. Membersihkan kekacauan yang dilakukan oleh tiga bocah SMA dan juga Hoseok akibat menonton film horror bersama semalam.
Camilan berserakan dimana-mana, bahkan karpet terkena tumpahan susu coklat, sungguh keterlaluan mereka.
Seokjin terus berkutat menyelesaikan pekerjaannya, tak mempedulikan keringat yang membasahi tubuhnya sekaligus rasa kantuk yang menyerang, ia hanya berfokus menyelesaikan pekerjaannya.
Setelah menguras banyak tenaga, akhirnya pekerjaan Seokjin selesai. Ia segera mendudukkan diri di sofa, memejamkan mata sebentar akibat rasa lelah sekaligus kantuk yang menyergap.
Seokjin mulai terlelap, namun sebuah seruan yang tak jauh dari keberadaannya agaknya mampu membuatnya langsung tersentak bangun lantas berlari menuju sumber suara.
Nampak Jungkook kini menatap dirinya dengan sendu, dengan sebuah mangkok kosong ditangannya, bibir Jungkook nampak menukik tajam kebawah entah karena alasan apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bangtan Life
FanfictionAttention! Cerita ini hanyalah cerita ringan yang cocok dibaca disaat waktu luang, cerita ini bukanlah cerita bersambung yang memiliki konflik yang berat. Cerita ini ditulis untuk menghibur para pembaca, thanks buat yang udah mampir. ______________...