potret

215 30 3
                                    

"Kau yakin bisa memancing, hyung?"

Seokjin mengangkat dagu tinggi-tinggi, berdiri di hadapan kedua dongsaengnya dengan tatapan angkuh. "Tenang saja, Kim Seokjin handal dalam segala hal."

"Kecuali berhadapan dengan serangga." timpal Jimin yang langsung dihadiahi tawa jenaka dari Taehyung.

Merasa harga dirinya mulai turun, Seokjin langsung berdeham sok keren, kini ia berjalan menjauh meninggalkan dua remaja yang masih cekikikan di belakangnya. Ia memutuskan untuk pergi menjauh, berusaha tak meladeni dua remaja yang selalu saja menjahilinya.

Ia bergegas berjalan menuju dermaga pinggir danau, mengambil sebuah rompi pelampung yang telah disediakan lantas duduk di sebuah sampan. Meregangkan badan sebentar, Seokjin kini menyalakan mesin kecil di belakang sampan untuk melaju menuju tengah danau.

Jimin dan Taehyung yang sebelumnya tenggelam dalam dunia mereka langsung tersadar setelah mendengar suara mesin sampan yang semakin menjauh. Melihat hal tersebut, Taehyung langsung berlari menuju dermaga berteriak memanggil nama hyung nya berulang kali yang tentu saja tak dapat didengar oleh orang yang dimaksud.

"Semua ini salahmu Jiminie, seharusnya kau tak mengajakku bercanda tadi."

Jimin yang notabenenya baru saja mampu menyusul keberadaan Taehyung dengan nafas ngos-ngosan hanya mampu memutar bola matanya dengan malas, apa-apaan ini? Padahal Taehyung sendiri yang terus-terusan melempar lelucon kepadanya tadi. Dasar egois.

"Sekarang bagaimana? Seokjin hyung meninggalkan kita disini." tanya Taehyung yang langsung duduk bersila tanpa mempedulikan beberapa daun kering yang ia duduki sekarang.

Melihat Taehyung yang mulai merasa kesal, Jimin langsung duduk di samping sahabat karibnya sembari memikirkan ide cemerlang untuk mengalihkan perhatiannya.

"Kau lupa, ya? Tujuanmu ikut Seokjin hyung untuk apa?"

Taehyung mengernyitkan dahi, berusaha menemukan jawaban yang sebenarnya sangat mudah dijawab. Hanya saja Taehyung terlanjur kesal sekarang, sehingga ia terlalu malas untuk berpikir.

"Kau bilang ingin memotret panorama, Tae."

Setelah mengatakan hal barusan, tiba-tiba Taehyung langsung bangkit dari duduknya dan meraba lehernya dengan panik, pasalnya ia lupa menaruh kamera miliknya dimana, padahal ia yakin betul sudah mengalungkan di lehernya sebelum turun dari mobil tadi.

"Jiminie, aku lupa menaruh kamera ku dimana." ujar Taehyung yang mulai panik.

Jimin mendengus kesal, ia kini menunjuk sebuah bangku yang berada tak jauh dari keberadaan mereka berdua. "Kau sendiri yang menaruhnya disana, bisa-bisanya kau lupa, Tae."

Berdecak sebentar, Taehyung langsung berlari mengambil kamera miliknya. Dalam benaknya ia bersyukur, kamera miliknya tidak dicuri oleh seseorang.

Tapi jika dipikir lagi, danau yang tengah ia kunjungi sekarang tergolong sepi. Hanya ada beberapa penduduk sekitar yang melakukan rutinitas masing-masing. Entah berkebun, menjala ikan, bahkan beberapa dari mereka membuat kerajinan tangan dari kulit kerang.

Sungguh suasana yang menenangkan, ia merasa puas mau menuruti Seokjin yang memaksanya untuk ikut kesini.

"Tae, cepat potret diriku yang rupawan ini."

Taehyung hanya mengacungkan jempol sebagai jawaban, meski ucapan Jimin barusan tergolong narsis, Taehyung memilih langsung menurutinya saja, toh mau bagaimanapun Jimin memang benar rupawan, tak heran banyak gadis yang menyukainya di sekolah.

Berjalan mendekat kearah Jimin yang kini mulai merapikan rambutnya yang sedikit berantakan akibat terpaan angin, Taehyung bersiap memotret sahabatnya tersebut.

Bangtan LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang