Seokjin menyusun bunga hias buatannya dengan telaten, bunga yang terbuat dari beberapa sedotan dan juga plastik tersebut berbentuk seperti bunga sakura yang baru saja merekah. Senyum tanda puas terukir di wajahnya, tak sia-sia ia menonton tutorial membuat bunga tersebut dan mencoba membuatnya selama beberapa pekan terakhir sehingga mampu menghasilkan hasil sebaik ini.
Sebenarnya bukan kali pertama Seokjin membuat hal-hal semacam ini, beberapa bulan terakhir Seokjin tengah kecanduan membuat pernak-pernik dan juga hiasan rumah buatan sendiri, istilah kerennya sih DIY.
Gantungan kunci, dreamcatcher, mewarnai gelas berwarna polos, bahkan pintu kamarnya pun tak luput dari kreasi yang dihasilkan oleh tangannya sendiri, sampai-sampai Yoongi dibuat keheranan dengan sifat kurang kerjaan yang dilakukan oleh teman sekamarnya tersebut.
Ayolah, seharusnya Seokjin menggunakan waktu luangnya untuk bersantai, tidur misalnya. Tapi entah karena alasan apa, Seokjin justru membuat hal-hal semacam ini.
Yoongi tau jika cara pandang dan pola pikir orang berbeda-beda, tapi tetap saja ia merasa risih, karena melihat Seokjin yang sibuk membuat ini dan itu, Yoongi jadi ikutan lelah juga. Padahal ia hanya memandangi tanpa minat, namun seolah tenaganya ikut terkuras hanya karena memandangi Seokjin membuat berbagai DIY miliknya.
"Hyung, setelah ini kau akan membuat apa lagi?" Jungkook yang sedari tadi diam memperhatikan kini mulai menanyai Seokjin.
Mengernyitkan dahi sebentar, Seokjin menimang-nimang pertanyaan Jungkook barusan. "Menghias stoples? Entahlah, sepertinya menyenangkan."
Mata Jungkook langsung membulat, tanda jika ia tertarik akan suatu hal. "Aku bantu ya, hyung? Aku bantu, ya?" cecarnya dengan semangat.
Tangan Seokjin tergerak untuk mengusak rambut Jungkook dengan gemas. "Ya, kau boleh bantu."
Jungkook terlonjak kegirangan, jarang-jarang ia melakukan hal semacam ini. Ia sudah kelewat bosan menggambar sketsa, melukis, dan juga bermain game.
Meski nampak kekanakan dan sedikit luar biasa anaknya, terdapat jiwa seni mengalir dalam DNA Jungkook. Bakatnya teramat banyak, entah dalam bidang seni, olahraga, maupun akademik, semua hal seolah telah dikuasai olehnya.
Agak mengherankan memang, karena Jungkook tipikal anak yang malas dalam belajar dan hanya menghabiskan waktu dengan bermain game saja tiap harinya. Jika dilihat-lihat, sepertinya hal tersebut lah yang kerap membuat banyak orang merasa iri.
Anak ini, mungkin saat pembagian otak mendapat bagian otak VIP.
"Hyung, apa tak bisa kita membuat makanan saja? Mungkin membuat puding, dan juga.... Ah iya! Dalgona coffee yang sedang ramai diperbincangkan itu!" Jimin menyahut dengan nada menggebu-gebu.
Seokjin hanya melirik keberadaan Jimin tanpa minat, entah karena alasan apa akhir-akhir ini Seokjin malas memasak. Padahal biasanya, ia lah yang paling antusias jika berurusan dengan memasak terlebih lagi memasak resep baru.
Mungkin saja hubungan Seokjin dengan memasak tengah dalam fase bosan, setiap hubungan pasti ada pasang surutnya, bukan?
"Aku sedang malas memasak, lagipula dalgona coffee itu tak nampak menggiurkan, dan lagi, cara membuatnya hanya membuang banyak waktu dan tenaga." Seokjin menyelesaikan karangan bunga hias miliknya dan beranjak meletakkannya di beberapa sudut apartemen.
Jimin mencebikkan bibir tanda kesal, kini ia kembali berfokus menatap layar televisi yang kini tengah menampilkan beberapa berita selebriti terbaru. "Aku heran dengan Seokjin hyung, bisa-bisanya ia bersikap seperti itu. Kerasukan apa dia?"
![](https://img.wattpad.com/cover/154456537-288-k476281.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bangtan Life
Fiksi PenggemarAttention! Cerita ini hanyalah cerita ringan yang cocok dibaca disaat waktu luang, cerita ini bukanlah cerita bersambung yang memiliki konflik yang berat. Cerita ini ditulis untuk menghibur para pembaca, thanks buat yang udah mampir. ______________...