Disinilah Jungkook sekarang, ia sibuk mencari sebuah 'inspirasi' di teras apartemen.
Ia siap dengan kanvas, pallet cat, dan juga kuas ditangannya. Sesekali ia mencebikkan bibirnya sambil menggaruk kepalanya, tanda ia sedang berpikir sekaligus bingung.
Bagaimana tidak? Jungkook mendapat tugas di sekolahnya untuk melukis abstrak, Jungkook yang notabene nya masih amatir dalam seni lukis dan juga gambar dibuat kelimpungan karenanya.
Apartemen dalam keadaan kosong, hanya ada Namjoon yang 'katanya' sibuk menonton acara mukbang di kamarnya.
Ingin rasanya ia meminta bantuan dari Namjoon, namun ia takut malah menghasilkan lukisan abstrak bertema kehancuran dan kerusakan. Ia tak mau mengambil resiko jika nanti kanvas miliknya rusak di tangan Namjoon, harga kanvas 'kan mahal. Bisa-bisa Jungkook rugi banyak karenanya.
Kemana penghuni lain disaat dibutuhkan seperti ini? Jikalau mereka butuh bantuan saja, Jungkook selalu di barisan terdepan. Kenapa disaat Jungkook butuh bantuan, mereka semua seolah lenyap?
Inikah definisi 'air susu dibalas air kelapa'? Entah, Jungkook tak paham hal semacam itu. Ia hanya paham jika ia ini tampan, hanya itu yang ia tau.
"Seharusnya aku mendapat tugas menggambar iron man saja, jadi aku tidak akan pusing seperti ini."
"Sedang apa kau, Kuk?" tegur Taehyung yang sedang membawa pohon bonsai di tangannya, entah dapat darimana dan untuk apa.
"Seharusnya aku yang bertanya, hyung. Darimana kau?"
"Aku ikut Jin hyung ke restoran tadi, aku dapat banyak makanan gratis, enak-enak pula. Sayang kau tak ikut."
Jungkook mendengus kesal mendengarnya, disaat ia pusing untuk mengerjakan tugas, Taehyung justru mendapat makanan gratis. Tidak adil!
"Dan untuk apa pohon bonsai itu, hyung?" tanya Jungkook kembali.
Taehyung menatap pohon bonsai ditangannya. "Ini aku dapat di pinggir jalan tadi, entah milik siapa. Kupikir ini tidak diperlukan lagi, jadi kubawa pulang."
Jungkook menatap Taehyung dengan gurat tak percaya di wajahnya. "Hyung! Pohon bonsai mahal! Mana mungkin tidak diperlukan lagi? Bisa-bisa kau dilaporkan ke polisi jika begini caranya!"
Taehyung mengendikkan bahunya dengan cuek, mengabaikan ucapan Jungkook barusan dan memilih untuk meletakkan pohon bonsai tadi di dekat ayunan milik Jungkook. Jungkook hanya menatap Taaehyung dari kejauhan, bingung dengan tingkah hyung-nya satu itu.
Setelah meletakkan pohon bonsai tadi, Taehyung langsung kembali menghampiri Jungkook dan duduk disampingnya.
Tatapan Taehyung terpaku pada kanvas di tangan Jungkook, ia menatapnya sambil mengerutkan dahi. "Apa yang kau lukis?"
Jungkook menolehkan kepalanya ke arah Taehyung dan menghembuskan nafasnya dengan gusar. "Aku tidak tau, aku mendapat tugas menggambar abstrak dan aku tak tau bagaimana cara menggambarnya''
"Mudah saja, kumpulkan kanvas mu ini."
"Kanvas ini masih kosong, hyung."
"Bilang saja lukisan ini bertema; 'lukisan tak terlihat', kurasa itu ide bagus."
Usulan macam apa itu? Ide Taehyung sangat tidak membantu, haruskah Jungkook menggadaikan Taehyung sekarang juga? Sepertinya tidak buruk untuk di coba.
Jungkook hanya bergumam menanggapi saran Taehyung, kemudian ia kembali melihat pemandangan sekeliling, ia harap dapat mendapat sebuah objek yang tepat untuk lukisan nya nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bangtan Life
FanfictionAttention! Cerita ini hanyalah cerita ringan yang cocok dibaca disaat waktu luang, cerita ini bukanlah cerita bersambung yang memiliki konflik yang berat. Cerita ini ditulis untuk menghibur para pembaca, thanks buat yang udah mampir. ______________...