Jungkook sibuk melipat kertas warna-warni di kamarnya, duduk bersila di karpet kamarnya dengan raut wajah serius membuat Jungkook nampak menggemaskan, terlebih lagi berkali-kali ia mengerucutkan bibirnya tatkala mengalami kesulitan dalam melipat kertas agar menjadi bentuk sempurna.
Alunan musik pop, disetel Jungkook dalam volume rendah, guna menemani dirinya dalam keheningan.
Langit mendung dan apartemen sepi, setiap penghuni melakukan kegiatan mereka masing-masing. Baru kali ini Jungkook merasakan ketenangan di apartemen, sama persis tatkala ia baru pindah kemari.
Kala itu, Jungkook amat tertutup dan pemalu, ia tak pandai dalam beradaptasi di tempat baru dan berinteraksi dengan orang baru. Saking pemalunya Jungkook kala itu, sampai-sampai ia menunggu seluruh penghuni apartemen tidur atau keluar apartemen baru ia berani untuk pergi mandi.
Kesan Jungkook kala pertama kali bertemu keenam hyung-nya tentu saja berbeda-beda, namun satu hyung yang mampu menarik perhatiannya adalah Namjoon.
Bisa dibilang, Jungkook adalah fans nomor satu seorang Kim Namjoon.
Kim Namjoon amat mengagumkan bagi Jungkook. Tubuh tinggi nan tegap, otak cerdas, berwibawa, dan juga pesona nya mampu membuat Jungkook terpana melihatnya. Ia merasa beruntung dapat mengenal Namjoon, jauh di lubuk hatinya, ia ingin berwibawa dan cerdas seperti hyung nya satu itu.
Namun sayang, Namjoon memiliki kekuatan supranatural berupa merusak setiap barang yang ia sentuh. Sampai-sampai mainan iron man kesayangan milik Jungkook dirusak oleh Namjoon, kesal Jungkook dibuatnya.
Berkebalikan dengan Namjoon, Jungkook masih ingat, tatkala Taehyung yang tiba-tiba merangkul dirinya kala itu. Sampai-sampai Jungkook menjatuhkan semangkuk ramyun yang baru ia masak, tubuh Jungkook agak bergetar karena mendapat perlakuan semacam itu oleh orang yang baru ia kenal.
Melihat hal itu, Taehyung justru tersenyum garing, dengan polosnya ia mengambil mangkuk lain, dan mengutip ramyun buatan Jungkook. Kemudian memberikannya kembali pada Jungkook, tentu saja sang empu hanya mampu menatap heran Taehyung. Ayolah, ramyun buatannya sudah tercemar karena jatuh, tak mungkin jika ia harus memakannya.
Sedangkan Taehyung yang melihatnya langsung berceletuk, 'Belum lima menit, kau masih bisa memakannya, sayang kalau dibuang.'
Konyol.
Mengingatnya membuat Jungkook terkekeh pelan.
Beralih pada Hoseok, bisa dibilang Jungkook menganggap Hoseok sebagai ibu kedua. Dikarenakan, Hoseok amatlah perhatian pada Jungkook, bahkan ia pernah kelabakan tatkala tangan Jungkook tersayat pisau. Hanya luka kecil, namun Hoseok membungkusnya sampai berlapis-lapis.
Tak apa bagi Jungkook, setidaknya ia tahu jika Hoseok peduli padanya.
Namun dibalik sikap welas asih Hoseok, terdapat sifat absurd pada dirinya. Hoseok penakut, banyak hal yang dapat membuatnya takut, bahkan ia juga takut ditinggal pas lagi sayang-sayangnya.
Kasian kau Hoseokie hyung~
"Apa yang sedang kau buat, Jeon?"
Jungkook menoleh dan mendapati Jimin tengah bersandar di pintu kamarnya sambil bersedekap, Jungkook menatap Jimin sebentar kemudian kembali sibuk melipat kertas dihadapannya.
"Ogirami, hyung."
Mendengarnya membuat Jimin menahan tawanya. "Origami maksudmu?"
"Sama saja, kan?"
Jimin hanya mampu menggeleng pelan, memaklumi segala perkataan polos Jungkook barusan.
Park Jimin, laki-laki berhati malaikat yang Jungkook kenal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bangtan Life
Fiksi PenggemarAttention! Cerita ini hanyalah cerita ringan yang cocok dibaca disaat waktu luang, cerita ini bukanlah cerita bersambung yang memiliki konflik yang berat. Cerita ini ditulis untuk menghibur para pembaca, thanks buat yang udah mampir. ______________...