duo keributan

228 31 4
                                    

"Hyung?"

"Hm?" Pria dengan bahu lebarnya tersebut hanya berdeham sebagai jawaban, fokusnya kini tertuju sepenuhnya pada panci berisi mi instan yang sebentar lagi siap disantap.

"Aku sedikit takut."

Seokjin tersenyum geli mendengarnya, ia tau betul jika remaja bergigi kelinci tersebut sedikit resah melihat kilatan petir yang terus saja menyambar dari luar jendela. Meski sudah menginjak usia remaja, tingkah laku nya sama persis dengan tingkah para anak kecil kebanyakan.

"Lantas? Apakah aku harus memelukmu agar tidak ketakutan, Jeon?" tawar Seokjin dengan sarkastik, yang tentu saja langsung dijawab dengan gelengan Jungkook yang mulai panik.

''Aku hanya khawatir jika petir itu menyambar kabel apartemen, bisa-bisa terbakar nanti."

"Aish kau ini hanya paranoid, biasanya jika ada penghuni yang lain nyali mu tidak menciut seperti ini." sindir Seokjin yang kini mulai memindahkan mi ke dalam mangkok berukuran sedang.

Jungkook hanya mengamati tanpa berniat membantu, ia justru duduk di sebuah kursi tinggi yang berjarak beberapa langkah dari lokasi Seokjin berada. Kaki panjangnya ia biarkan menggantung beberapa senti dari permukaan lantai, ia sengaja melakukannya agar bisa mengayunkan kakinya kesana kemari guna menambah sedikit kegiatan.

Mata bulatnya sesekali memejam tatkala melihat sambaran kilat yang tiba-tiba muncul, sebenarnya sedari tadi ia berusaha menahan agar tangannya tidak tergerak untuk menutup kedua telinganya, tentu saja untuk menghindari suara gemuruh petir yang bisa mengejutkannya sewaktu-waktu.

Biasanya disaat hujan lebat seperti ini, ia bermain monopoli dengan Jimin dan juga Taehyung, namun kali ini berbeda, dua sahabat karibnya tersebut tengah ada acara rekreasi yang diadakan sekolah tiap tahunnya, tentu saja rekreasi ini dikhususkan untuk satu angkatan saja. Jungkook yang notabene nya lebih muda dari dua sahabatnya tersebut terpaksa tinggal di rumah.

"Kau mau tambahan keju, Jeon?"

Jungkook mengangguk kecil. "Sedikit saja, hyung."

Seokjin mengangguk paham. "Kau tunggu saja di ruang tengah, aku akan membawa nya–"

"Aku menunggumu disini saja, hyung." serobot Jungkook yang langsung dihadiahi tawa remeh dari Seokjin.

Setelah menunggu selama beberapa saat, akhirnya Seokjin menyelesaikan masakannya, ia lantas berjalan membawa dua mangkok sekaligus mi instan buatannya ke ruang tengah tanpa meminta bantuan Jungkook untuk membawanya. Lagipula Jungkook juga malas untuk melakukannya sih.

"Besok aku ada pekerjaan di Jeonju, mungkin akan menginap, jika perlu apa-apa bilang pada orang yang ada di apartemen."

"Memangnya besok Namjoon hyung sudah pulang dari asrama?" Seokjin mengendikkan bahu, tanda tak tahu. "Hoseok hyung?" lagi-lagi Seokjin mengendikkan bahunya, membuat Jungkook mendesah kecewa karenanya.

Jika situasi sudah seperti ini, tidak menutup kemungkinan Jungkook harus berdiam diri di apartemen sendirian. Tidak masalah sebenarnya, hanya saja urusan makanan akan sedikit terganggu nantinya, siapa yang akan memasak untuknya nanti?

Sebenarnya Jungkook tidak terlalu payah dalam hal memasak, berbekal panduan dari video yang ia dapat di internet, Jungkook bisa meniru nya dengan mudah. Namun kadang kala ia terlalu malas untuk memasak akibat kurang bisa membedakan jenis rempah, seperti gula, garam, merica, maupun hal yang lainnya.

Hal semacam ini terlalu menyusahkan baginya.

"Kuk, ponsel mu berdering sedari tadi, kenapa malah melamun?"

Bangtan LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang