Namjoon membawa tumpukan baju kotor miliknya dengan susah payah, hampir sebulan ini ia tak mencuci pakaiannya sendiri karena kesibukannya di universitas.
Setelah mesin cuci sudah berada dihadapannya, Namjoon segera memasukkan semua baju miliknya kedalamnya.
Ia segera memasukkan detergen cair kedalam mesin cuci dalam jumlah banyak agar pakaiannya bersih. Tak tanggung-tanggung, ia memasukkan setengah botol detergen cair sekaligus.
Setelah itu ia menutup mesin cuci menggunakan kakinya karena tangannya tengah memegang botol detergen dan sebelahnya lagi memegang keranjang tempat pakaian kotor yang kini sudah kosong.
Brak!
Namjoon menutup pintu mesin cuci dengan keras. Setelah itu, ia segera menyalakannya dan meninggalkannya begitu saja menuju teras depan.
Di teras depan, nampak Seokjin, Yoongi, dan Hoseok tengah meminum teh dan bertukar cerita satu sama lain.
Nampaknya, mereka memanfaatkan hal ini karena para maknae yang berisik tengah menjalani kegiatan ekskul di sekolah. Masa semacam ini harus digunakan sebaik mungkin, karena menikmati waktu luang tanpa suara berisik mereka bertiga rasanya adalah sebuah hal langka.
Namjoon segera duduk didekat Yoongi yang tengah menyesap teh miliknya, namun tanpa sengaja ia menyenggol teko teh hingga tumpah.
Dan parahnya lagi, teh panas tersebut tumpah mengenai celana Yoongi.
"Syaland!" umpat Yoongi dengan kesal.
Sedangkan Namjoon hanya meringis menatap Yoongi yang kini tengah menatap dirinya dengan tajam.
"Huft, akhirnya apartemen ini bisa tenang." ucap Namjoon untuk mengalihkan perhatian.
"Benar, setidaknya hanya untuk beberapa jam kedepan." tambah Hoseok.
Setelah itu keadaan berubah menjadi hening, tak ada yang membuka pembicaraan diantara mereka. Tak lama kemudian terdengar sesuatu yang tengah tergoncang atau lebih tepatnya bergemuruh, menghasilkan suara yang terdengar jelas ditelinga mereka masing-masing.
"Kau dengar itu?" tanya Seokjin dengan was-was.
"Ya, aku mendengarnya hyung." timpal Hoseok.
"Aku akan mengeceknya." ucap Namjoon dengan tenang.
Namjoon segera berjalan menuju sumber suara, saat ia masuk kedalam apartemen, suara itu terdengar semakin jelas di telinganya. Ia menjadi semakin was-was, khawatir jika apartemen dimasuki oleh binatang buas atau lebih parahnya pencuri.
Nampaknya, sumber suara berasal dari sekitaran kamar mandi, tanpa pikir panjang, Namjoon segera berjalan kesana. Berbekal tongkat baseball di genggaman, Namjoon menyiapkan kuda-kuda untuk menyerang.
Namun Namjoon dibuat terperangah tatkala melihat hal yang ada dihadapannya saat ini. Mesin cuci yang bergoncang keras dengan banyak busa yang keluar dari dalamnya.
Karena dilanda rasa panik, Namjoon segera berlari menuju teras.
"Hyung! Mesin cuci nya!" teriak Namjoon pada Seokjin.
"Aku tahu ini akan terjadi." timpal Yoongi dengan enteng.
Mendengar perkataan Namjoon, Seokjin segera berlari menuju tempat mesin cuci berada. Ia memekik melihat keadaan mesin cuci satu-satunya sudah dalam keadaan luluh lantah.
Nampaknya, ia harus menarik uang pada setiap penghuni apartemen, terutama Namjoon untuk memperbaiki mesin cuci yang telah rusak.
"Namjoon?"
"I-iya, hyung?"
"Kau tidak dapat jatah makan malam hari ini." ucap Seokjin yang tak mampu diganggu gugat.
Namjoon hanya pasrah mendengar penuturan hyung nya tersebut, lagipula ini memang salahnya sendiri yang terlalu banyak memasukkan detergen kedalam mesin cuci.
"Oh, dan jangan lupa! Bereskan semua kekacauan ini!" titah Seokjin sebelum akhirnya berlalu dari hadapan Namjoon.
Seokjin berjalan menuju teras dengan kepala pening, bagaimana tidak? Ia harus mengeluarkan uang lebih bulan ini karena kecerobohan salah satu penghuni apartemen ini. Kenapa ia bisa lupa jika Namjoon sangat ceroboh anaknya? Ia menyesal tidak mengawasi Namjoon yang hendak mencuci pakaiannya tadi.
"Ada apa, hyung?" tanya Hoseok setelah Seokjin duduk disebelahnya.
"Nampaknya, kalian harus mengeluarkan uang untuk biaya memperbaiki mesin cuci."
"Hah? Memangnya ada apa, hyung?"
"Sudah pasti mesin cuci nya rusak." sahut Yoongi yang sedari tadi hanya diam. "Ini salah Namjoon, seharusnya ia yang membayarnya sendiri." lanjut Yoongi dengan kesal.
"Kau tega melihat Namjoon mengeluarkan uang seorang diri? Anak itu masih kuliah, bahkan ia masih meminta uang kepada orangtuanya."
"Semasa aku remaja, aku sudah memiliki uang hasil keringatku sendiri.'' elak Yoongi.
"Itu karena kau membuat lagu sejak remaja, Yoon." jawab Seokjin dengan kesal.
"Sudahlah, hyung." ucap Yoongi mengangkat kedua tangannya, dan berlalu dari hadapan Seokjin dan juga Hoseok.
"Hyung, apakah kau akan meminta uang padaku juga" tanya Hoseok dengan cemas.
"Tentu saja."
"Hyung, aku tak punya uang. Uangku sudah habis untuk keperluan kuliah."
Seokjin menatap Hoseok dengan nyalang, ia sadar betul dengan kebohongan yang diucapkan oleh Hoseok barusan. "Halah! Kau berbohong, kau membeli album terbaru Sistar, kan?"
Hoseok mendelik kecil sebelum akhirnya memilih tertawa kikuk. "Hehehe, iya hyung."
Seokjin hanya mencibir karenanya, tak lama setelahnya terdengar benda jatuh dari dalam apartemen.
"Ada apa lagi, ini?" monolog Seokjin dengan frustasi.
Ia segera masuk kedalam apartemen dan meninggalkan Hoseok yang mendesah kecewa karena uangnya akan berkurang untuk memperbaiki mesin cuci.
Teriakan Seokjin langsung terdengar setelah ia masuk ke dalam apartemen, ternyata mesin cuci kini sudah ambruk dihadapan Namjoon.
"Ma-maaf, hyung! A-aku t-tidak sengaja!" ucap Namjoon dengan panik.
Jika diumpamakan, dari kedua telinga laki-laki tampan tersebut seperti mengeluarkan asap saking marahnya ia saat ini.
"A-aku bersungguh-sungguh! Aku, ti-"
Ucapan Namjoon terhenti tatkala melihat Seokjin mengangkat sebelah tangannya agar Namjoon berhenti berbicara.
Ia menengok keadaan mesin cuci yang kini dalam keadaan mengenaskan, nampaknya mesin cuci sudah rusak total dan tidak bisa diperbaiki.
"Namjoon, sebelumnya aku ingin mengasihanimu." ucap Seokjin sambil mengitari tubuh Namjoon, sampai-sampai membuat Namjoon bergidik ngeri karenanya. "Dan mungkin, sebaiknya aku tidak mengasihanimu. Kau harus membeli mesin cuci yang baru." lanjut Seokjin dengan nada dingin.
''Ta-tapi hyung-"
Belum selesai Namjoon berbicara, Seokjin sudah berlalu dari hadapannya.
Namjoon mengusak rambutnya dengan frustasi, rasanya tak mungkin jika ia mampu membeli mesin cuci yang baru. Jika diperkirakan, harga sebuah mesin cuci mungkin sama dengan jumlah 8 bulan uang jajannya.
"Aakkkhhh!!!" teriak Namjoon sembari menendang tembok dengan kesal.
Dan hebatnya lagi, tembok yang ia tendang langsung retak dan menyebabkan terdapat retakan lebar yang terpampang jelas disana.
"Hyung! Apa yang telah terjadi?!" pekik Taehyung dari arah pintu depan, disusul oleh Jimin dan juga Jungkook.
"Ia baru saja merusak-Apa yang kau lakukan pada tembok itu, Namjoon?!" pekik Seokjin yang tiba-tiba sudah berdiri dihadapannya.
Nampaknya, setelah kejadian ini. Namjoon tidak bisa jajan selama setahun.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Bangtan Life
FanficAttention! Cerita ini hanyalah cerita ringan yang cocok dibaca disaat waktu luang, cerita ini bukanlah cerita bersambung yang memiliki konflik yang berat. Cerita ini ditulis untuk menghibur para pembaca, thanks buat yang udah mampir. ______________...