Laki-laki bergigi kelinci itu berjalan dengan riang menuju apartemen miliknya, senyum diwajahnya tak kunjung luntur.
Ia berjalan sendirian, biasanya ia akan berjalan beriringan dengan Jimin dan juga Taehyung, hanya saja ia pulang sekolah hari ini lebih awal, dikarenakan semua guru tengah sibuk mengurus kelas senior.
Tak heran, senyum Jungkook tak kunjung luntur. Anak mana yang tidak senang jika pulang sekolah lebih awal?
Jungkook menyusuri trotoar dengan headset yang bertengger ditelinganya, sampai dipekarangan apartemen, ia segera bergegas menuju kamarnya.
Nampak Yoongi tertidur pulas di sofa, Jungkook meliriknya sebentar dan segera masuk kedalam kamarnya.
Sampai dikamarnya, Jungkook segera menyalakan laptop miliknya dan memainkan game online miliknya. Bahkan ia tak mengganti seragamnya terlebih dahulu, ia langsung memasang headphone miliknya dan mulai memainkan game online miliknya.
"Mengapa sulit sekali?" gumam Jungkook.
Ia memainkan game dengan serius, sesekali mengambil cemilan dilaci meja miliknya. Jungkook sudah mempersiapkan segala hal ini semenjak dulu, dikarenakan jika sudah berhubungan dengan game, ia bisa lupa waktu bahkan tak mau diganggu.
Jungkook pernah mengamuk dan tak mau berbicara dengan Jimin selama seminggu, dikarenakan Jimin memaksanya untuk makan. Bukan tanpa alasan, Jungkook melewatkan sarapan, makan siang, dan juga makan malam setiap hari minggu.
Sudah bukan aib lagi, setiap penghuni apartemen tak ingin mengganggu Jungkook bermain game, dikarenakan menjadi pemain game adalah impian Jungkook.
Mungkin, dengan memaklumi kesukaan Jungkook terhadap game, impian Jungkook akan terwujud.
Jungkook memainkan game nya selama berjam-jam, bahkan ia melewatkan makan siang (lagi).
Ia tak mempedulikan lehernya yang pegal, maupun matanya yang agak perih karena terlalu lama bermain game. Yang ia inginkan sekarang adalah memenangkan game, dan mengalahkan pemain lain dari luar negeri.
Jam menunjukkan pukul 4 sore, berarti sudah 6 jam Jungkook memainkan game miliknya.
Bahkan, ia tak menyadari para penghuni apartemen yang bergantian mengintip kegiatannya dari pintu kamar.
Mulai dari Jin, Hoseok, Taehyung, bahkan Yoongi juga terpaksa mengintipnya karena paksaan Jin.
"Sebentar lagi!" ujar Jungkook dengan semangat tatkala ia hampir menyelesaikan game miliknya.
Tiba-tiba kepala Jungkook terasa pening, Jungkook sudah terbiasa akan hal itu. Hanya saja, kepala Jungkook lebih pening dari biasanya.
Dengan terpaksa, ia menghentikan game miliknya. Tak peduli dengan game nya yang hampir tuntas.
Ia berdiri dan terududuk dipinggir ranjang miliknya akibat pandangannya yang berputar, sampai-sampai ia merasa mual akibat perutnya terasa seperti dicampur aduk.
Jungkook menghempaskan tubuhnya diatas ranjang, dengan tangan yang memijat pelipisnya guna mengurangi rasa pusing yang melanda.
"Eomma...." lirih Jungkook. ''Kenapa dengan kepalaku?"
Jungkook terkapar datas ranjangnya, ia merasa sangat pusing, bahkan pandangnnya mulai kabur.
"Jungkook!!!"
Dewi fortuna nampaknya tengah berpihak kepada Jungkook, Teriakan nyaring Jimin memekakkan telinga Jungkook.
"Aish! Sudah kubilang jangan terlalu lama bermain game!" omel Jimin.
Tanpa persetujuan, Jimin langsung menggendong Jungkook dipunggungnya. Ia menggendong Jungkook menuju lantai bawah, nampak Jin melotot kearah Jungkook.
Sedangkan Jungkook? Ia sudah terdiam tanpa ada ucapan yang keluar dari bibirnya, kepalanya terlalu pening, bahkan untuk mengangkat kepalanya saja terlalu berat baginya.
Jin langsung memukul bokong Jungkook dengan keras, menyalurkan rasa kesalnya kepada Jungkook yang sangat bandel.
"Jika begini, siapa yang repot?!" omel Jin.
"Sudahlah, hyung. Lebih baik kita segera mengobati Jungkook." usul Jimin.
Jin langsung mengambil jaket miliknya, tak lupa menenteng jaket milik Jungkook dan memakaikannya begitu saja.
Taehyung, Namjoon, dan Hoseok yang baru saja masuk, langsung histeris dan bertanya panjang lebar melihat keadaan Jungkook saat ini.
Taehyung langsung mengecek wajah pucat Jungkook, ia tertegun. Namun, Jimin langsung menggendongnya menuju mobil milik Jin.
Mobil Jin berjalan menjauh, meninggalkan ketiga orang yang masih terdiam. Melihat Jungkook yang nampak pucat dan lemas, membuat mereka menghela nafas.
"Hal yang kutakutkan akhirnya terjadi." ujar Hoseok.
"Game? Ia terlalu menyayanginya yaampun." ujar Taehyung sembari memijat pangkal hidungnya.
"Kita buang saja laptop miliknya." timpal Namjoon.
"Jangan! Menjadi gamers adalah impian Jungkook!" sergah Taehyung.
"Ia bermain tak kenal waktu, Tae."
Taehyung terdiam, ia memilih duduk disofa. Mengambil setoples cemilan dimeja, dan memakannya dengan kesal.
"Kita buat jadwal untuknya." ujar Yoongi yang tiba-tiba muncul.
"Apa itu?"
"Kita berikan ia jadwal, berapa jam ia boleh memainkan laptop miliknya."
"Kalau ia tak mau?"
"Kubanting saja laptopnya."
"Waduh!"
"Kupikir ini akan berhasil, kalau ia masih tak mendengarkan, akan kulaporkan pada ayahnya.'' tambah Yoongi.
Hoseok dan Namjoon menganggukkan kepalanya, sedangkan Taehyung hanya mendengarkan tanpa berniat menimpali ucapan Yoongi barusan.
"Dan untuk Taehyung, kau harus sering-sering mengajak Jungkook hang out." pinta Yoongi.
Taehyung menganggukkan kepalanya dengan pasrah, lagipula ini demi kebaikan Jungkook, sang kelinci kecil kesayangannya.
***
Kuki:'(
Kagak ada lucunya sama sekali chapter satu ini, tapi kalo dipikir-pikir semua chapter kagak ada lucunya sih😥😥
Vomment please😥😔

KAMU SEDANG MEMBACA
Bangtan Life
FanfictionAttention! Cerita ini hanyalah cerita ringan yang cocok dibaca disaat waktu luang, cerita ini bukanlah cerita bersambung yang memiliki konflik yang berat. Cerita ini ditulis untuk menghibur para pembaca, thanks buat yang udah mampir. ______________...