Ini bukan lanjutan Bangtan Life, aku cuma pengen buat imagine ini. Gak tau bagus apa nggak, semoga suka. Entar aku update Bangtan Life lagi, ini cuma selingan kok:)
Lets read!
_______________________________________
Aku memandang keluar jendela kelasku, nampak langit sangat cerah hari ini. Warna biru membentang luas dilangit.
Cerahnya cuaca hari ini berbanding terbalik dengan perasaanku sekarang, entah apa yang salah denganku, tiba-tiba semua teman sekelas ku menjauhiku, tanpa penyebab yang jelas.
Yang bisa kulakukan sekarang hanyalah tersenyum kecut memandangi mereka, sedangkan mereka melempar tatapan sinis padaku.
Tak terasa, bel pulang sekolah berbunyi dengan nyaringnya. Aku segera mengemasi barang-barang milikku dan bergegas pulang.
Baru saja aku ingin melangkahkan kakiku, langkahku dihentikan oleh sekumpulan gadis dikelasku.
Kupikir mereka akan mengajakku pulang bersama, namun ternyata pemikiran ku salah, sangat salah.
"Hai gadis sialan."
Ucap salah satu dari mereka dengan senyum meremehkan yang ditujukan padaku.
Aku mengangkat sebelah alisku karena bingung, pasalnya aku merasa tak pernah melakukan kesalahan pada mereka.
"Apa salahku pada kalian?" tanyaku berusaha meluruskan masalah yang sebenarnya tak kuketahui apa itu.
"Hahaha, kau masih bisa bertanya? Baiklah biar kujelaskan, Bitch!" ujarnya sembari mendorong bahuku, sehingga aku terhuyung dan jatuh terduduk.
''Kau sudah merebut kekasihku! Apa kau masih belum mengerti?!" tanyanya dengan kilatan amarah di matanya.
Sedangkan gadis lain hanya cekikikan dan memandang remeh kearahku, tentu saja aku hanya diam, karena aku merasa tak pernah merebut kekasih orang lain.
"Sudah sadar?! Kau merebut Kim Namjoon dariku!"
Sontak, aku membulatkan kedua bola mataku. Kurasa, ia telah salah paham padaku. Aku tak memiliki hubungan khusus dengan seniorku satu itu.
"Aku tak merebutnya darimu, kau.."
Sebelum aku menyelesaikan perkataanku, aku merasakan tamparan keras di pipi kananku.
Langsung saja air mataku mengalir dengan keras, bahkan aku merasakan darah mengalir disudut bibirku.
"Hah?! Kau pikir aku percaya?! Bahkan aku melihatmu berjalan dengannya di taman kemarin sore! Lalu kau bilang tak memiliki hubungan dengannya?!" ucapnya dengan lantang.
Benar apa yang dikatakannya barusan, aku memang berjalan dengan Namjoon ditaman kemarin sore.
Namun, aku tak sengaja bertemu dengannya disana. Kami hanya bercakap ringan tanpa melakukan apapun. Lagipula, rumah kami memang berdekatan.
"Hentikan air mata buayamu! Kau pikir dengan melihatmu menangis, bisa membuatku mengasihimu?!"
Tangannya sudah terangkat untuk menamparku lagi, aku tak mampu menutup mataku, hanya untuk sekedar menghindari tatapan membunuhnya.
Belum sempat aku merasakan tamparannya lagi, dapat kulihat tangan seseorang memegang pergelangan tangannya dengan kuat. Sampai dapat kulihat, buku-buku tangannya memucat.
"Kurasa aku harus ikut campur sekarang." ujar sang pelaku yang tak lain adalah Min Yoongi, salah satu seniorku disekolah.
Sebagian gadis yang sebelumnya hanya menonton, langsung membubarkan diri. Dan sekarang hanya tinggal diriku, Yoongi, dan juga teman sekelas yang sudah menamparku tadi.
"Mengapa kau menamparnya?" tanya Yoongi dengan datar.
"Dia-dia sudah merebut Kim Namjoon dariku!" jawab gadis itu.
"Benarkah? Kurasa Namjoon tak memiliki kekasih."
Mendengar jawaban Yoongi barusan, gadis itu langsung terdiam dan menunduk.
''Sekarang, kuminta kau minta maaf padanya." titah Yoongi dengan nada datarnya.
"Tidak akan! Memangnya kau siapa? Berani-beraninya kau memintaku meminta maaf pada gadis sialan itu!"
"Kuminta, minta maaf padanya sekarang!" bentak Yoongi yang sudah kehabisan rasa sabar.
Karena terpaksa, gadis itu mulai berjalan mendekatiku yang masih terduduk karena didorong olehnya tadi, ia mulai mengulurkan tangannya tanpa menatap kearahku.
''Aku minta maaf." ujarnya dengan setengah hati.
Ragu-ragu aku menerima uluran tangannya, baru saja aku menerima uluran tangannya, ia langsung melepasnya.
Setelah itu, ia beranjak keluar dari kelas. Namun, baru saja ia akan melangkah keluar, Yoongi langsung memintanya untuk berhenti.
"Tunggu!" ujarnya sembari membantuku berdiri, ia menarik tanganku untuk berdiri.
"Mulai sekarang, jika kau mengganggunya. Kau akan berurusan denganku, karena (y/n) adalah kekasihku." ujarnya sembari merangkul bahuku.
Seolah tak peduli, gadis itu langsung berlalu dengan wajah memerah menahan rasa marah dan malu yang menghampirinya.
Sedangkan aku, masih terpaku mendengar penuturan Yoongi barusan. Bahkan untuk memandangnya saja, aku tak bisa.
Yoongi mulai melepas rangkulannya padaku, dan memandangku, lebih tepatnya kearah ujung bibirku yang berdarah.
"Masih sakit?"
Aku menggeleng dengan kepala yang masih menunduk.
"Te-terimakasih sudah menolongku." cicitku pelan.
Bukannya menjawab maupun mengangguk, ia malah tersenyum manis, sangat manis padaku. Dan mengusak rambutku dengan gemas.
"Tidak usah berterimakasih, itu sudah tugasku untuk melindungi orang yang berharga di hidupku."
Mendengarnya, ada gelenyar aneh dihatiku. Bahkan, aku yakin jika wajahku sudah memerah sekarang.
"Hei, jangan terus menunduk." ujarnya sembari mengangkat daguku.
Sekarang, dapat kulihat dengan jelas mata sipit miliknya, yang sekarang semakin sipit karena tengah tersenyum.
"Aku tidak akan memaksamu menjadi kekasihku, namun jika kau tak kunjung menerima ku, maka kau akan kupaksa menjadi kekasihku." ujarnya setengah bercanda.
Aku hanya tersenyum kikuk, sedangkan ia terus memandangku. Membuat diriku salah tingkah dan langsung mengalihkan pandanganku.
"Hei, sudah tau jawabannya?" tanyanya padaku.
"Jawaban apa?" aku menoleh kearahnya.
"Kau menerima ku?"
"Tidak." jawabku sambil mengangguk.
Ia langsung tertawa melihat tingkahku, dimana ucapanku tak sesuai dengan sikapku.
"Kuanggap 'iya' adalah jawabanmu."
End
Krik..krik..
Aneh, ya? Namanya juga cuman iseng, maklumin..:')

KAMU SEDANG MEMBACA
Bangtan Life
FanfictionAttention! Cerita ini hanyalah cerita ringan yang cocok dibaca disaat waktu luang, cerita ini bukanlah cerita bersambung yang memiliki konflik yang berat. Cerita ini ditulis untuk menghibur para pembaca, thanks buat yang udah mampir. ______________...