apa?

346 46 7
                                    

Taehyung memegangi pelipisnya yang kini berdenyut sakit, ia meringis kesakitan dengan mata terpejam rapat. Wajahnya sedikit pucat, seluruh tubuhnya terasa dingin, padahal dari kaca jendela dapat ia lihat matahari bersinar amat terik.

Tiba-tiba perutnya bergemuruh, berusaha mengabaikan rasa pening yang menghampiri, Taehyung segera berlari menuju kamar mandi. Ia mengeluarkan isi perutnya, baiklah penderitaannya semakin terasa saja.

Disaat semacam ini ia mengharapkan kedatangan Seokjin maupun Hoseok, kalaupun tak ada mereka berdua, siapapun itu tak apa, asalkan ia mendapat bantuan.

Tubuh Taehyung sudah terlampau lemas, kakinya sudah tak mampu menyokong tubuhnya sendiri, kini ia duduk menyender di bak mandi dengan kepala menunduk.

Keringat dingin mengalir di pelipisnya, mati-matian ia menahan rasa sakit yang mulai menjalar di seluruh tubuhnya. Kepalanya semakin pening, dan ia sudah tak mampu menahannya lagi. Ayolah, Taehyung tak pernah pingsan sebelumnya, ia semakin tersiksa saja.

Matanya melirik ke arah pintu, ia menatap pintu kamar mandi yang kini terbuka lebar. Lantas matanya kini menjelajah ke luar, tak ada siapapun yang melintas. Kemana semua orang pergi?

"Siapapun... Muncul lah..." ucapnya dengan nada lirih.

Memori Taehyung berputar pada kejadian semalam, Hoseok pulang dengan tangan yang menenteng sesuatu yang nampak asing di matanya.

Seluruh penghuni apartemen yang sebelumnya sibuk menyimak berita, langsung mengalihkan perhatian mereka ke arah Hoseok yang kini tersenyum lebar entah karena alasan apa.

Jungkook yang pertama kali bereaksi. "Landak ya, hyung? Kenapa diam saja? Kau membunuhnya?"

Hoseok terpingkal mendengarnya, ia langsung menaruhnya tepat di hadapan seluruh penghuni apartemen, Jimin yang sebelumnya anteng duduk memangku se toples kuaci langsung beringsut menjauh. "Kau kentut, Tae?" tuduhnya ke arah Taehyung yang tentu saja langsung berseloroh tak terima karenanya.

"Jangan menuduh ku! Memang biasanya aku yang kentut sembarangan, tapi kali ini bukan aku!" elaknya.

Jimin menutup hidungnya rapat-rapat, mencium aroma asing yang terasa menusuk hidungnya. Jungkook yang sebelumnya tak merasa terusik langsung ikutan menutup hidungnya, benar kata Jimin, aroma busuk ini semakin mengganggu saja.

"Hyung, apa benar itu landak yang mati? Baunya sudah busuk seperti ini, kenapa kau bawa pulang?"

Empat orang yang berada di sekitar tiga bocah SMA itu masih saja tutup mulut, hanya saja hal itu tak berlangsung lama akibat Seokjin dan Hoseok yang langsung tertawa terbahak mendengar segala pertanyaan yang baru saja diajukan.

Tak terkecuali Yoongi, ia menahan tawanya sekuat tenaga karenanya, Namjoon yang menyadarinya hanya menggelengkan kepala pelan. "Kalau ingin tertawa, tertawa saja, hyung. Jangan ditahan.'' bisiknya pada Yoongi.

"Kalian serius tak pernah melihat benda ini?" tanya Hoseok kepada tiga dongsaengnya.

Tiga bocah itu kompak menganggukkan kepala.

"Apapun itu kurasa bukan hal bagus, aroma ini mencekikku." ucap Jimin yang langsung disetujui oleh dua sahabat seperjuangan nya.

Seokjin mengambil alih, ia memegang benda tadi lantas dengan jahil mendekatkan nya ke hidung ketiga dongsaengnya. Mendapat perlakuan semacam itu, mereka langsung mengelak menjauh, berteriak tak suka lantas menatap Seokjin dengan sinis.

Seokjin tertawa terbahak. "Hei hei, kalau aku bilang benda ini adalah buah, apakah kalian percaya?"

Taehyung menaikkan sebelah alisnya dengan heran, mana ada buah semacam ini di muka bumi? Dari bentuknya saja sudah menyeramkan, apa kabar dengan rasanya nanti?

Bangtan LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang