a day

322 44 11
                                    

Apartemen kosong hari ini, tak ada satu pun orang disana kecuali Namjoon.

Suasana yang tenang membuat mood Namjoon menjadi amat baik hari ini, lagipula ia rasa ia harus rehat sejenak dari kebisingan dan juga kehebohan yang dilakukan oleh setiap penghuni apartemen ini.

Senyum Namjoon mengembang, mumpung apartemen sepi, ia rasa ini saatnya ia beraksi. Dengan langkah ringan, Namjoon berjalan menuju halaman belakang dengan ponsel di genggamannya.

Namjoon harus menyipitkan matanya tatkala sinar mentari menusuk indra penglihatannya. Cuaca amat terik hari ini, karena tak mau panas-panasan di halaman belakang, ia memutuskan untuk duduk di ambang pintu begitu saja.

Namjoon merapikan penampilannya sebentar, kemudian mulai mengotak-atik ponsel miliknya.

Dengan tak sabaran, Namjoon menghubungi nomor seseorang diiringi dengan senyum yang semakin mengembang, sampai-sampai lesung pipi miliknya terlihat sangat jelas.

Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya panggilan yang dilakukan Namjoon terhubung dengan orang di seberang sana.

"Haiiii~"

Namjoon menyapa orang di telepon dengan mata menyipit saking lebarnya ia tersenyum sekarang, mata Namjoon juga nampak berbinar saking senangnya karena bisa bersitatap dengan 'orang ini' meski hanya melalui ponsel.

"Bagaimana kabarmu? Aku sangat merindukanmu, aku kesepian disini..." ucap Namjoon dengan manja nya.

"Kau pikir hanya kau yang rindu? Aku juga sangat merindukanmu, Oppa." Namjoon tersenyum mendengar perkataan gadis dari seberang telepon, sekaligus gemas melihat ekspresinya yang amat menggemaskan.

"Sudah lama ya, aku tidak menghubungi mu? Kupikir kau sudah melupakan ku."

"Kau ini bicara apa, tidak mungkin aku melupakanmu, Oppa. Lagipula kau pasti sibuk dengan tugas kuliah."

"Kau benar. Oh iya, dimana eomma?"

"Eomma?" gadis tadi mengkerutkan kening dengan bibir mencebik, tanda jika ia sedang berusaha mengingat sesuatu. ''Kemana tadi, ya? Seingatku ia pergi ke toko bunga tadi."

Namjoon terkikik geli mendengar jawaban lugu dari gadis tadi, ingin rasanya ia memeluk gadis itu sekarang juga. Andai jarak tak memisahkan mereka, pasti gadis itu sudah ia gendong berkeliling kota saat ini.

"Aish kau ini, kenapa pelupa sekali, sih? Untung kau tak melupakan diriku."

Namjoon terus bercakap dengan gadis itu, sampai tak menyadari kedatangan seseorang dengan sekantung penuh kue wortel dan juga sebotol susu pisang di kedua tangannya.

Orang yang tak lain adalah Jungkook, langsung menajamkan pendengaran nya tatkala mendengar seseorang tengah asyik mengobrol di apartemen belakang, seingatnya hanya Namjoon yang berada di apartemen. Jangan bilang Namjoon anak indigo, oleh karena itu ia mulai berbicara dengan hantu saking kesepiannya ia sekarang.

Dengan rasa penasaran yang memuncak, Jungkook langsung meletakkan barang belanjaan miliknya di sofa dan berjalan mendekat ke arah sumber suara.

Mata Jungkook langsung membulat tatkala melihat wajah seorang gadis di ponsel Namjoon dari kejauhan, satu hal yang ia lihat, gadis itu nampak dewasa namun menggemaskan. Jungkook dibuat penasaran karenanya.

"Benarkah? Baiklah, aku akan membelikanmu boneka beruang raksasa berwarna hijau nanti."

Jungkook menerka-nerka siapa gadis itu sebenarnya, antara teman Namjoon, saudara, sepupu, dan lebih parahnya dia adalah kekasih Namjoon.

Bangtan LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang