🦄다락

345 49 19
                                    

"Hyung, kau darimana? Aku mencarimu sedari tadi."

"Dari loteng, kenapa memangnya?"

"Loteng? Seriously? Memangnya di apartemen ini ada loteng?"

"Tentu saja! Kau pikir dimana aku menyembunyikan semua benda berbau unicorn anehmu itu–eh? Eheheh, hanya bercanda."

Hoseok menatap syok Jin yang tengah cengengesan tak jelas sambil membawa kemonceng, dan juga lap ditangannya.

Ia tak menyangka, ternyata selama ini semua benda koleksi bertema unicorn miliknya disembunyikan oleh Jin, di loteng lagi. Dan parahnya lagi, Hoseok baru mengetahui jika ada loteng di apartemen ini.

Tidak bisa di toleransi lagi, Hoseok harus mengambil semua benda kesayangannya di loteng sekarang juga. Ia harus bergegas ke loteng sekarang juga.

Tapi, dimana? Dimana letak loteng di apartemen ini?

Apa-apaan ini? Hoseok merasa konyol akibat tak mengetahui seluk-beluk apartemen yang telah ia tinggali selama bertahun-tahun. Bisa tinggal disini saja Hoseok sudah bersyukur, jadi bukan salahnya jika ia tidak mengetahui seluk-beluk apartemen ini, kan?

Hoseok menggaruk kepalanya dengan bingung, pandangannya menengadah keatas, berusaha mencari sebuah clue yang mungkin bisa ia gunakan untuk menemukan keberadaan loteng.

Entah mengapa pikiran Hoseok buntu, ia tak mampu berpikir dengan jernih. Ada apa ini? Kemana otak Hoseok saat dibutuhkan?

Satu-satunya hal yang terbesit dipikirannya saat ini hanyalah, ia harus meminta bantuan.

Perhatian Hoseok teralihkan tatkala Jimin melintas di dekatnya dengan segelas susu ditangannya. Nampaknya Jimin masih berusaha menambah tinggi badannya secara gerilya, alias diam-diam.

"Jiminieeee... Apa kabar?"

Jimin menaikkan sebelah alisnya dengan heran. "Baik, kenapa memang?"

"Aahh, kebetulan ada kau disini. Kau benar-benar penyelamat ku." ucap Hoseok sambil memegangi pipi gembul milik Jimin.

Jimin menepis tangan Hoseok yang tengah grepe-grepe pipi miliknya. Dengan jengah, Jimin menghela nafasnya. "Langsung ke inti nya, hyung."

"Ini dia yang kusuka darimu, kau ini peka sekali, sih. Andai–"

"LANGSUNG KE INTINYA, HYUNG!!"

Hoseok terkesiap, tak menyangka jika Jimin mampu membentak seseorang dengan mengerikan. Baiklah, Hoseok harus berhati-hati. Ternyata Jimin tidak suka diajak basa-basi, ia lebih suka diajak to the point alias serius.

Hoseok berdeham sebentar. "Baiklah, aku membutuhkan bantuan mu."

Jimin menenggak segelas susu ditangannya sampai tandas tak tersisa, kemudian menatap Hoseok dengan penasaran. "Bantuan apa?"

"Bisa kau tolong aku menemukan keberadaan loteng?"

Tepat setelah Hoseok menyelesaikan perkataannya, Jimin langsung tertawa terbahak sampai matanya menyipit menjadi segaris. Bahkan mata Jimin sampai berair saking terbahaknya ia tertawa.

Hoseok menatap Jimin dengan heran, memang ada yang lucu dengan perkataannya? Ia hanya meminta bantuan untuk menemukan keberadaan loteng, memangnya salah?

"Apa yang lucu?"

Jimin memegangi perutnya sambil sesekali menyeka matanya yang masih berair. "Kau sudah bertahun-tahun tinggal disini, tapi tidak mengetahui keberadaan loteng? Kau bercanda?"

Bangtan LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang