Jika dibandingkan dengan hari-hari sebelumnya, Jimin nampak muram hari ini. Meskipun begitu, ia masih nampak tampan dengan wajah lesu miliknya.
Tau hal yang dapat memikat seseorang dari dirinya? Tentu, senyum dari bibirnya dan juga senyum dari matanya.
Double smile, huh?
Entahlah, pada dasarnya memang itulah hal yang memikat dari seorang Park Jimin. Siapa yang tak terpikat dengan penampilan, dan sikap baiknya?
Kau? Hei, jika kau mengatakan jika kau tak terpikat, maka kau berbohong.
Hari ini, hari ketiga. Apartemen masih dalam keadaan tertutup.
Mengapa?
Banyak gadis dari berbagai usia dan kalangan berada di teras apartemen, bahkan teriakan histeris mereka terdengar nyaring.
Alasannya?
Tentu saja menanti Jimin, terlebih lagi double smile miliknya.
"Bisakah kau membuat mereka diam, Jiminie?!" teriak Jin dari dapur.
Jimin tak menyahut pertanyaan Jin barusan, ia justru memilih meringkuk di sofa dengan selimut tebal ditubuhnya.
Penampilannya nampak acak-acakan, kantung mata tercetak jelas diwajahnya. Kurang tidur, disertai insomnia yang semakin parah akhir-akhir ini, seiring dengan bertambahnya fans Jimin.
Ponselnya selalu berdenting dan berdering bergantian, menandakan adanya pesan dan panggilan masuk, tentu saja dari fans fanatiknya.
Hebat bukan? Bahkan Jimin hanyalah remaja tanggung, dan masih duduk dibangku SMA, Nih anak bener-bener.
"Jiminie?!" teriak Jin yang berjalan mendekat kearah Jimin. "Usir fans mu, aku terjebak di apartemen tiga hari berturut-turut!'' Keluh Jin.
"Usir sendiri, aku mengantuk."
"Hyung! Seharusnya kau bertindak, bahkan aku tak bisa menikmati game-ku." tambah Jungkook yang baru saja selesai mandi. Wajar saja, sekarang masih pukul 7 pagi, dan fans Jimin sudah hadir apel pagi hari ini.
"Aku juga lelah dan butuh istirahat, mereka sangat mengganggu." timpal Yoongi dengan muka bantalnya.
"Aku juga, hyung..." jawab Jimin dengan suara serak.
Jungkook mengusak rambutnya dengan kasar, ia tak tahan. Ia ingin bermain game dengan tenang, namun fans Jimin sangat berisik. Haruskah ia bertindak setelah tiga hari berlalu, hari dengan suara riuh fans Jimin?
Entahlah, Jungkook tak peduli. Ia langsung berjalan menuju pintu, dan membukanya dengan perasaan kesal.
Namun, nyali Jungkook langsung ciut, melihat puluhan gadis dengan berbagai versi tengah berkerumun tepat didepan apartemen.
"Ada yang keluar!" teriak seorang gadis dengan rambut merahnya.
"Apakah itu Jimin?!" teriak gadis lain dengan lipstik merah maroon di bibirnya.
"Aah, bukan.. Dia orang lain, tapi dia juga TAMPAN!!!" teriak gadis dengan kuncir kuda.
"Kau benar! DIA JUGA TAMPAN!!!" sahut gadis lain.
Kerumunan gadis tadi langsung beringsut berusaha menyentuh Jungkook, Jungkook langsung berkeringat dingin karenanya.
Dengan gerakan cepat, Jungkook langsung menutup pintu dengan keras, dengan nafas naik turun.
Jungkook merinding jika mengingat teriakan heboh para gadis tadi.
"Hyung! Mereka berbahaya! BUAS DAN AGRESIF!!" lapor Jungkook masih dengan wajah pucatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bangtan Life
FanfictionAttention! Cerita ini hanyalah cerita ringan yang cocok dibaca disaat waktu luang, cerita ini bukanlah cerita bersambung yang memiliki konflik yang berat. Cerita ini ditulis untuk menghibur para pembaca, thanks buat yang udah mampir. ______________...