Prolog

7.5K 400 97
                                    



"jadi kapan kita honeymoon?" tanya Una yang asik bersandar di dada suaminya.

Saat ini mereka tengah duduk berdua di kamar dengan televisi yang menyala meski keduanya sibuk masing-masing. Una yang sibuk mengamati suaminya dan Jeki yang sibuk dengan tablet PCnya.

"nanti ya, aku ngurusin proyek besar dulu, kalo udah gol kita langsung honeymoon" jawab Jeki seraya mengecup kening istrinya

"tuh kan kerjaan lagi kerjaan lagi, kapan sih gue jadi prioritas lo Jek hhhhhh" keluh Una sambil menghelaa nafas lelah

"ehh, ngomong apa tadi?"

"yang mana?"

"yang tadi"

"gue bukan prioritas lo lagi"

"tuh kan masih gue-gue, kemarin janjinya apa hah?" tanya Jeki geregetan

Wajah Una berubah tegang kala ia mengingat percakapannya dengan Jeki kemarin tepat setelah sesi bercinta mereka usai.

Keduanya sepakat untuk membatalkan kontrak, dan mulai menjalani kehidupan rumah tangga mereka layaknya pasangan lain. Mereka juga sepakat untuk tidak lagi menggunakan panggilan santai, mereka harus terbiasa dengan panggilan aku-kamu supaya lebih sopan.

"kenapa lupa? Mau aku ingetin lagi hmmm?"

"iyah inget, tapi jek geli ihhh, panggil santai aja ya dirumah ini kalo diluar baru sopan"

"nggak boleh, perjanjian tetap perjanjian kalo kamu ngelanggar siap-siap dapet hukuman"

"ishhh dasar tukang maksa, udahlah aku mau beres-beres aja, kesel sama kamu" Una beranjak dari kasur, namun jeki segera menarik tangannya kembali.

"ngapain beres-beres, sini aja" Jeki langsung memeluk istrinya dan menguncinya dengan kedua kakinya, seperti tengah memeuk guling.

"Jeki lepasin ihhh, aku mau ngangkatin jemuran itu, lantai juga belum di pel, awas ahhh" Una menggeliat dalam pelukan Jeki

"Udah kamu tenang aja, kita serahin semuanya sama pembantu. aku udah minta tolong Aming buat cariin pembantu"Jeki tersenyum bangga sedang Una melotot kesal.

"loh kok gitu harusnya kamu tanya aku dulu dong, Jek nggak perlu lah pake pembantu, aku masih bisa handle semuanya kok"

"Unakuh yang paling imut denger yah, istrinya Jeki itu nggak boleh capek-capek, pokoknya tugas kamu itu Cuma ngelayanin suami OK"

Entah mengapa pipi Una bersemu merah saat ia mendengar kalimat jeki barusan. Membuat Jeki gemas ingin menggigit pipi itu layaknya tomat merah segar.

"ka...kamu ngapain liatin aku kayak gitu" tanya Una saat jeki tidak juga melepas pandangannya dari wajah Una.

Jeki menaruh tablet PCnya ke meja dan dengan serangan kilat ia mengecup bibir istrinya. Merasa tidak ada penolakan berarti dari Una, Jeki melanjutkan aksinya. Tangannya ikut andil untuk menyentuh seluruh titik sensitif yang bisa membuat Una mendesah merdu.

Sayangnya, ketika tangannya hampir menyentuh pusat istrinya, tiba-tiba Una menahan tangannya dan menatapnya penuh rasa bersalah.

"maaf Jek, a...aku lagi datang bulan" Una menggigit bibirnya gugup

"apa?"

"kayaknya kita harus libur dulu deh untuk sementara waktu hehehe" cengiran polos itu entah kenapa jadi menyebalkan saat ini.

Seketika wajah Jeki berubah lesu, bahkan Jeki menjatuhkan kepalanya sambil mendesah pasrah di bahu istrinya.

"aku pikir kamu bakalan hamil, tapi ternyata belum ya" gumamnya lirih

"maaf" lirih Una merasa sangat bersalah "kita coba lagi nanti ya"

Jeki menegakkan kepalanya kembali, sambil tersenyum menatap istrinya.

Chup

Dikecupnya lama kening istrinya seolah tengah menguatkan, atau justru ia yang mencari kekuatannya sendiri. Jeki menarik tubuhnya, membuat Una reflek menegakkan tubuhnya kembali.

"aku akan terus berusaha, dan berdoa semoga jeki junior bisa cepet ada disini" ucapnya sambil mengelus perut rata istrinya, membuat Una tersenyum pias.

Ia juga tidak sabar menantikan hadirnya seorang bayi di tengah-tengah mereka. Una mengharapkannya lebih dari siapa pun, karena bayi itu yang akan menguatkan pernikahan mereka. Pengikat abadi cintanya pada Jeki, dan satu-satunya alasan kuat agar Jeki terus berada disampingnya.

___oOo___

Bunyi detak jantung melalui kardiograf, terasa seperti bom waktu bagi pria yang kini tengah duduk disamping pasiennya.

Sudah hampir tiga bulan gadis itu terbaring lemah di rumah sakit dengan luka di kepalanya yang cukup parah. Pihak Rumah sakit sudah menyerah dengan kondisinya, tapi pria itu tetap setia mendampingi gadisnya, berharap mukjizat datang dan membuatnya kembali sadar.

Hanya doa yang bisa dia panjatkan, semoga Tuhan mendengar dan mengabulkan seluruh doa dan harapannya. Selama kardiograf itu belum menunjukkan garis lurus, dia tidak akan menyerah.

______tbc______

Maafkan prolognya yg tidak menarik aku emang nggak bisa bikin prolog bagus.

Cerita aku yg lain juga gitu tapi kalo kalian mau sabar sampe 15chapter biasanya juga seru wkwkwk

Btw ini sequel dari Kawin Kontrak buat kalian yg belum baca ceritanya di sarankan baca dulu cerita Kawin Kontrak biar nyambung.

Jangan lupa voment
See u soon guys
Annyeong!!!!!!

TRUE LOVE (Sequel Kawin Kontrak)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang