49. A Miracle

1.6K 248 233
                                    


Una masih memperhatikan pantulan dirinya di cermin, sedikit berantakan dan terlihat kacau. Wanita itu merasa aneh dengan dirinya sendiri.

Seingatnya ia tidak punya riwayat phobia darah atau alergi terhadap benda cair dan sesuatu yang bertekstur kental.

Namun, kenapa hari ini ia begitu mual hanya karena melihat sekantung darah kental bergerak-gerak di depan matanya. Rasanya sungguh menggelikan eughhhh.

"hoekkkk...hoekkk" mengingatnya membuat Una kembali mual

Tok...tokk...tokk

"Na kamu masih muntah-muntah?" tanya Agus dari luar

Una menarik nafas panjang sebelum menjawab, namun lagi-lagi Agus mengetuk tak sabar "Na kamu baik-baik aja? mau aku panggilin dokter?"

"aku nggak apa-apa kak" teriak wanita itu lalu membasuh mulutnya sekali lagi.

Memastikan sudah tidak ada satupun cairan yang keluar dari mulutnya, karena rasanya sangat tidak enak. Setelah merasa tubuhnya kembali normal, Una memutuskan untuk keluar dari toilet. Ia terperanjat saat melihat Agus sudah berdiri di depan pintu menatapnya cemas.

"kamu beneran nggak apa-apa?"

Wanita itu hanya mengangguk, namun tangannya masih memijat-mijat kepalanya, dan semua itu tidak luput dari pandangan Agus.

"duduk dulu" Agus memapah tubuh mungil itu menuju sofa, mendudukannya disana lantas mengambil segelas teh hangat, yang sudah ia siapkan ketika Una sibuk muntah-muntah di dalam toilet.

"nih minum dulu" Agus menyodorkan teh itu

"makasih kak" katanya sambil menyeruput tehnya pelan-pelan

"gimana udah enakan?"

"udah kok, makasih ya kak"

"Kamu kenapa? sakit?"

"nggak tahu nih kak, tiba-tiba mual aja gitu, masuk angin kali ya?"

"udah coba periksa ke dokter?"

"belum sih, tapi palingan minum obat sama pake minyak angin juga ilang"

"Na?"

"hmmm?"

"aku mau tanya satu hal tapi kamu jangan tersinggung yah?"

"loh kenapa? emang kakak mau tanya apa?"

"apa selama ini jadwal menstruasi kamu lancar nggak? atau kamu pernah telat datang bulan gitu?"

Deg, seperti tersadar dari amnesia, Una langsung meraih ponselnya dan membuka fitur kalender. Matanya membulat penuh saat melihat tanggal hari ini. Sepertinya ia melewatkan sesuatu yang sangat penting, dan Una harus segera memastikannya sendiri.

"nih kak" ia menyerahkan tehnya kepada Agus lalu bangkit berdiri hendak melangkah pergi, namun Agus menahannya.

"kamu mau kemana?" tanyanya bingung

"aku mau mastiin sesuatu, kakak disini aja jagain ayah ya"

"kamu yakin mau sendirian"

"iyah, nggak apa-apa, pokoknya kakak jagain ayah dulu ya, kalo ada apa-apa telepon aku aja OK"

"yaudah hati-hati, semoga beruntung" katanya dengan senyum tulus seorang kakak

"makasih kak"

Una pun langsung melesat pergi setelah Agus melepaskan genggamannya.

____oOo____

Una berjalan menyusuri koridor sumah sakit dengan perasaan tak menentu. Antara kaget, bahagia, terharu dan sedikit takut. Ia bahagia karena sebuah keajaiban telah tumbuh di rahimnya, seorang malaikat kecil yang sudah dinantinya sejak lama, membuatnya begitu terharu.

TRUE LOVE (Sequel Kawin Kontrak)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang