58. Pembalasan

2.2K 241 144
                                    



Suasana tiba-tiba hening, tidak ada yang berniat membuka suara lebih dulu, semuanya masih shock dan tidak percaya. Kini mereka paham apa yang Una rasakan, pantas saja wanita itu sampai pingsan karena mereka pun mengalami shock yang sama.

"mana makanannya cepetan sini aku lapar" pinta Una memecah keheningan, wanita itu sepertinya memang sangat kelaparan.

Dengan perasaan campur aduk, jeki melangkah mendekati ranjang lalu mengulurkan plastik putih berisi bubur dan sekotak donat sesuai pesanan sang istri.

"sini biar gue aja" ketus Seje sambil merebut paksa plastik itu.

Jeki sempat terkejut dengan sikap Seje yang dingin dan ketus padanya, namun ia bisa memakluminya. Jeki tahu betul seberapa sayangnya gadis itu pada istrinya. Seje pasti marah padanya, masih untung gadis itu tidak membuatnya babak belur. Jeki tahu banget betapa kejamnya kekasih Jimi.

Sang mamah pun ikut merasakan atmosfer dingin dan kaku di sekitarnya. Merasa aneh beliau pun memilih untuk pamit undur diri. Biarkan Jeki menjelaskan semua ini pada teman-temannya karena seorang Ibu tidak butuh penjelasan untuk memeaafkan putranya. Sang Ibu percaya si bungsu kesayangannya tidak akan berbuat sejauh ini tanpa alasan yang kuat.

"mamah pulang dulu yah, kasian papah kalo pulang nggak ada orang, biar mamah aja yang jelasin semuanya ke papah"

Una hanya mengangguk menanggapi "sehat terus ya cucu omah, jangan nakal kasian mamahmu nanti" tersenyum lembut sambil mengelus perut menantunya sayang

"makasih ya mah"

Sang mamah mengangguk lalu mengelus dan mengecup sekilas kening menantunya, sedangkan yang lain ikut bersalaman untuk mengantar kepulangan wanita paruh baya itu.

"aku nganter mamah ke depan gulu ya" pamit Jeki pada istrinya, dijawab dengan anggukan oleh Una.

"yaelah nganter kedepan aja pake pamit, kemarin pergi lama nggak ada pamit-pamitnya" sindir Seje

"psttt" Una menarik baju Seje dan menatap sahabatnya tidak suka

"apa? emang bener kan salah gue dimana coba"

Tanpa mau menanggapi Jeki mengantar Ibunya ke depan.

"jangan merasa terintimidasi ataupun marah sama sikap mereka, karena semua ini salahmu, wajar mereka kaya gitu. Kamu tahu Nak, mereka semua yang jagain istrimu selama kamu pergi, jadi kamu harus berterima kasih sama mereka." ucap sang mamah ketika mereka sampai di loby

"iyah mah Jeki juga paham kok"

"oh iyah Una bilang dia nggak mau dirawat, karena dia benci rumah sakit, sebaiknya kamu bawa istrimu pulang aja malam ini"

"pulang kemana?"

"ya ke rumah kalian lah"

"memang selama ini Una tinggal dimana mah?"

"Ya di rumah kalian"

Jeki melotot tak percaya "mamah serius?"

Sang Ibu mendesah lelah "kamu itu harus banyak bersyukur, istrimu tuh sangat berbakti sama suami, dia bilang nggak baik seorang istri meninggalkan rumah ketika suaminya pergi. Sesering apapun mamah bujukin Una buat tinggal di rumah mamah dia nggak mau. Seje juga sempet bujukin Una buat tinggal di rumahnya dia nggak ma, katanya takut kamu pulang tiba-tiba"

Jantungnya seperti diremas, rasa bersalha menggulungnya semakin dalam. Rasanya beribu maafpun tidak cukup untuk menebus kesalhannya. Jeki semakin merasa kecil dihadapan istrinya. Ternyata malaikat tanpa sayap itu betul-betul nyata, dan Jeki merasa beruntung memilikinya.

TRUE LOVE (Sequel Kawin Kontrak)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang