37. I'm Hurt

2.1K 279 313
                                    

Seje dan Jimi sudah berada di sebuah restoran Jepang, hari ini mereka memang menyempatkan waktu untuk bertemu, atau lebih tepatnya memaksakan diri untuk bertemu. Sebab belakangan ini Jimi terlalu sibuk hingga akhirnya Seje harus memaksa pria itu keluar dari sarangnya. Tak banyak yang mereka lakukan hanya sekedar nonton dan makan malam, namun semua itu sudah cukup untuk sekedar melepas rindu.

"kamu mau makan apa?" tanya Jimi sambil melihat-lihat menu

"pilihin ajalah kamu kan lebih paham sama makanan Jepang, aku mah nggak ngerti, taunya Cuma nasi liwet sama pepes ayam buatan Ibu"

Jimi terkekeh pelan mendengar jawaban kekasihnya. Seje memang tidak pernah neko-neko soal makanan. Kemana pun Jimi mengajak gadis itu makan, dia selalu makan dengan lahap, namun tetap saja bagi Seje makanan terenak, hanya pepes ayam buatan ibunya.

Tanpa menunggu lebih lama Jimi memanggil pelayan dan mulai menyebutkan satu-persatu makanan yang dipesannya. Sedang Seje memilih untuk memainkan ponselnya yang terasa sepi, menscroll aplikasi Instagram atau mengecek twitter beberapa kali, namun tetap saja rasanya membosankan.

"katanya tadi kangen tapi akunya dianggurin" sarkas Jimi, membuat Seje menaruh ponselnya kembali.

"kamu kenapa sih daritadi kaya gelisah banget hmmm" tanya Jimi lembut.

Ia meraih tangan Seje dan digenggamnya erat, kemudian tangan itu ia gesek-gesekan ke pipinya sendiri, sambil sesekali dikecupnya lembut.

"nggak tahu nih, hati aku kayak nggak tenang aja, daritadi kepikiran Una terus"

"emang kenapa sama Una?"

"tadi dia minta bantuan aku buat kasih surprise ke Jeki, tapi nggak jadi dan dia nggak ngasih tahu alasannya dengan jelas, terus sekarang entah kenapa aku jadi khawatir"

"surprise? Emang Jeki lagi di Bali sekarang?"

"Ihhh kamu mah nggak nyambung, Una tuh udah pulang makanya minta bantuan aku, kalo masih di Bali ngapain amat dia minta bantuan aku, ngaco kamu mah"

Lah kenapa jadi gue yang salah padahal dia sendiri yang belum cerita, sabar Jimi sabar, untung sayang. Gerutunya dalam hati

"ya kan kamu belum cerita sayang, tapi serius Una udah pulang, kapan?"

"tadi siang"

"kok dia nggak ngabarin Jeki sih?"

"ihhh kamu mah telmi deh yang, kan tadi aku udah bilang Una tuh mau bikin surpsrise tapi nggak jadi, kalo bilang dulu kan nggak surprise namanya, ganteng-ganteng lola ya" tudingnya cuek, sedang Jimi sudah menggerutu dalam hati.

Bisa-bisanya ia di ejek oleh pacarnya sendiri, ingin marah tapi sayang, kalo dia ngambek pasti Seje akan lebih parah lagi ngambeknya, jadi Jimi memilih untuk diam saja menunggu makanan.

Meski dalam hati sempat khawatir akan kembalinya Una, Jimi takut urusan Jeki dengan Sheren belum selesai. Bagaimana Jika Una sampai tahu soal Sheren, bisa-bisa rumah tangga mereka jadi taruhannya.

Suara ponsel milik Seje menyita perhatian keduanya.

"ahh panjang umur nih anak" ucap gadis itu ketika melihat nama Una di layar ponselnya.

"Hallo Na kenapa?"

"hikssss...hiksss"

"Na, hei lo kenapa?"

"hikksss...huhuhuh..hiksss"

Lagi-lagi Seje hanya mendengar isak tangis sahabatnya, ada apa sebenarnya, sungguh hati Seje tidak tenang.

"Una lo kenapa kok nangis?" tanya gadis itu khawatir, membuat Jimi penasaran, pria itu bahkan bertanya tanpa bersuara.

"kenapa?" gelengan kepala Seje menjadi jawaban

TRUE LOVE (Sequel Kawin Kontrak)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang