13. Datang dan Pergi

1.7K 186 158
                                    


Datang dan pergi adalah sesuatu yang biasa terjadi dalam hidup. Saat yang satu datang maka yang lain akan pergi, namun apakah dia yang pergi akan kembali?, atau mungkin dia yang datang mampu menggantikan dia yang pergi? Semuanya masih menjadi misteri.

____oOo____

Pagi datang, dan seperti hari-hari sebelumnya. Una selalu bangun lebih awal untuk menyiapkan segala sesuatunya. Mulai dari masak sampai menyiapkan baju untuk Jeki bekerja. Semuanya ia lakukan dengan senang hati, namun pagi ini Una merasa begitu sedih, bahkan ia sempat menangis ketika memilihkan dasi untuk Jeki.

Mulai besok ia tidak bisa lagi berjalan kesana-kemari di walk in closet, hanya untuk memilihkan kemeja apa yang akan Jeki kenakan hari ini, dasi apa yang cocok dengan stelan kemejanya. Memilihkan sepatu dan aksesoris lainnya untuk menyempurnakan penampilan suaminya.

Begitu pun ketika Una sampai di dapur, ia merasa semuanya kosong. Mulai besok tidak ada lagi canda tawa yang mengisi sarapan dan makan malam mereka. tidak ada lagi jeki yang suka menjahilinya dipagi hari. Tiga bulan dari sekarang hidup Una akan terasa sepi, dan itu membuatnya sedih.

Wanita itu menghela nafas panjang, menyeka airmata yang turun tanpa perintah. Mencoba untuk tersenyum demi menyemangati dirinya sendiri. ia tidak boleh cengeng, Una wanita kuat, itu yang selalu Jeki katakan padanya.

"lo bisa Una, lo harus bisa, Cuma tiga bulan kok, itu mah sebentar. SEMANGAT" monolognya sambil mengepalkan tangan penuh tekad.

Matahari semakin naik, dan jam dinding sudah menunjukkan pukul delapan pagi. Una sudah selesai membuat sarapan, namun batang hidung Jeki belum juga kelihatan. Biasanya pria itu akan langsung bangun ketika penghidunya mencium aroma dari masakan Una.

"apa jangan-jangan belum bangun"

Tak ingin berspekulasi, Una pun segera menyusul suaminya ke kamar. Setelah memasukkan password, pintu pun terbuka, dan benar saja, wajah kelinci jantan kesayangannya masih terbenam di atas bantal.

"Jeki bangun" Una menyibak selimut yang menutupi tubuh suaminya.

Seperti biasa, pria itu tidak pernah memakai bajunya saat tidur. Untung sudah biasa, saat awal-awal tidur berdua, Una selalu kaget melihat jeki yang shirtless dipagi hari. Pemandangan yang cukup indah memang, namun kurang baik untuk kesehatan jantungnya.

"Jeki bangun udah siang" Kini Una menarik lengan suaminya supaya bangun

"eunghh" Jeki melenguh pelan namun masih enggan untuk membuka matanya

"bangun sayang, udah siang katanya kamu mau nganter aku ke bandara gimana sih"

"eunghhh" lagi-lagi pria itu hanya melenguh malas, membuat Una harus ekstra kerja keras membangunkan suaminya. Jeki kalau sudah malas sangat sulit untuk di usik.

"ayo dong Jek, bangun ihhhh" kali ini Una tidak hanya menarik lengan Jeki, wanita itu sudah duduk di atas punggung suaminya dan menarik kedua lengan Jeki dengan susah payah.

Bahkan una berkali-kali mencubit, dan membuka paksa mata suaminya, namun jeki tidak bergeming, ia masih tidur telungkup seolah tidak terjadi apapun. sebenarnya ia hanya tidak ingin membuka mata lalu melihat Una menghilang.

Merelakan kepergian istrinya bukanlah hal yang mudah, meski Jeki sudah berjanji bahwa ia akan hidup dengan baik, namun kenyataannya sulit. Belum selangkah Una meninggalkan rumah mereka, bahkan rindu itu sudah terasa.

"udah ahh capek, terserah kamu aja, kalo kamu nggak mau nganterin, aku bisa pergi sendiri naik taksi"

Menyerah, Una pun menyingkir dari tubuh suaminya, membiarkan jeki bercinta lebih lama dengan kasur dan bantal.

TRUE LOVE (Sequel Kawin Kontrak)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang