30. Dia Berubah

1.7K 230 235
                                    



Sesuai titah kanjeng ratu Luna, maka setibanya di kantor Jeki langsung menghubungi istrinya. Beruntung Una sudah berhenti menangis, meski wajahnya masih sembab, tapi wanita itu bilang dia baik-baik saja. Demamnya juga sudah reda, yang artinya Una sudah sehat total, namun hatinya masih tersiksa rindu.

Tak banyak yang mereka bicarakan, karena Jeki sedang diburu waktu. Satu jam lagi ia harus meeting, sedangkan banyak berkas yang harus dia pelajari. Una juga harus memulai penelitiannya yang sempat tertunda beberapa hari.

Una merasa bersyukur karena sekarang Jeki sudah mengizinkannya bertemu dengan Tiway. Meski setengah hati, namun jeki mencoba untuk memaklumi. Ia tidak boleh egois, toh ini demi kepentingan mereka juga. Semakin cepat Una menyelesaikan penelitiannya, semakin cepat juga mereka kembali bersama.

Jeki sudah duduk di kursi kebesarannya, kembali menjadi bos besar yang disegani karyawan. Matanya memejam lelah, rasanya ingin tidur seharian tapi tidak bisa. Lalu sayup-sayup kupingnya mendengar suara langkah kaki mendekatii ruangannya. Sepertinya tidak asing, dan ketika pintu berderit terbuka. Jeki hanya bisa mendengus acuh.

Hmmm sudah kuduga

Sesosok pria mungil nan sexy dengan suara cemprengnya yang khas, memasuki ruangan Jeki.

Eyesmile yang mematikan terpatri di wajahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Eyesmile yang mematikan terpatri di wajahnya. Namun sayang Jeki terlalu kebal oleh senyum itu.

Setumpuk dokumen ia letakan di meja Jeki, lalu seperti biasa pria itu duduk di ujung meja. Bibirnya tersenyum, matanya fokus menatap prihatin hanya untuk mengejek atasannya tersayang.

"Hai boss, capek?" sapanya basa-basi

"masih perlu dijawab"

"haha, sensi banget, gimana honeymoonnya lancar?"

"pale lo honeymoon, udah mana berkasnya"

"itu di depan lo apaan?"

"sebanyak ini?"

"itu resiko jadi CEO"

"yaudah lo boleh keluar"

"jahat banget bos, baru masuk udah disuruh keluar, lo nggak mau ngajak gue makan siang dulu"

"emang lo belum makan?"

"kan gue nunggu bos tersayang" katanya terkekeh geli, sedang Jeki merasa jijik.

"yaudah kita diskusiin ini sambil makan siang aja, jangan lupa suruh Aming siapin mobil"

"siap bos"

Jimi tersenyum puas, bersorak girang seraya merangkul bahu Jeki, dan sedikit meninju lengan kekar pria itu. Jeki sendiri tak banyak menanggapi, karena tubuh dan pikirannya sedang lelah saat ini.

____oOo____

"lo nggak makan setahun Ming?" tanya Jeki mengernyit heran melihat sahabatnya terlalu lahap persis seperti orang kelaparan.

TRUE LOVE (Sequel Kawin Kontrak)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang