2. Pembantu Baru

3.2K 291 104
                                    


Hari semakin siang, matahari semakin tinggi, sekitar dua jam lagi pesawat mereka akan berangkat, dan Una semakin gusar ditempatnya karena Seje belum juga datang untuk membawakan barang-barang pesanannya.

Sebenernya jeki menawarkan kemudahan untuk tidak membawa apapun dan membeli semua kebutuhan mereka di Maldives, jadi tidak usah repot. Namun Una tetaplah Ibu rumah tangga pada umumnya yang sangat memegang kuat prinsip hemat itu lebih baik. Jadilah ia yang repot sendiri.

Satu persatu Una mengecek daftar bawaannya, semuanya sudah siap, tinggal menunggu perlengkapan yang ia pesan dari Seje. Namun masalahnya kini ia tidak tahu bagaimana cara memasukan semuanya ke dalam satu koper. Una benar-benar sedang membutuhkan bantuan sekarang.

"Jek kamu nggak mau bantuin aku?" pinta Una pada suaminya yang masih sibuk di depan laptopnya.

"kan udah aku bilang nggak usah bawa apa-apa" jawabnya acuh

Una menghembuskan nafas kesal hingga poni-poninya berantakan. Ok ini memang salahnya tapi tidak bisakah suaminya itu perpartisipasi barang sedikitpun. Sekedar membantunya memasukkan baju-baju mungkin.

"kamu udah siapin baju-baju kamu belum Jek?"

"nggak usah, nanti beli aja disana, lagian nggak usah pake baju juga nggak apa-apa, toh nanti dibuka-buka juga kalo udah sampe sana"

Bugh,

"aduh" satu bantal melayang tepat didepan wajah Jeki, membuat pria itu terperangah kaget.

"dasar sakit Jiwa" umpat Una sebal yang dibalas kekehan dan seringaian puas Jeki.

Terpaksa Una harus mengerjakannya sendiri, berharap bala bantuan segera datang.

Tak lama bel pun berbunyi, Una menyibak gorden jendela untuk mengetahui siapa yang datang. Ia berharap itu Seje tapi nyatanya bukan.

Una kembali duduk di depan kopernya dan menghela nafas lelah saat melihat barang-barangnya yang masih berserakan.

"kamu nggak turun buat bukain pintu?" tanya Jeki tanpa melihat wajah Una

"kamu aja gih, kan aku lagi sibuk packing"

"kamu nggak liat aku lagi kerja"

"lagian udah mau berangkat masih aja kerja terus, kapan sih kamu freenya?" ia terpaksa berteriak karena Jeki benar-benar menyebalkan hari ini.

"Una aku harus selesain semuanya sebelum berangkat, karena kita bakalan lama disana. pokoknya kita nggak akan pulang sebelum kamu hamil"

Una memejam penuh amarah, dilawan suami ngggak dilawan ia kesal. Seperti makan buah simalakama jadinya. Sedang bel terus berbunyi, menandakan tamu dibawah sudah tidak sabar lagi untuk bertemu sang tuan rumah.

"sayang tolong bukain pintunya sebentar ya, aku lagi sibuk" pinta Jeki dengan senyum yang paling mematikan, membuat Una mau tidak mau menuruti kata-kata suaminya.

"isshhh dasar bossy, bisanya nyuruh-nyuruh doang" umpatnya kesal, kaki mungil itu dihentak-hentakan ke lantai, tidak lupa suara bantingan pintu juga menandakan bahwa istrinya sedang tidak bersahabat.

___oOo___

"assalamualaikum, apa ada orang di rumah, assalamualaikum"

"waalaikumsalam" jawab Una ramah pada tamunya

Cklek

Pintu pun terbuka, sesosok wanita paruh baya tersenyum manis padanya.

"maaf siapa ya?" tanyanya sopan karena ia memang tidak tahu siapa wanita itu, namun saat diperhatikan wajahnya terlihat familiar.

TRUE LOVE (Sequel Kawin Kontrak)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang