Hari demi hari Una jalani dengan susah payah, mencoba tegar dan berusaha kuat bukanlah hal yang mudah. Apalagi dengan kondisi hamil muda, dimana hormonnya tidak teratur dan jadi lebih sensitif. Mood naik turun seperti rooler coaster, beruntung ia mempunyai orang-orang sabar di sisinya.
Ada Seje yang selalu setia menemani, ada Aming yang selalu setia mengantar kemana pun dia pergi, ada Yugo yang tidak pernah absen mengecek kondisi dan membawakan vitamin untuk Una dan calon bayinya, serta Jimi dan kak Wonu yang selalu mengabulkan keinginannya.
Pernah sekali ketika usia kandungannya memasuki bulan ke-4, Una ngidam ingin makan bajigur jam 2 pagi. Seje pusing harus mencari makanan langka itu kemana? Jangankan jam 2 pagi bahkan siang hari saja susah, Seje yang bingung akhirnya meminta bantuan yang lain untuk mencarinya.
Beruntung kak Wonu bisa menemukan serbuk minuman itu di salah satu minimarket yang buka 24 jam. Di dukung oleh Aming yang pintat memasak, akhirnya bajigur ala-ala itupun jadi. Una hanya meminumnya tanpa banyak protes, meski wanita itu tahu bajigur yang ia minum rasanya tidak original, namun ia tetap menghargai usaha mereka dalam memenuhi keinginannya, dan Una sangat bersyukur untuk itu.
Sepulang dari rumah sakit, Una memilih tinggal di rumah Jeki, meski Seje sudah melarang keras karena takut sahabatnya justru semakin galau dan berpikir yang aneh-aneh lagi. Namun, Una bisa memastikan bahwa dia baik-baik saja. Saat itu Una nerkata, tidak baik seorang istri meninggalkan rumah saat suaminya tidak ada.
Seje rasanya ingin sungkem karena terlalu salut melihat keteguhan dan ketangguhan hati wanita itu memang tidak ada tandingannya. Sempat tidak percaya bahwa orang yang baru saja melakukan percobaan bunuh diri adalah Una sahabatnya.
Seje berjanji saat Jeki pulang nanti ia akan memberikan kejutan kecil padanya sebagai hadiah karena sudah menyia-nyiakan wanita sehebat Una. Dasar lelaki nggak tahu diri, geramnya dalam hati.
Sejak saat itu Seje, Aming, Yugo, Jimi, dan kak Wonu jadi sering menginap di rumah jeki untuk menjaga sekaligus menemani Una. Mereka hanya tidak ingin Una merasa kesepian, kadang mamah mertuanya pun rajin berkunjung untuk menjenguk putrinya.
Sedang rumah ayahnya kini ditempati oleh kak Agus, laki-laki itu ikut berjasa membantu perusahaan ayah dan memanage kondisi keuangan keluarganya. Una sudah tahu jika saat ini perusahaan sang ayah sudah diakuisisi oleh Jeki, namun yang membuatnya kaget adalah perusahaan itu tidak pernah menjadi milik suaminya.
Jeki mengganti kepemilikan perusahaan tersebut atas nama Una termasuk semua saham yang ia punya. Intinya perusahaan ayah Fandi sudah menjadi milik Una dan ia menyerahkan segala kuasanya kepada kak Agus. Simpelnya kak Agus yang jalanin perusahaan dan Una hanya menerima hasilnya. Semua Itu Jeki lakukan sebagai bentuk tanggung jawabnya sebagai suami sekaligus menantu.
"donat datang" teriak seseorang dari belakang
Membuat Una dan Seje yang sedang bersantai di ruang keluarga menoleh semangat. Senyum ibu hamil itu terkembang sempurna. Una memang sudah menantikan kedatangan orang itu sejak tadi. Lebih tepatnya kedatangan si donat. Wanita yang kini tengah hamil 7 bulan itu berjalan tergesa menghampiri donatnya.
"kamu itu lagi hamil besar, jangan banyak gerak dong dek" ujar kak Wonu perhatian, pria itu menyerahkan sekotak besar donat untuk adik iparnya.
"hehe Una nggak apa-apa kok, makasih ya kak, ponakanmu ini udah nggak sabar pengen makan donat daritadi gerak-gerak terus" ucapnya sambil mengelus perutnya membuat kak Wonu gemas dan berakhir mengusap rambut adiknya sayang.
"loh ada seje juga"
"eh i..iyah kak" jawab seje gugup, meski sudah sering bertemu entah kenapa Seje masih suka gugup kalau bertemu kak wonu. Kalau kata Seje, Gantengnya itu loh nggak nyantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRUE LOVE (Sequel Kawin Kontrak)
FanfictionCINTA Sejati tidak pernah benar-benar pergi, dia akan menemukan jalannya kembali.