42. Special Guest

1.6K 241 175
                                    



"permisi Sus pasien atas nama Jefrey Kinan hadinata Wijaya di rawat diruang apa ya?" tanya Una pada suster yang berjaga di meja receptionist Rumah Sakit tempat jeki dirawat inap.

"owh Pak Kinan, ada di ruang VVIP lantai 2, dari sini naik tangga, terus ke kanan, abis itu lurus terus nanti ada tulisan ruang khusus VVIP nah Pak Kinan ada di ruang no 1" jelas si suster

"owh gitu, makasih ya sus"

"iyah sama-sama Ibu" suster cantik itu tersenyum lebar

Una melanjutkan langkahnya mengukuti instruksi suster cantik itu. Ia membawa sekeranjang buah dan beberapa suplemen serta minuman sehat yang ia beli di Singapura sehari sebelum berangkat ke Jakarta. Tidak sulit untuk menemukan ruangan Jeki, Una menarik nafas panjang sebelum meraih handle pintu, namun tiba-tiba ponselnya berbunyi, membuatnya tidak jadi membuka pintu itu.

"halo?"

"halo, Na ini saya udah dapet data yang kamu cari, tapi saya belum periksa lagi apa data ayah kamu ada disini atau nggak, kamu kapan bisa ke Jakarta?"

"owh saya lagi di Jakarta sekarang dok"

"yaudah kalo gitu bisa kamu temuin saya di Rumah Sakit sekarang, karena nanti siang saya ada jadwal operasi dan kemungkinan sampai malam saya sibuk, gimana bisa?"

"owh iyah bisa dok, saya kesana sekarang"

Tanpa pikir panjang Una memutar langkahnya menuju rumah sakit tempat dokter Jino bekerja. Hatinya sangat cemas sekaligus senang. Ia benar-benar penasaran siapa penerima donor itu, siapakah dia? sepenting apakah dia, sampai ayahnya rela berkorban sebesar itu. Atau jangan-jangan orang itu masih ada hubungan kekerabatan dengannya.

___oOo___

"kamu yakin mau ketemu Jeki?" tanya Viki

"aku Cuma mau jenguk dia sebelum aku pergi, nggak apa-apa kan?"

"ya nggak apa-apa sih"

"atau kamu cemburu kalo aku ketemu sama Jeki?"

Viki hanya diam dan tidak langsung menjawab, "emm sebenernya iya sih, sedikit hehe, tapi nggak apalah aku ngerti kok, lagian aku juga mau jenguk jeki. Tapi aku mau ambil paspor sama Visa kita dulu ya, nanti aku susul kamu kesini"

Sheren tersenyum kecil, Viki terkadang menggemaskan juga "yaudah, aku masuk ya"

"hmm hati-hati, jangan kemana-mana sebelum aku jemput, dan___dan tolong jangan biarin hati kamu goyah lagi" pintanya penuh harap, membuat Sheren sontak tertawa.

"nggak akan, aku nggak mau jadi perusak rumah tangga orang, kalo gitu aku duluan ya"

"hmmm, cium dulu tapi" Viki memajukan pipinya ke wajah Sheren

Chup,

Kebiasaan Viki akhir-akhir ini selalu meminta cium setiap mau pergi, dan sepertinya Sheren mulai terbiasa dengan hal itu. Diciumnya pipi itu sekilas, lalu turun dari mobil.

"kamu hati-hati ya, byee"

Viki hanya melambaikan tangan sebelum melajukan mobilnya menuju kantor Imigrasi. Sheren melanjutkan langkahnya menuju ruang rawat Inap Jeki. Hari ini ia hanya ingin mengucapkan selamat tinggal sebelum dirinya benar-benar pergi meninggalkan kota kelahirannya sekaligus tempat ia mengukir sejuta kenangan indah bersama Jeki. Akan ia kubur semuanya disini, di tempat ini dan memulai semua hal baru bersama Viki di belahan dunia lainnya.

Setibanya disana, tidak ada sipapun yang menjaga, Jeki juga terlihat sedang tidur. Sheren menatap cemas presensi di depannya. Tidak banyak yang bisa ia lakukan, hanya diam memandang wajah yang masih pucat itu.

TRUE LOVE (Sequel Kawin Kontrak)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang