3. Maldives part 1

3K 276 123
                                    


una masih terpaku di tempatnya, memandang bangunan kayu didepannya yang nampak hangat dan nyaman. Di tempat itulah ia akan menghabiskan hari-harinya bersama jeki selama berada di Maldives, dan entah mengapa ini terasa mendebarkan.

Padahal ini bukan malam pertama mereka, tetapi mengapa rasanya berbeda. Una seakan kembali menjadi pengantin baru yang sedang berbulan madu.

At least mereka memang sedang berbulan madu, tapi untuk yang kedua kalinya. Namun rasanya benar-benar seperti baru pertama kali saja. mungkin karena tempat dan suasana yang berbeda, atmosfer disekitarnya jadi berbeda juga.

Entahlah Una juga tidak mengerti, yang jelas ia sangat bahagia. Terlebih karena pernikahan mereka saat ini tidak ada lagi embel-embel kontrak. Keduanya saling mencintai, dan terbuka satu sama lain. Mungkin itulah alasan mengapa suasana malam ini begitu intim dan mendebarkan.

Una terlonjak kaget saat Jeki menepuk pundaknya dan bertanya padanya.

"kamu kenapa?"

"ahh nggak apa-apa" gadis itu tersenyum senatural mungkin

"udah beres semua?" tanyanya saat melihat tour guide mereka sudah tidak ada di tempat.

"udah, kok"

Una mengangguk seolah paham, meski hatinya semakin resah tak karuan.

"Yuk masuk" ajak jeki

"owh se...sekarang?" tiba-tiba saja ia menjadi gugup

Jeki terkekeh pelan mendapati wajah istrinya yang berubah tegang. "hahaha, kamu kenapa? kok gugup gitu hmmm" ucapnya seraya mengusap lembut pipi istrinya

"ahhh, ng..nggak kok ngapain gugup, la..lagian ini kan bukan pertama kali kita......." ada jeda sejenak sebelum Una berbisik lirih "honeymoon"

Jeki tergelak dalam tawanya melihat Una yang benar-benar gugup, sungguh lucu dan menggemaskan. Rasanya ingin cepat-cepat mengungkung istrinya dibalik selimut. Arthur juga pasti tidak sabar menantikan moment itu.

"apanya yang lucu sih jek aneh dasar" una memberengut kesal

Tangan jeki terulur untuk menggenggam telapak tangan istrinya yang mulai dingin. Wajar saja karena mereka tiba di lokasi pada malam hari. Angin malam terasa lebih dingin bukan, namun alasan yang lebih kuat adalah bersentuhan dengan jeki membuatnya lebih gugup lagi.

Jeki menggosokkan kedua telapak tangan Una dengan tepaka tangan miliknya. Meniupnya sebentar untuk sekedar berbagi kehangatan.

"tangan kamu dingin banget, are you OK?"

"ah, i..ini pasti karena angin malam aja kok nggak apa-apa"

Jeki mendongak menatap istrinya penuh selidik, lalu kembali tersenyum menggoda. Una yang ada didepannya saat ini terasa lebih cantik dari biasanya.

Malu diperhatikan Una pun mengalihkan pandangannya. Ia menarik tangannya dari genggaman jeki untuk menyelipkaan rambutnya yang tersibak angin. Una tidak tahu bahwa tingkahnya justruu memberi afeksi berbeda untuk suaminya.

"bisa kita masuk sekarang Jek" tunjuk Una ke arah pintu.

"owh iyah yuk"

Tanpa Una ketahui suaminya juga merasa gugup, Jeki memegang dadanya saat Una memilih untuk melangkah lebih dulu.

"Hufttt, kenapa gue jadi deg-degan gini sih" gumamnya nyaris tak terdengar

Jeki mempersilahkan istrinya masuk lebih dulu, Una dibuat kagum saat ia memasuki private house mereka. Sebuah ruang tamu yang didesign seperti minibar mampu membuatnya terkesan. Disampingnya ada tangga menuju lantai dua. Kemudian di depan tangga adalah ruang TV, didepan ruang TV terdapat pintu kaca yang dilapisi kayu.

TRUE LOVE (Sequel Kawin Kontrak)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang