10. Di Tolak Camer

2.3K 207 113
                                    

WARNING

RATE M

Buat yang belum cukup umur boleh di skip tapi kalo mau lanjut baca, silahkan dosa tanggung masing-masing hehe

tapi aku yakin di jaman milenial ini terkadang anak kecil lebih berpengalaman dari aku yang menurut umur sudah dinyatakan dewasa hehehe.

happy Reading guyss

____________True Love____________

Bugh

"aduh" Jeki mengaduh saat perutnya dilempar bantal oleh Una "loh kok aku yang dipukul Na"

"lagian kamu nyebelin, aku tuh mau ke Bali, bukannya bikin tenang malah bikin was-was. Kalo kamu emang mau pergi yaudah pergi aja sekarang, tinggalin aku, pulangin aku ke ayah Jek" teriaknya murka

"Loh kok kamu jadi marah gini, aku bercanda sayang" Jeki meralat ucapannya sambil terkekeh lucu melihat istrinya yang sudah misuh-misuh tidak jelas, namun Una yang kepalang emosi justru kembali melemparnya dengan bantal.

"bercanda apanya orang tatapan kamu serius gitu kok, kalo emang kamu mau pergi, ya pergi aja sekarang, nggak usah nunggu nanti-nanti, karena sekarang atau nanti hati aku bakalan hancur juga kok, hiksss" Una tak kuasa lagi menahan airmatanya.

"yah, yah ko nangis Na"

"hikss..hiksss. huhuhu"

"yah maaf aku beneran bercanda, nggak serius Una" mohonnya seraya memeluk istrinya yang kini tengah menangis keras.

"ssttt, cup-cup, aku bercanda sayang, siapa juga yang mau pergi"

"kamu sengaja kan Jek ngomong gitu biar aku nggak jadi ke Bali. Kamu tuh kalo nggak ikhlas ngizinin aku bilang aja, nggak usah ngancem mau pergi segala, hiksss" celoteh wanita itu dengan ingus yang sudah meleber kemana-mana bahkan sampai mengotori kaos suaminya.

Jeki merutuki dirinya sendiri yang sudah asal bicara, membuat suasana kembali runyam. Dasar bodoh.perlahan ia menarik diri, menangkup wajah istrinya, mengusap lembut kedua pipi gembil Una yang masih basah karena airmata.

"Hei siapa yang ngancem kamu, aku kan Cuma bilang kalo bukan pasti. tapi sumpah demi apapun aku nggak ada niat buat pergi ninggalin kamu Na, aku juga ikhlas lahir batin ngizinin kamu ke Bali. Beneran"

Una masih sibuk membersihkan lendir di hidungnya tanpa mau menatap Jeki. Terpaksa Jeki harus mengangkat dagu istrinya supaya pandang mereka bertemu.

"Hei, lihat aku" Mau nggak mau Una menatap suaminya sendu

"Udah ya, jangan dipikirin. Aku nggak serius kok ngomong gitu. Yaudah aku janji nggak akan pergi kemana-mana aku nggak akan ninggalin kamu. Selamanya Jeki Cuma punya Una, dan Una Cuma punya Jeki yah" bujuknya membuat gadis itu akhirnya berhenti menangis.

"Una jangan nangis, kamu bikin aku sedih dan merasa bersalah cup...cup sayang" dipeluknya tubuh Una erat-erat. Diusapnya rambut halus istrinya.

"lepasin ah panas" Una mendorong tubuh jeki dari dekapannya.

Memilih untuk berbaring dan menarik selimutnya, bersiap untuk tidur. Membuat jeki mengernyit bingung dan harap-harap cemas. Jangan bilang istrinya ngambek lagi, OMG, sepertinya malam ini Arthur harus puasa. Ia menatap sedih ke arah Arthur.

Kalo Arthur bisa ngomong, ingin sekali ia memaki Jeki. Lo sih jek asal ngomong aja, kalo kayak gini kan kita berdua yang merana dasar bego.

TRUE LOVE (Sequel Kawin Kontrak)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang