9. Baikan

2.2K 218 124
                                    


"Assalamualaikum, Una aku pulang" teriak Jeki saat ia memasuki rumahnya

Tak ada pekikan riang, pelukan hangat ataupun senyum manis dari istrinya. Bahkan datang untuk menyambut suami pun tidak Una lakukan.

"masih marah rupanya" gumam Jeki pelan

Ia memilih berjalan ke kamar, namun saat melewati dapur, ia berpapasan dengan Bu Maya yang sedang mengambil minum.

"Den Jeki baru pulang, sini mau saya bawain tasnya?"

"nggak usah Bu makasih Una mana ya Bu?"

"Si Non dari siang ngurung diri di kamar nggak keluar-keluar Den!, Ibu ketuk-ketuk kamarnya nggak dijawab, mungkin ketiduran. Owh iya Den Jeki mau makan apa? Biar saya aja yang siapin"

"nggak usah Bu makasih, nanti Jeki makan di luar aja sama Una" tolaknya halus

"owh yaudah kalau begitu Ibu balik kamar ya Den"

Bu Maya segera pergi setelah Jeki mengangguk singkat. Pria itu kembali berjalan menuju kamarnya. Langkahnya terasa lesu, berkali-kali ia menghembuskan nafas lelah. Gugup sekaligus takut. Ia gugup karena harus menghadapi istrinya yang masih marah, dan Jeki takut tidak bisa membujuk buntalan kesayangannya itu.

Cklek, cklek, cklek-cklek

Berkali-kali Jeki menarik handle pintu kamarnya namun tak kunjung terbuka. Seingatnya ia tidak salah memasukan password.

Apa jangan-jangan Una yang ganti passwordnya.

Setelah percobaan pertama gagal, Jeki kembali mengetik ulang password pintu kamarnya, dan hasilnya tetap tidak terbuka. OK fix Una yang ganti passwordnya

Tok..tok..tokk

"Na, aku udah pulang, tolong buka pintunya sayang"

Tidak ada jawaban, kembali Jeki mengetuk.

"Una, buka pintunya sayang, kamu nggak kasian sama aku?"

Masih tidak ada jawaban, terpaksa Jeki memilih jalan lain. Ia masuk lewat ruang kerjanya yang terhubung langsung ke kamarnya.

Dikamar, Una tengah menahan diri untuk tidak bangkit dan membuka pintu. Hanya kali ini saja izinkan Una bersikap egois. Sayup-sayup Una mendengar suara benda bergeser, buru-buru ia menarik selimut, berguling menghadap samping sambil memejamkan mata erat-erat.

Entah apa yang akan muncul di depannya, tapi yang jelas Una merasa gugup saat ini. Pasalnya Una sudah mengganti password kamarnya, tidak mungkin kan Jeki punya kemampuan menembus dinding.

Rupanya itu suara dari pintu rahasia yang menghubungkan kamar jeki dengan ruang kerjanya. Una memang belum tahu soal itu, dan sepertinya akan segera tahu. Matanya semakin terpejam kala ia merasakan kasur bergerak. Seseorang sepertinya baru saja duduk disampingnya.

Jeki memandang istrinya dengan tatapan bersalah. Tidak seharusnya ia bersikap egois seperti tadi siang. Ia tahu Una pasti sedang sedih karena skripsinya baru saja ditolak, seharusnya masalah ini bisa mereka bicarakan baik-baik, namun ego laki-lakinya membuat jeki tersulut emosi.

"sayang aku pulang, suami pulang kok nggak disambut" katanya seraya mengusap rambut istrinya sayang, namun sedikitpun Una tidak terusik

akhirnya Una bisa bernafas lega waktu tahu suaminya yang datang. Tapi gimana caranya Jeki masuk?

"kamu masih marah sama aku hmmm?"

Udah tau masih nanya lagi. Batin Una mencibir

"aku minta maaf, nggak seharusnya aku bersikap kayak gitu ke kamu. Sekarang kamu bangun dulu yuk, kita bicarain lagi baik-baik" Jeki mengguncang bahu istrinya pelan

TRUE LOVE (Sequel Kawin Kontrak)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang