14. Kembalinya Sang Mantan

1.7K 217 169
                                    


Sheren menatap rumahnya dengan tatapan gamang, ia merasa familiar dengan rumah itu. Namun, isi kepalanya kosong sama sekali tak dapat mengingat setiap detail yang terjadi di dalam rumah ini.

Ia merutuk dirinya sendiri, mengapa sulit sekali untuk mengembalikan memorinya yang hilang. Sheren kesal dan putus asa, rasanya ingin mengubur diri saja daripada hidup tanpa kenangan.

"gimana, kamu ingat sesuatu?" tanya Viki yang kini sudah duduk berlutut didepannya, menelisik wajah Sheren yang kini menggeleng sedih.

"nggak apa-apa semua butuh proses, aku akan bantu kamu terus kok, semangat ya princess" senyum kotaknya menarik Sheren untuk ikut tersenyum juga. Tangannya mengusak rambut gadisnya gemas.

"yaudah, siap untuk masuk ke dalam?" tanyanya antusias

Gadis itu mengangguk, "tapi aku mau jalan sendiri nggak mau duduk disini terus" keluhnya menatap kursi rodanya malas.

Viki tertawa pelan lalu mengulur tangan untuk membantu gadisnya berdiri. Melipat kursi roda lantas menyimpannya di sudut ruangan dekat pitu masuk.

"yuk masuk, kamu pasti kangen sama kamar kamu"

mereka berdua hendak melangkah namun harus terhenti akibat deheman seseorang yang sejak tadi merasa terabaikan.

"gue balik kantor ya Vik" ucapnya pada Viki

"lo nggak mau kangen-kangenan dulu sama gue, kok udah mau cabut aja"

"kayaknya lo butuh banyak waktu sama Sheren, kita ketemu lain waktu aja ya. Nikmati aja nostalgia kalian, byee" Jimi melambaikan tangannya pamit.

"Jim lo nggak lagi cemburu sama Sheren kan?" goda Viki, membuat Jimi melotot tajam padanya

"nggak ada alasan bermutu untuk gue cemburu sama kalian" sahutnya ketus

Sheren terkekeh dan Viki terbahak.

"hati-hati ya Jim" ujar Sheren sedikit menunjukkan perhatian, Jimi tersenyum menanggapi lalu hilang dibalik kemudi mobilnya.

"Jim bilangin jeki besok gue main ke kantornya" teriak Viki yang dibalas anggukan samar Jimi dari dalam mobil.

Mendengar nama jeki disebut Sheren ikut bersemangat, gadis itu tiba-tiba menghampiri mobil Jimi, mengetuk jendelanya pelan berharap Jimi mau membukanya barang sedikit saja.

"kenapa Sher?"

"aku mau titip salam juga ya buat jeki, tolong jaga kesehatan dan jangan main game terus"

Sejemang Jimi terpaku, itu pesan yang biasa Sheren sampaikan untuk Jeki dulu, dan gadis itu masih mengingatnya padahal tadi Viki bilang gadis itu hilang ingatan. Apa mungkin itu hanya gerak reflek. Seperti kebiasaan yang sulit dihilangkan atau dilupakan.

Tidak hanya Jimi, Sheren pun bingung ia bisa mengatakan hal tersebut begitu saja. Ia tak memikirkan itu sebelumnya. Semuanya hanya terucap begitu saja. Tapi dia harap ingaatannya bisa segera kembali saat bertemu Jeki nanti.

"Jim, kamu denger kaan"

"ahh iyah nanti gue sampein ke jeki, gue pergi ya Bye"

Lambaian tangan Jimi menjadi akhir pertemuan mereka hari ini.

___oOo___

Jimi kembali ke kantor untuk menyelesaikan semua pekerjaan yang tertunda, namun di loby ia sempat bertemu jeki. Anehnya Jeki yang biasa acuh padanya saat berpapasan, kini dengan semangat memanggil namanya.

"Jimi tunggu" teriaknya lantang

Biasanya jika ada hal penting Jeki hanya akan mengirim pesan untuk ke ruangannya segera. Tidak pernah memanggilnya sefrontal ini. Lihat, bahkan sekarang bos besar sudah berlari menghampirinya, haruskah Jimi merasa bangga?

TRUE LOVE (Sequel Kawin Kontrak)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang