7. Kabar Buruk

2.1K 224 162
                                    


Viki menarik bangku di depan meja kerjanya, dan kemudian mempersilahkan Sheril untuk duduk disana, sedang dirinya duduk di kursi kebesarannya sendiri.

Mereka duduk berhadapan dan saling terdiam untuk beberapa saat. Viki nampak menarik nafas berat sebelum membuka mulut. Sepertinya akan ada sesuau penting yang ingin disampaikan oleh dokter tampan itu.

"jadi apa yang mau lo bicarakan?" tanya Sheril to the point

"Sheril, ini udah dua minggu sejak Sheren sadar, tapi nggak ada kemajuan berarti dari ingatannya. Lo tahu kan Sheren menderita amnesia retrograde, butuh waktu lama untuk mengembalikan ingatannya secara utuh."

"yes i know, so what?"

"Untuk kasus ini ingatan pasien akan muncul secara spontan dan tidak bisa dipaksakan. Maka dari itu untuk merangsang kemampuan ingatannya, kita harus mendekatkan dia pada masa lalunya."

"kalo ini soal mempertemukan Sheren dengan bajingan itu, Sorry! sampai kapanpun gue nggak akan setuju, dan nggak akan pernah gue izinin Sheren ketemu sama si brengsek itu lagi"

"kalo gue punya cara lain juga gue nggak akan mau Ril! Lo pikir gue mau mempertemukan mereka kembali? NGGAK! Demi Tuhan gue mau banget Sheren ngelupain laki-laki brengsek itu, tapi nyatanya nggak bisa. Bahkan setelah kecelakaan maut itupun yang Sheren ingat cuma Jeki. Kita nggak punya jalan lain, Ril" sahut Viki frustasi

"Ada pasti ada, lo kan dokter masa nggak bisa nyari cara lain sih. pengobatan apapun akan gue tempuh, berapa pun biayanya gue bayar. Lo nggak usah takut" tantang gadis berperangai tegas yang tidak lain adalah saudara kembar dari Sheren.

"ini bukan masalah biaya, amnesia itu kasus yang cukup sulit disembuhkan dengan alat medis tercanggih sekalipun. Karena ini masalah memori, dan Kita tahu kalo semua kenangan Sheren lebih banyak di Indonesia daripada di Amerika. Jadi mau nggak mau kita harus bawa dia ke Indonesia, ini demi kebaikan Sheren juga Ril."

Gadis itu melengos malas, menahan emosinya yang selalu ingin meledak jika membahas soal ini. ia tidak sanggup jika harus melihat saudara kembarnya sakit hati untuk kedua kalinya.

Awalnya ia sangat bersyukur mendengar kabar bahwa Sheren kehilangan ingatannya, namun sayangnya Sheren masih menyisakan nama Jeki dalam ingatannya. Membuatnya tidak habis pikir, bagaimana bisa Sheren mencintai Jeki sedalam ini? Dasar brengsek. Batinnya mengumpat

"kenapa nggak kita biarin aja Sheren hilang ingatan, bukankah kita bisa menggantinya dengan ingatan yang baru?" Sheril tetap bersikeras ingin mencari cara lain

"itu bisa aja, tapi sangat beresiko untuk kesehatan mentalnya. Orang yang kehilangan ingatan itu, seperti tersesat dalam dirinya sendiri. ketika dia mengingat sesuatu, maka itu seperti jalan keluar baginya. Sayangnya Sheren memilih Jeki untuk menjadi jalan keluarnya. Jadi kalo kita memblokir jalan tersebut, itu bisa memicu stress berat bahkan gangguan Jiwa, dan gue nggak mau itu terjadi sama Sheren."

Sheril nampak berpikir dan menimang-nimang ucapan Viki.

"lagipula keputusan gue untuk membawa Sheren ke Indonesia bukan Cuma ingin mempertemukan mereka, tapi gue juga mau Sheren mengenang gue. Mengenang masa-masa indah kecil kita, karena jauh sebelum dia kenal Jeki. Gue lebih dulu hadir di hidupnya, gue nggak rela kalo Sheren lupain gue gitu aja"

"gue harap lo bisa menerima keputusan ini dan bekerja sama untuk membuat Sheren pulih kembali. Gue butuh persetujuan lo sebagai satu-satunya kerabat yang dia punya. Jadi gimana Ril lo setuju kan, gue janji nggak akan biarin Jeki nyakitin Sheren untuk yang keduan kalinya"

Gadis itu tidak lantas menjawab, hatinya masih berat tapi dia juga tidak bisa melakukan apa pun untuk menolong adik kembarnya.

"kalo memang ini yang terbaik gue bisa apa? tapi gue punya permintaan sama lo. Please Vik, apa pun yang terjadi nanti, lo akan selalu ada di sisinya, jaga dia, dan jangan pernah tinggalin Sheren. jangan jadi pria brengsek seperti yang temen lo lakuin ke adik gue"

TRUE LOVE (Sequel Kawin Kontrak)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang