Jeki sadar betul apa kesalahannya, ia sudah melupakan janjinya untuk menjenguk Una minggu ini. Bukan tanpa sengaja ia melupakan janjinya, Jeki berani bersumpah ia benar-benar lupa. Kesibukannya yang sangat menyita waktu membuat Jeki asal bicara dalam mengambil keputusan.Hari ini alih-alih menemani Una jalan-jalan, dia justru harus menemani Sheren di Rumah Sakit. Kalau bukan karena Viki yang mohon-mohon pada Jeki untuk menjaga Sheren, mungkin saat ini pria itu sudah terbang ke Bali. Menemui nochunya untuk meminta ampun karena telat datang.
Pria itu masih mondar-mandir di depan ruang rawat inap Sheren sambil memegangi ponselnya. Masih ragu untuk menghubungi istrinya, Jeki tidak tahu harus beralasan apa. Tidak mungkin ia berkata jujur, itu akan membuat Una sangat sedih, tapi kalau bohong dirinya sendiri yang akan tersiksa. Seperti makan buah simalakama, semuanya serba salah.
Jeki menghembuskan nafas panjang, lalu mulai mencari kontak istrinya, apapun yang terjadi ia harus mengabari Una sebelum istrinya tambah khawatir.
"halo assalamualaikum" rungunya menangkap suara Una yang terdengar tenang, ia bisa bernafas lega sekarang.
"waalaikumsalam, sayang kamu lagi ngapain?" ucapnya semanis mungkin
"masih penting buat kamu aku lagi ngapain?" jawabnya ketus, membuat tenggorokan Jeki kering seketika.
"ya penting dong yang, kok kamu jawabnya gitu"
"kirain udah lupa, aku lagi sibuk bikin kwesioner, kenapa?"
"kamu marah ya"
"kamu nggak mau minta maaf dulu"
Telak sudah, kalau nada bicara Una sudah ketus seperti itu tandanya gadis itu sedang marah.
"iyah maaf, aku nggak bisa dateng karena ada meeting penting besok" Jeki tidak berbohong untuk itu, besok ia memang akan rapat dengan pimpinan perusahaan penting untuk membahas proyek baru di lombok.
Namun hari ini Jeki terpaksa harus menemani Sheren karena ia terlanjur janji pada Viki. Lagi-lagi pekerjaan menjadi alasan jitu untuk menutupi kebohongannya saat ini.
"maaf aku nggak bisa jengukin kamu minggu ini emang karena sibuk yang"
"segitu sibuknya sampe nggak bisa ngabarin aku sama sekali, Ok aku tahu perusahaan kamu sedang berkembang pesat, tapi bukan berarti kamu bisa cuekin aku gitu aja ya. Aku bukan pajangan, aku nih istri kamu. Ohh atau kamu lupa kalo kamu udah punya istri"
Glek
Nochunya memang imut, tapi seketika bisa berubah seram saat sedang marah, jangankan membalas ucapan ketus istrinya, bahkan untuk menenggak liurnya saja Jeki kesusahan.
"astaga, Una kamu beneran marah, yaudah besok abis rapat aku langsung terbang ke Bali"
"nggak usah, aku nggak mau pak boss kita tercinta jatuh sakit Cuma karena harus jengukin istrinya di Bali. Denger ya jek, aku nggak masalah kamu nggak jengukin aku kalau memang kamu sibuk, tapi aku marah banget sama kamu karena dari kemarin kamu nggak ngabarin aku sama sekali."
Tuh kan bener dia marah besar.
"kalo emang nggak jadi kesini bilang dong, aku udah heboh segala macem, sampe beli banyak banget makanan buat nyambut kamu disini, tapi ujungnya kamu nggak jadi. Kan sayang tuh makanan, kalo tau kamu nggak bakal dateng aku kasih aja makanannya sama Pak wayan suruh bawa pulang."
"iyah maaf yang aku lupa ngabarin kamu, aku nggak sadar ini udah weekend"
"alah alesan, Jek kita itu sekarang lagi LDR'an sehari aja kamu nggak ngabarin aku, pikiran aku tuh bisa kemana-mana, kamu ngerti nggak sih." Bentaknya kesal
KAMU SEDANG MEMBACA
TRUE LOVE (Sequel Kawin Kontrak)
FanfictionCINTA Sejati tidak pernah benar-benar pergi, dia akan menemukan jalannya kembali.