57. Pertemuan

2.1K 259 156
                                    

Jeki menoleh kaget mendengar suara gelas yang terbentur dengan lantai marmer. Namun ia lebih terkejut lagi saat matanya bertemu dengan mata wanita yang teramat ia rindukan. Disana di sudut yang membatasi dapur dengan ruang tengah, Jeki melihat istrinya berdiri kaku seperti melihat hantu.

"Je..jeki"

Jantungnya berdetak kencang mendengar suara Una menyebut namanya, walau sangat pelan namun Jeki masih bisa mendengarnya dengan jelas.

"Una" balasnya sarat akan kerinduan.

Rasanya ingin segera berlari dan membawa tubuh itu ke dalam pelukan, mendekapnya erat dan tak ingin lepas lagi. Meluapkan seluruh perasaan rindu yang selama ini membunuhnya. Namun langkahnya tertahan ketika Una memutus kontak dan berbalik badan, kepalanya menggeleng lemah lantas berlari menjauh.

"Una tunggu!!" panggil Jeki mencoba menahan langkah istrinya, namun Una justru mempercepat langkahnya membuat jeki harus berlari mengejarnya.

Bruk

Una buru-buru menutup pintu kamar dan menguncinya rapat. Ia menyandarkan punggung dibalik pintu, nafasnya masih tersenggal akibat debaran jantung yang menggila. Mungkinkah ini nyata? Una masih meragukan segalanya. Berulang kali ia mencubit tangannya, dan rasanya masih sama, sakit. namun wanita itu tetap tidak ingin percaya.

"ini pasti mimpi, pliss bangun Una bangun" ia menepuk-nepuk pipinya pelan

Tokk..tok..tok...

"Una buka pintunya, Una aku minta maaf, aku bisa jelasin semuanya, Una pliss buka pintunya sayang, aku mau bicara sama kamu"

Una menutup kupingnya rapat-rapat "nggak ini nggak mungkin, ini pasti mimpi" wanita itu sudah trauma karena berkali-kali mengalami mimpi yang sama.

Ia seringkali bermimpi bertemu Jeki, ketika bangun tidur Jeki seperti ada di depannya, namun saat ia ingin menyentuhnya bayangan itu pudar dan Una akan terbangun dari tidurnya. Una takut, Ia takut kalau sampai itu terjadi lagi.

"Una....plisss dengerin aku dulu" jeki masih berusaha meyakinkan istrinya, tangannya tak henti menggedor pintu kamar supaya Una mau keluar untuk menemuinya.

Cklek

Jeki terkejut sekaligus sumringah melihat pintu kamar akhirnya terbuka dan perlahan menampilkan sosok wanita cantik yang ia rindukan. Hening menyelimuti keduanya, hanya saling menatap tanpa ada suara. Jeki ingin sekali bersujud memohon maaf dan bercerita panjang lebar. Namun seolah ada sesuatu yang menahannya.

Mata itu, masih indah seperti purnama, namun tersimpan kesedihan dan kesepian disana. Jeki bisa melihatnya, bahkan teramat jelas dan hatinya terasa sakit. Mengingat bahwa ialah penyebab dari semua kesedihan itu.

Una hanya bergeming kaku, hanya menatap wajah itu cukup lama, mengamati tiap detailnya. Masih tidak percaya bahwa laki-laki di depannya adalah suami yang selama ini ia nantikan. Namun melihatnya membuat rasa sedih, kecewa, marah dan rindu itu berkecamuk dalam dada.

Tangannya yang gemetar mulai terulur, menyentuh tiap belah pipi Jeki lembut. Memastikan bahwa ini bukan hanya sekedar mimpi atau khayalannya saja. Jeki nyata, Una bisa merasakan dengan jelas rambut-rambut halus yang tumbuh di bawah hidung dan sekitar dagu prianya. Kulitnya terasa sedikit kasar, mungkin pria itu tidak pernah merawatnya dengan baik dan Una sangat sedih melihatnya.

Mata Jeki terpejam ketika tangan lembut itu menyentuh wajahnya, membelainya penuh kelembutan. Rindu sekali rasanya, sudah lama mereka tidak bersentuhan.

"aku pulang" lirihnya dengan mata berkaca-kaca, Jeki menggenggam tangan lembut Una, lalu dikecupnya hangat.

Una hanya tersenyum tipis lantas menyorot sendu "Ini bener Jeki suami aku kan" ucapnya parau, dan matanya mulai berkaca-kaca

TRUE LOVE (Sequel Kawin Kontrak)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang