38. Run Away

2.1K 266 310
                                    



Jeki panik saat ia membuka mata dan Una tidak ada disampingnya. Tungkainya bergerak cepat untuk mencari istrinya.

"UNA!!!!" teriaknya lantang

"UNA kamu dimana?"

Beruntung ia tinggal di perumahan yang memiliki tembok tinggi, kalau di perkampungan Jeki pasti diteriaki tetangga karena pagi-pagi begini sudah berisik.

Pria itu terus berkeliling mencari, hingga akhirnya ia menemukan istri cantiknya tengah berdiri di depan alat pembuat kopi. Akhirnya Jeki bisa bernafas lega sekarang, ia berjalan gontai mendekati istrinya.

"jadi kamu disini" tanyanya lembut sambil menelusupkan tangannya di pinggang Una, memeluk istri tercintanya dari belakang.

"nggak usah teriak-teriak kayak tarzan bisa kan" cibir Una halus

"lagian kamu ngilang gitu aja aku kan jadi takut" jeki mencium lembut pundak istrinya

"bukannya lebih baik aku pergi, jadi kamu bisa bebas ketemu sama dia" katanya menusuk tajam, hingga menembus tepat di jantung Jeki.

"kamu masih marah sama aku?"

"emang kapan aku pernah bilang udah maafin kamu" katanya dingin sambil melepaskan pelukan jeki dipinggangnya.

Una beranjak dari tempatnya dan memilih duduk di meja pantry. Tangannya memeluk cangkir kopi didepannya, entah kenapa ia ingin sekali menghirup aroma kopi dipagi hari. Rasanya sangat hangat dan melegakan.

"kamu minum kopi, tumben" jeki mengernyit bingung lalu memilih duduk di depan istrinya

Una memperhatikan penampilan suaminya dari ujung rambut sampai ujung kaki.

"kamu tuh kebiasaan ya, kalo bangun tidur tuh pake baju dulu, jangan Cuma boxer ketat gitu dipake risih aku liatnya"

Jeki menunduk ke bawah memperhatikan penampilannya sendiri, lalu terkekeh malu.

"hehehe, maaf tadi buru-buru, abisan kamu udah nggak ada di kamar aku pikir kamu kabur. Lagian kamu kan tahu aku kalo tidur nggak pernah pake baju, bukannya kamu udah biasa liat pemandangan kaya gini kenapa harus risih"

Una melengos acuh, lebih memilih untuk memperhatikan kepulan asap dari cangkir kopinya. Pagi ini ia benar-benar malas melihat wajah Jeki.

"aku mau pulang" ucapnya tiba-tiba

"hah?"

"aku mau pulang, terserah kamu mau nganterin aku atau nggak tapi keputusan aku udah bulat"

"maksud kamu apa? Kamu mau pulang kemana? Rumah kamu disini Una, nggak usah macem-macem"

"aku mau pulang ke rumah ayah, aku butuh waktu buat berpikir, untuk sementara waktu aku akan tinggal disana, jadi lebih baik kita introspeksi diri masing-masing aja dulu."

Bahu Jeki melemas, ia pikir kesediaan Una tadi malam menjadi bendera putih tanda perdamaian, namun nyatanya wanita itu masih tidak percaya padanya. Semua yang Jeki jelaskan rasanya tak berarti apa-apa.

"kita bicarain ini lagi setelah aku pulang kerja, hari ini aku ada rapat penting jadi tolong jangan kemana-mana sebelum aku pulang. Kalo kamu bersikeras mau pulang, biar aku sendiri yang anterin kamu ke ayah"

Setelah mengatakan itu Jeki pamit untuk bersiap-siap kerja. Kalau saja hari ini tidak ada meeting pemegang saham untuk menentukan keputusan final masalah akuisisi perusahaan ayah mertuanya, Jeki memilih untuk berdiam diri di rumah. Mengais maaf Una, kalau perlu merengek dan merajuk di kakinya, apapun akan Jeki lakukan asal wanita itu mau memaafkannya.

TRUE LOVE (Sequel Kawin Kontrak)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang