33. Pulang

2.3K 268 422
                                    



"UNA!!!!" teriak Seje lantang saat melihat sahabatnya yang kecil mungil keluar dari gate kedatangan dalam negeri.

"Hai" Una melambaikan tangan ke arah Seje

Gadis itu berlari menghampiri Una lalu memeluknya erat,

"Una kangen banget"

"gue juga kangen"

Tanpa sadar keduanya meneteskan airmata, tiga bulan tidak bertemu membuat keduanya hanyut dalam rasa rindu.

"Una lo sehat kan" Seje melepas jarak, matanya kini menyisir tubuh Una dari ujung rambut sampai ujung kaki, memastikan bahwa si kecil kesayangannya baik-baik saja.

"sehat Je hamdalah"

"Kok lo gendutan si Na" mata gadis itu masih terpaku pada wajah Una yang tampak lebih chuby.

"ah masa sih, perasaan biasa aja, apa karena stress skripsi kali ya"

"bisa jadi sih,"

"serius Je gendut?" tanyanya khawatir akhir-akhir ini memang nafsu makannya cukup meningkat.

"ya nggak gendut juga sih Cuma lebih berisi aja, atau jangan-jangan lo hamil lagi Na"

"yeee ngaco aja lo, orang bulan kemarin gue masih dapet, udah yuk ah nanti keburu siang panas" Una meraih troli yang berisi dua koper besar miliknya. Mereka pun melanjutkan perjalanan menuju rumah dengan menggunakan taxi.

"Na lo kenapa nggak minta jemput Jeki aja sih?"

"Jeki sibuk, jam segini dia masih di kantor pasti, lagian gue mau bikin surprise juga buat dia, nanti lo bantuin ya"

"hmmm, Ok deh" seje menganggukan kepalanya mengerti, karena akhir-akhir ini Jimmi pun sulit ditemui dengan alasan yang sama.

"terus lo mau kemana sekarang, langsung pulang?"

"Iyah mau drop barang gue dulu abis itu mampir ke rumah mertua. Gue mau ngasih oleh-oleh buat mamah. Sekalian kangen-kangenan juga udah lama nggak main. selama di bali mamah rajin banget ngehubungin gue, rasanya kayak diperhatiin Ibu sendiri." Una tersenyum riang membuat Seje ikut tersenyum juga.

"yaudah gue anter lo sampe rumah mertua lo aja ya, soalnya gue mau ke kampus dulu, nanti kalo lo mau siapin surprisenya kontak gue lagi aja ya"

"oh gitu yaudah deh"

____oOo___

Jeki semakin tidak mengerti dengan keadaan ini, begitu rumit dan memuakkan. Setelah ia membaca surat pernjanjian antara Sheren dan ayahnya yang kurang lebih menyatakan bahwa Sheren dilarang menghubungi Jeki selama masa kuliah S2nya di Amerika.

Apabila Sheren berhasil menyelesaikan studinya dan mendapat pekerjaan yang layak, maka dia diperbolehkan menghubungi Jeki dan Jika selama itu mereka masih saling mencintai maka keluarga tidak lagi punya hak untuk ikut campur dalam hubungan mereka kedepannya.

"ini apa She? aku nggak ngerti kenapa kalian bisa bikin perjanjian konyol kayak gini?" tanya Jeki gusar, dia benar-benar tidak menyangka bahwa semuanya akan terjadi seperti ini.

Sheren lagi-lagi tersenyum pahit kala ia harus memutar kembali memorinya dua tahun lalu, ketika ia terpaksa harus meninggalkan orang yang sangat ia cintai.

"dua tahun lalu ketika aku mengemis restu dari ayah kamu, beliau justru menawarkan beasiswa penuh untuk S2 aku di Harvard University. Kamu tahu kan aku emang pengen banget kuliah disana, tapi setelah aku tanya syaratnya, beliau bilang aku nggak boleh menghubungi kamu sama sekali selama masa studyku disana"

TRUE LOVE (Sequel Kawin Kontrak)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang