32. Kecewa

1.9K 233 312
                                    

Suasana hectic sedang terjadi di rumah sakit tempat Sheren di rawat sejak dua hari lalu. Pasalnya siang ini gadis itu tiba-tiba menghilang. Viki selaku dokter pribadinya sekaligus orang yang bertanggung jawab atas pasiennya seketika panik bukan main.

Seluruh keamanan sudah dikerahkan untuk mencari gadis itu, dan Viki masih berada di ruang cctv untuk memantau kemana perginya gadis itu terakhir kali.

Tak hanya Viki, Jeki pun ikut turun tangan mencari keberadaan gadis itu. Bersama Aming dia mencoba menelusuri tempat-tempat yang mungkin saja gadis itu kunjungi.

"Halo Jek gimana udah ketemu belum?" Viki bertanya dengan nada panik

"belum ini gue mau cari ke kampus siapa tahu dia kesana"

"Ok, gue udah nemuin rekaman cctv yang sempet ngerekam Sheren pas keluar dari rumah sakit. Dia naik taksi dan gue udah dapetin no plat taxynya, nanti gue kirimin gambarnya di chat"

"OK Vik"

"Jek plisss gue mohon bantuan lo banget, kalo lo ketemu dia suruh dia pulang pliss, kondisinya belum stabil Jek" suaranya mulai bergetar seperti menahan tangis

"iyah Vik lo jangan panik, gue bantu sebisa gue ya, kalo udah ketemu gue pasti kabarin lo kok"

"iyah thanks Jek"

"no problem"

Sambungan terputus, Jeki kembali fokus untuk mengarahkan Aming menuju tempat yang dia yakini menjadi tempat pelarian gadis itu saat ini. Jeki juga khawatir gadis itu akan berbuat hal yang aneh-aneh mengingat pertemuannya terakhir kali. Jeki takut Sheren mendengar semua perdebatannya bersama Jimi yang bisa mempengaruhi mental gadis itu.

Berkat Aming, Jeki tak butuh waktu lama untuk berada di kawasan kampus tempat mereka manimba ilmu dulu. Setelah melewati beberapa fakultas, akhirnya mereka sampai disebuah danau yang cukup tersembunyi. Berada tepat di belakang gedung Fakultas Ekonomi. Tak banyak orang tahu, hanya beberapa mahasiswa saja yang terlihat lalu lalang disana.

"berhenti sini aja Ming"

Mobil berhenti, jaraknya masih cukup jauh dengan danau, tapi Aming sudah bisa melihat gerak air yang tertiup angin. Udara disana cukup sejuk meski saat ini matahari sedang tinggi-tingginya. Terdapat beberapa bangku taman juga disana, dan tepat dibangku taman yang ketiga, duduk seorang perempuan. Aming tidak bisa memastikan apakah itu Sheren atau bukan, namun jika dilihat dari ekspresi Jeki, sepertinya dia memang gadis yang mereka cari.

Aura panik yang sedari awal menghiasi wajah Jeki, perlahan sirna. Pria itu menghembuskan nafas lega, wajahnya mulai berseri kembali. Setidaknya satu bebannya sudah hilang karena dia berhasil menemukan gadis itu, namun untuk membujuknya kembali ke RS Jeki belum tahu apakah ia akan berhasil atau tidak.

"gue tunggu sini aja ya Jek" kata Aming mencoba memahami keadaan, dia tahu sahabatnya butuh privasi

"owh iya Ming, jangan lupa kabarin Viki juga ya"

Aming mengangguk, jeki melangkah pasti menuju bangku taman tempat gadis itu duduk termenung.

"jadi kamu disini" tegur Jeki saat matanya menangkap sosok Sheren yang sedang melamun menatap hamparan danau di depan mereka.

Gadis itu menoleh, lalu tersenyum simpul tanpa mengatakan apapun.

"kamu ngapain disini, kita balik ke Rumah sakit yuk, Viki bilang kondisi kamu belum stabil" ujarnya sedikit merasa khawatir.

"apa selama ini kamu mandang aku seperti orang penyakitan Jek?" pertanyaannya membuat Jeki sedikit tercengang, rasanya seperti melihat Sheren dimasa lalu.

TRUE LOVE (Sequel Kawin Kontrak)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang