Bab 2

3K 136 0
                                        


Rumah ini cukup terbilang sebagai Taman Kanak - Kanak. Entah lah mengapa dibilang sebagai TK. Mungkin karena penghuni disini cukup ramai. Padahal penghuni dirumah ini hanya ada kedua orang tua dan satu anak laki - laki, ditambah anak asuh mereka yang suka tinggal disini. Belum lagi ketika kedua anak ini yang masih suka bertengkar, sehingga rumah ini bisa dikatakan sebagai rumah penitipan anak. Dimana rumah yang bersedia menitipkan para bayi hingga balita yang ditinggal oleh para orang tuanya.

Tetapi, kedua remaja ini menghabiskan masa liburnya hanya dirumah saja. Makan, tidur, main, itulah yang mereka berdua lakukan dirumah ini. Mereka sedang tidak mood untuk memeragakan adegan kucing dengan tikus yang suka bermain kejar - kejaran. Mereka juga tak melakukan pekerjaan apapun untuk sekedar mengisi waktu gabutnya.

Juni dan Juli,

Ya, kedua remaja yang sedang bermalas - malasan disebuah balkon luas ini. Menatap langit cerah, dan berselanjar diatas karpet hitam tebal ini. Tak ada suara apapun diantara mereka, sangat sendu memang hanya berdiam disini saja.

Tuk tuk tuk

Perpaduan suara ketukan kuku jari kepada gelas besar yang Juli pegang. Karena cuaca disini agak sedikit panas, Bi Iyem membuatkan mereka es jeruk dan makanan ringan. Setengah gelas sudah ia habiskan. Ia tak menyentuh makanan ringan yang Bi Iyem bawa tadi.

Juli menoleh, "Jun." Panggilnya

Juni pun menatap Juli balik, "Apa?."

Memikirkan sesuatu, "Apa ya? Gue bingung mau ngomong."

Mengerutkan keningnya, "Gak jelas." Desisnya

Juli menarik sudut bibirnya, ia tertawa

Juni bangun, mengambil gelas besar yang berisikan es jeruk itu, ia mengaduk - aduk agar larutannya rata. Setelah itu ia meneguknya sampai setengah gelas.

Segar

Memang sangat segar ditenggorokan bila di siang hari meminum es jeruk seperti ini.

"Jun, masa kita liburan kayak gini - gini doang sih?. Main kemana kek yuk." Ajak Juli

Juni langsung bersemangat, ia pun langsung menggeser duduknya agar berdekatan dengan Juli.

Mengoyang - goyang kan lengan Juli sangat bersemangat, "Ayo, kenapa gak dari tadi aja?. Sekarang udah siang gini baru ngajakin, rese banget si Aldebaran." Mengerucutkan bibirnya

Mencubit pipi Juni sangat gemas, "Baru jam sebelas pagi Jun."

"Tapi udah siang, udah panas juga."

Juli bangun, mensejajarkan tubuhnya dengan Juni "Yaudah naik mobil biar kulit Lewis nggak rusak, biar rambut Lewis nggak kusut, dan biar muka Lewis nggak berminyak." Ucapnya memeragakan cara bicara Juni bila Juli mengajaknya jalan di siang hari

Juni tertawa terpingkal - pingkal setelah mendengarkan Juli berbicara memeragakan dirinya.

"Jadi jalan apa enggak nih?." Tanya Juli

"Jadi lah, kalo sampe enggak nanti lo gue aduin ke Mamah Farah." Juli mengancam

"Aduan, dasar anak Mamah. Yaudah sana ganti bajunya." Katanya sambil mendorong tubuh Juni agar segera membersihkan dirinya

"Iya iya, gue mandi dulu yaa. Lo pake pakaian yang rapih, biar kita dibilang best goals hahaha." Juni memberikan usul kepada Juli dengan recehnya

"Receh deh receh."

Juli menggeleng - gelengkan kepalanya melihat tingkah Juni yang terbilang masih kanak - kanak. Ia pun ikut pergi dari tempat ini untuk segera membersihkan dirinya dan pergi jalan bersama Juni.

CERITA JUNI & JULI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang