Bab 67 : C

574 41 3
                                        

POV 3

Sebetulnya, memang tak terlalu pantas dengan terus menangisi seseorang yang sudah tenang di sisi-Nya. Tidak baik juga, bilamana hari - hari terus diisi oleh sebuah tangisan yang membuat arwah nya tak tenang meninggalkan salah satu keluarganya, teman kecilnya sendiri. Berliku - liku hidup terus mengkalbukan harinya dengan awan gelap disekitarnya secara sendirian. Pantang menyerah, mungkin di kalimat itu sudah tidak ada lagi dalam hidupnya. Hanya pergi ke club malam, meminum alkohol dan bertengkar dengan seseorang yang menurutnya sangat mengganggu dirinya sendiri, inilah kesehariannya sekarang. Ketika semangat keluarganya meminta putra semata wayangnya untuk menggantikan posisi kepala keluarga 'Aldebaran menjadi Direktur Utama, ia terlihat segan. Hanya sebuah gelengan kepala yang mewakili dirinya untuk menolak kemauan keluarganya sendiri. Tidak bisa memang, ketika hidupnya hanya diisi dengan kekosongan semata dan membuat orang - orang disekitarnya hanya menatapnya dengan rasa 'iba'. Bagaimanapun juga, kehilangan seseorang yang menurutnya sangat berarti, dengan cara apapun yang ia inginkan, tidak akan bisa membalikan takdir dan menghidupkan seseorang itu ke dunia ini 'lagi.

Juliano Putra Aldebaran,

Seorang laki - laki yang tak mempunyai pendirian, seorang laki - laki hanya bergantung kepada satu tiang, dan seorang laki - laki yang berterus terang menginginkan 'teman kecil'nya hidup ke dunia lagi dengan segala permohonan doa kepada Tuhan. Ia terus mengisi hari - harinya dengan cara meminum dan tangisan. Ketika mana ia meminum satu loki vodka ataupun wine, ia menangis. Setelah meminum, ia terus menangis lalu meratapi sebuah figura yang kita tahu. Satu loki yang ia teguk, selalu membuatnya terlihat seperti seseorang yang tak punya pikiran. Senyum-sedih, hanya itulah yang ia lakukan ketika beberapa botol vodka ataupun wine ada ditangannya. Amburadul, satu kata yang menggambarkan seorang 'Aldebaran terlihat tidak terurus dengan baik. Keluarga yang sudah membujuknya, mereka terlihat sia - sia karena sebuah berontakan yang dibalas oleh putra semata wayangnya. Tak ada yang bisa menghentikannya, meskipun seorang perempuan berdarah Canada, Kyra sekali pun.

"Kapan kamu kembali kepada saya Juniatha!." Ia bergumam seperti itu, seperti benar - benar menginginkan perempuan itu kembali ke dekapannya sekarang

Adriel, Liam dan Naufal. Ketiga teman seperjuangannya terus meratapi sang leader nya, yang terus bergumam sendiri dengan ditemani dua botol alkohol ditangannya. Berusaha keras sudah mereka lakukan, walaupun dengan bogeman mentah - mentah dari diri sang leader sekalipun. Mereka tak peduli, bahkan tak peduli dengan apa yang sudah dilakukan oleh seorang Juliano. Mereka hanya sedih, ketika melihat sang Abang terus tertawa-menangis dan kembali seperti itu lagi. Mereka tidak percaya dengan apa yang dialami oleh Juliano. Mereka hanya tahu, bahwa seorang Abang akan berjiwa tegar merelakan 'Ibu negara' mereka pergi selama - lamanya.

"Bang, udah Bang, jangan begini terus. Ayolah bangkit, buat Juni bangga diatas sana Bang." Naufal terus memberanikan diri membangunkan laki - laki dihadapannya

Setelah mengucapkan itu, Juli meliriknya dengan sinis. Sebuah tatapan menyeramkan ketika teman - temannya terus berkata seperti tadi. Ia terlihat tidak menghargai usaha teman - temannya, yang dengan cara membangkitkan dirinya dari sebuah keterpurukan. Naufal yang ditatap seperti itu pun, ia sudah mengetahui apa jawaban dari diri Juli sendiri. Tetapi ia tak mau menyerah, ia harus bisa membangkitkan jati diri Juli ke semula. Mereka hanya menginginkan sebuah kebahagiaan untuk di masa yang akan datang. Tidak dengan caranya kali ini yang terus mengurung diri di kamar, dan terus mengonsumsi minuman beralkohol ini.

"Gue harus gimana sih Bang supaya lo tuh sadar. Gue nggak mau ngeliat lo sedih terus kayak gini, ikhlasin Ibu Bang!."

Juli menoleh kembali, bangkit dari duduknya lalu menghampiri Naufal yang sudah setengah berdiri, "Ngomong apa lo barusan, hah!." Juli menarik kerah kemeja Naufal. Dengan membangunkan singa jantan tengah berdiam, Naufal diamuk lagi hanya karena ucapannya saja

CERITA JUNI & JULI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang