Kecemasan, membuat seseorang tidak memikirkan dirinya sama sekali. Mereka mampu tidak memikirkan hal apapun, demi seseorang yang membutuhkanmu ditengah - tengah kondisi parahnya. Ada yang membuat kecemasan menjadi hal buruk, membuat mereka terus saja memacu satu objek dan tidak memperdulikan objek yang lainnya. Ada juga yang nampak biasa - biasa saja, sehingga mereka cuma hanya ingin melihat bahwa 'apakah kondisinya itu baik - baik saja atau tidak.
Perlu diketahui, bahwasanya perempuan ini benar - benar merasa khawatir yang berlebihan 'mengenai apa yang tengah ia tahu saat ini. Terus meminta seseorang agar semakin mempercepat lajuannya, ia pun tidak memikirkan bahwa dengan tingkahnya seperti ini 'ia juga akan bisa menyakiti dirinya sendiri.
Memang butuh waktu lama untuk sampai dirumah ini. Melewati kemacetan, menyalip kendaraan lain, dan juga bertahan dibawah teriknya sinar matahari. Seperti yang kita ketahui, perempuan dengan menggunakan bleezer ini 'memang tidak menyukai keluar rumah disiang hari. Bukan terlalu lebay atau yang lain, ia hanya menghindari sinar ini yang bisa menyebabkan kulitnya seperti terasa kebakar dan menimbulkan rona merah.
Terlihat sedikit gegabah, ia pun cepat - cepat melepaskan pengait helm ini lalu dengan segera 'ia menyerahkan helm dan langsung berlari ke dalam rumah besar ini. Sebelum tangannya menyentuh pintu utama, tiba - tiba saja seseorang yang tidak terlalu familiar itu 'sudah membukakan pintunya.
"Kakak, Kak Juni ya?." Tanyanya sedikit menebak
Dengan refleks, Juni mengangguk, "I-iya."
Perempuan itu menarik pergelangan tangan Juni dan membawanya masuk ke dalam, "Aku tau, Kakak pasti bakal dateng. Aku sendiri bingung sama Kak Kenzo, kenapa dia nggak mau ketemu sama siapa - siapa gitu. Orang aneh..." Katanya bergumam sendiri
Juni yang melihat perempuan di sampingnya pun, dahinya berkerut hebat, "Ka-kamu siapanya Kenzo?." Tanya Juni penasaran
"Aku Kinara, Kakak nggak inget aku ya? Aku kan yang waktu itu ngasih Kakak makanan di sekolah, yang dari Kak Kenzo 'inget nggak?."
Juni nampak memikirkan ucapan perempuan itu, setelah ia berusaha mengingatnya, dan ternyata benar 'perempuan itu adalah, perempuan yang waktu masa sekolah tengah memberikannya beberapa roti dan minuman dingin.
"Inget nggak Kak, pasti lupa ya?."
Juni tersenyum, "Ah enggak ko, aku inget hehe."
Kinara mengangguk, "Kita ke atas ya Kak, kamar Kak Kenzo ada diatas."
Kinara. Seorang perempuan, Adik kandung dari Kenzo Damar ini, ternyata seorang perempuan yang pernah ia ingat. Saat ini, Kinara tengah membawanya ke lantai dua, yang katanya kamar Kenzo berada disana.
Rasa khawatir semakin menjadi. Awal pas ketemu Kinara, rasa cemasnya agak sedikit berkurang. Tapi sekarang, rasa itu kembali menyerangnya dan membuat dirinya seperti menghantam sesuatu. Sebelum ia memasuki sebuah kamar, ia dikejutkan dengan salah satu objek yang membuat pikirannya melayang - layang.
"Kenzo..." Gumamnya ketika melihat noda merah di lantai bersih itu
Seketika kepalanya berputar, ia menguatkan tubuhnya dengan cara memegang tangan Kinara erat - erat. Seperti rekayasa, ia tidak bisa mempercayai ini semua dengan mata telanjangnya. Kinara yang kaget akan sentuhan Juni pun, ia langsung menahan tubuh Juni agar tidak terjatuh.
"Kak, Kakak kenapa. Kakak baik - baik aja kan?."
Mengerjapkan mata berkali - kali. Seberusaha mungkin ia menyadarkan dirinya, mungkin apa yang ia lihat hanya sebuah mimpi buruk yang tengah menimpanya saja. Tapi setelah ia lihat berkali - kali juga, ternyata objek itu masih jelas untuk ia lihat dan benar - benar sangat nyata.

KAMU SEDANG MEMBACA
CERITA JUNI & JULI [END]
Fiksi Remaja(mohon maaf jika penulisan nama JUNI / JULI, masih suka ketuker ya)... Semua telah usai. Dari awal hingga akhir, perjalan kisah cinta ini memang tidak untuk disatukan. Bila kalian ingin mengingat, jangan dipersamakan dengan pembuka kata, untuk peman...