Perempuan ini, ia bergelut dengan kasur besarnya. Boneka teddy bear yang menjadi temannya dikala gundah gulana seperti ini, ia memeluknya erat - erat. Posisi telungkup seperti ini, ia memainkan kedua kakinya seperti dipukul - pukul. Ia memainkan hidung boneka teddy bear itu sambil bergumam sendiri. Kakak laki - lakinya membuat Sabtu malam ini menjadi badmood karena kata - katanya yang merusak suasananya. Bagaimana bisa Kakak laki - lakinya berucap seperti itu kepadanya?, boleh jadi ucapannya tadi yang membuat dirinya semakin tak mau untuk menghampiri Juli untuk ke rumahnya. Rutinitas yang biasanya ia lakukan berdua bersama Juli, sekarang bisa dikatakan batal. Ia sendiri sudah memutuskan jadi tidaknya untuk Sabtu malam kali ini. Benar - benar kesal terhadap Kakak laki - lakinya, ia berjanji akan mengadu persoalan ini kepada Papahnya dan mudah - mudahan Papahnya akan menghukum dirinya.
Ia beranjak, berjalan menuju kamar mandi. Tiba - tiba saja kantung kemihnya terasa penuh, ia ingin buang air kecil. Setelah ia sudah masuk kedalam kamar mandi, tiba - tiba ada suara ketukan pintu kamar ini berbunyi.
Ceklek
Seseorang masuk ke dalam kamar ini, tidak dengan jawaban dari penghuni kamar ini yang menyetujui boleh tidaknya laki - laki ini untuk masuk ke kamarnya. Laki - laki ini menghampiri kasur besar berseprai putih, ia menjatuhkan badannya dengan posisi telungkup dan mengambil selimut besar dengan warna yang sama dengan seprai. Ia juga mengambil boneka teddy bear yang berpostur kecil, memeluknya dan membawanya untuk tidur bersamanya.
Ceklek
Pintu kamar mandi terbuka, Juni yang keluar sehabis membuang air kecil dan mengganti pakaiannya. Ia menutup pintu itu kembali, membalikan badan dan menghampiri kasur besarnya. Tiba - tiba dahinya berkerut, ia melihat seseorang sedang tidur di kasur empuknya. Ia menghampiri laki - laki itu dan duduk ditepi kasurnya.
Menepuk - nepuk lengannya, "Bangun nggak, ngapain tidur disini." Ucapnya yang mengganggu tidurnya
Laki - laki itu menepis, "Hmmm." Ia hanya berdehem
Juni memutar bola matanya, "Ah Julianooo!!!." Rajuknya sedikit berteriak
Juli lah yang dengan biasa tiba - tiba tidur di kasur Juni. Sudah dibuat jengkel sama Kakak laki - lakinya, sekarang teman laki - lakinya juga mau membuatnya jengkel seperti ini juga?, ah memang tak ada yang bisa membuat moodnya beruntung. Ia terus menguyel - uyel tangan Juli, Juli tak boleh tidur di kasur besarnya. Juni juga melihat boneka teddy bearnya ikut tidur bersama Juli, ah memang benar - benar menyebal kan laki - laki ini.
"JULI, dia mah ah." Ia kembali merajuk
Satu mata Juli terbuka, "Apa sayang." Balasnya dengan embel - embel 'sayang'
"Nggak jadi jalan?." Tanyanya
"Nggak, besok aja. Sekarang numpang bobo dulu ya." Sahut Juli
Juni mengerucutkan bibirnya, "Terus gue tidur dimana?." Tanyanya begitu lugu
"Ah biasanya juga tidur bareng, udah ah udah nyaman banget nih. Jangan ganggu lagi, awas aja." Kata Juli memperingatkan Juni
Kan, dugaan benar. Satu laki - laki ini membuatnya dirinya semakin jengkel. Ia melihat jam yang bertengker manis di dinding, jarum jam pendek menunjukan pukul sembilan malam. Ia memukul kasurnya, terus bergerutu karena Juli membatalkan acara rutinitasnya. Ia beranjak, mengitari ranjang dan naik ke kasur besarnya. Menatap Juli yang sudah memeluk teman tidurnya, bagaimana bisa rutinitas Sabtu malam ini membuatnya badmood. Yang biasanya ia mengupdate keseharian di Sabtu malam, kali ini tidak. Ia terus memukul - mukul kasurnya, ia masih tak terima bahwa rutinitas kali ini batal. Kondisi mata yang masih segar, ia memutuskan untuk meninggalkan Juli yang asik tertidur pulas.

KAMU SEDANG MEMBACA
CERITA JUNI & JULI [END]
Novela Juvenil(mohon maaf jika penulisan nama JUNI / JULI, masih suka ketuker ya)... Semua telah usai. Dari awal hingga akhir, perjalan kisah cinta ini memang tidak untuk disatukan. Bila kalian ingin mengingat, jangan dipersamakan dengan pembuka kata, untuk peman...