Bab 37

715 40 0
                                    


Hari ini,

Semuanya yang telah ramai berkerumun di sekeliling tempat ini, mereka semuanya menyibukannya dirinya masing - masing membenarkan seluruh anggota tubuhnya. Mulai dari tatanan rambut, baju yang dikenakan, kain lilit yang dipakai perempuan, celana yang dipakai laki - laki hingga berbagi jenis sepatu yang digunakan. Sebelumnya ketiga keluarga sudah sepakat mengenai pakaian yang akan digunakan hari ini, pihak perempuan sudah sepakat untuk memakai dresscode berwarna merah dan pihak laki - laki memakai jas hitam untuk menetralkan dresscode yang dikenakan pihak perempuan. Semuanya pun memakai baju yang sesuai, tetapi tidak dengan Juliano Putra Aldebaran. Ia justru melenceng baju yang sudah ditentukan oleh Mamahnya, ia malah memakai jacket dengan dalaman kaos putih di dalamnya. Ditambah menggunakan jeans hitam beserta sepatu sehari - hari yang sering ia gunakan. Mamahnya sudah beberapa kali untuk menyuruh Juli untuk memakai baju seragaman dengan Papah dan lainnya, tetapi Juli bersikeras menolak Mamahnya dengan keinginan tak mau memakai baju yang menurutnya akan membuat dirinya gerah.

Berbeda dengan Juni, Juni mau mendengarkan apa kata Mamahnya. Juni memakai baju dengan warna yang senada dengan yang lain tapi dengan syarat, Juni ingin memakai dress yang ia mau dan tidak memakai kebaya yang Mamahnya sudah belikan. Awalnya, kedua Mamahnya sempat tidak setuju dengan permintaan Juni, tetapi Juni terus memintanya untuk memakai dress ini. Katanya, masih mending ia memakai dress dengan warna yang sama daripada ia memakai baju yang sama seperti Juli pakai. Dan kedua Mamahnya pun menerima dengan lapang dada agar kedua remaja ini mau mengikuti berlangsungnya acara tunangan Kakak laki - lakinya. Maka dari itu, apa yang Juni inginkan, mereka harus menyetujuinya dengan kesukaan Juni yang benar - benar Juni inginkan.

Sebentar lagi acara ini akan segera dilangsungkan. Kedua mempelai yang sudah siap bertukar cincin, kini keduanya sudah berada di kursi yang sudah didekor menggunakan hiasan burung merpati putih. Acara tunangan ini bertempat dikediaman perempuan, dimana rumah Agatha yang tak begitu jauh dari rumah Arkan. Hanya membutuhkan waktu beberapa menit saja untuk sampai di rumah Agatha, Arkan sudah datang lebih awal bersama kedua keluarganya yang membawa mahar untuk Agatha. Agatha sendiri tak mau melibatkan Arkan dalam mencari mahar yang akan menyulitkan Arkan sendiri. Ia hanya meminta mahar yang simple - simple saja dengan sebuah kalung perak berliontin putih kepada Arkan. Tetapi Arkan tak mau membawakan mahar untuk Agatha dengan dua puluh gram kalung perak itu, ia memberikan satu kunci rumah yang dari awal sudah ia tabung semenjak ia menginjakan kakinya di Universitas. Walaupun Arkan belum dikonfirmasi diberbagai perusahaan pertelevisian yang ia sudah sebar CVnya, ia sangat rajin untuk persoalan tabungan masa depan yang akan ia bina bersama Agatha kelak.

"Tes tes, selamat siang untuk semua yang telah hadir di acara pertunangan saya dan Agatha. Saya selaku calon tunangan Agatha mengucapkan banyak terima kasih untuk kalian semua yang sudah menyempatkan waktunya untuk menghadiri acara kami." Arkan mengucapkan perawalan kata kepada tamu undangan yang telah hadir diacaranya

Semua orang yang berada dikursi masing - masing, mereka menyiratkan senyumannya kepada Arkan yang tengah membukakan acaranya sendiri.

"Saya harap acara ini akan berjalan lancar, saya juga minta doanya kepada tamu undangan yang sudah hadir untuk saya tetap bisa bersama Agatha sampai tua kelak dan selalu menjalin keharmonisan di rumah tangga nantinya. Sekian, terima kasih." Sambung Arkan, ia mengakhiri pembicaraannya dan kembali ke kursinya

Para tamu undangan memberikan tepuk tangan untuk Arkan. Mereka semua tampak bahagia, apalagi dengan ketiga keluarga yang sedikit terharu dengan ucapan laki - laki yang akan membina rumah tangga nantinya. Juni yang selalu di samping Juli, ia memberikan tepuk tangan yang keras. Sebagaimana ia tahu dengan sifat Kakak laki - lakinya yang sengat berwibawa itu. Ia menyayanginya, waktu bersama Kakak laki - lakinya hanya tersisa beberapa bulan lagi. Kemungkinan besar, Juni akan kangen kepada Kakaknya yang bersifat sama seperti Juli ketika menjaganya. Takan ada lagi orang yang mengingatkan makanan, tak ada lagi yang nantinya akan memarahinya ketika ia telat makan dan tak ada lagi belaan ketika dirinya melakukan kesalahan kepada orang lain. Ingin sekali rasanya ia memeluk Kakak laki - lakinya sekarang, tetapi ia malu dengan tamu undangan yang lain. Sehabis acara ini selesai, ia harus menemui Kakaknya dan meminta traktiran untuk makan bersamanya berdua saja.

CERITA JUNI & JULI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang