"Ayo buruan gaya!." Juni sangat berantusias memberikan arahan kepada Kenzo. Kenzo yang terus dipincut oleh kamera ponselnya, ia hanya terus menutup mulutnya karena malu
Mereka yang tampak asik di tempat ini, semua orang yang berlalu lalang di depannya pun terus memperhatikan mereka berdua. Juni yang terus memotret Kenzo, ia tak henti - hentinya menyimpan gambar yang tidak jelas itu. Sudah beberapa kali juga Kenzo meminta Juni agar tidak memotretnya terus, tapi apalah daya Juni yang kalau sudah kena dengan kamera, dirinya tak mau berhenti sedikit pun.
Kenzo yang masih aktif menutup mulutnya, ia terus menggelengkan kepala, "Udah ah Ni, jangan foto gue terus, malu."
Bukannya berhenti, ia justru memotret yang lain. Entah mengapa, dirinya sangat menyukai membuat gambar aneh yang menyebabkan memori ponsel penuh. Sekira menurut Juni tidak bagus untuk dipotret, Juni berpindah tempat untuk memotret objek yang lain. Mau bunga, pohon rindang, jalan besar, Juni tak lewat untuk memotretnya.
Kenzo yang awalnya berniat mengajak Juni ke Dufan, Juni menolaknya. Ia memberikan alasan kepada Kenzo bahwa ia tidak ingin merepotkan Kenzo lagi. Baginya, sudah cukup hari ini Kenzo masih mau menemaninya kemanapun yang ia mau. Itu pun sangat sudah cukup, bahkan lebih dari cukup. Tak apa hanya mengelilingi Ibu Kota, lalu memotret objek - objek yang menurut Juni bagus. Itu juga, membuat Juni terus mengucapkan terima kasih kepada Kenzo karena sudah mau menemaninya.
"Nggak cape apa Ni?." Tanya Kenzo yang terus memperhatikan gerak - gerik Juni dari belakang
Juni yang masih stay memotret apapun, ia hanya memberikan satu gelengan kepalanya kepada Kenzo. Ponsel Kenzo menjadi sasarannya saat ini, ia tidak menggunakan ponselnya melainkan ia tidak mau menghabiskan sisa ruang ponselnya sendiri. Bukankah ini terlihat sangat curang?, memang ada - ada saja perempuan berkelahiran sama dengan namanya ini.
Juni memberikan ponsel Kenzo, mengambil sebuah bunga dari pohon, ia memberikan ancang - ancang pada dirinya, "Zo, fotoin Zo, kembangnya bagus. Cepettttt." Pintanya untuk memotretnya dengan sebuah bunga yang ia ambil tadi
Kenzo pun mengangguk. Ia mengarahkan ponselnya, lalu mulai memberikan aba - aba, "Satu... Dua... Tig–"
Cekrek
Satu potretnya berhasil Kenzo ambil. Dengan gaya biasa - biasa saja, membuat Kenzo menarik kedua sudut bibirnya. Juni selalu tampil apa adanya, tidak pernah terlihat repot dan selalu bertampil sederhana yang membuat Kenzo semakin tergila - gila. Mungkin, Juni sudah mengetahui perasaan Kenzo yang sebenarnya. Tetapi, Juni lebih memilih ke area bercanda dan tidak untuk ia sangkut pautkan yang akan menyebabkan Kenzo sakit hati.
Baginya, Kenzo seperti seorang Kakak setelah Arkan. Bahkan, Kenzo sendiri mampu membuat Juni kembali ke seorang yang ceria, aktif dan tampil apa adanya. Benar - benar seperti Arkan, mungkin Juni seharusnya manggil Kenzo itu dengan sebutan 'Abang', yang mana sebutan itu sama seperti sebutan kepada Kakaknya 'Akan. Dari cara Kenzo membahagiakan Juni pun, cara terlihat sama seperti Arkan. Mungkin memang benar, banyak orang yang sayang kepadanya dan masih ada yang mau memperhatikan dirinya seperti Kenzo ini.
"Zo, cape..." Tiba - tiba saja Juni merengek capek. Karena aktivitasnya hanya kesana-kemari, berlari sesuka hatinya, sekarang ia merengek aneh kepada Kenzo
Kenzo yang terlihat pasrah, ia menurunkan setengah tubuhnya. Menepuk punggungnya untuk meminta Juni segera menaikinya, "Buruan naik, cape kan?."
Juni tersentak kaget. Dengan mana Kenzo meminta dirinya untuk segera naik ke punggungnya, ia menggaruk - garuk tengkuknya yang tidak terasa gatal.
Kenzo menoleh ke samping, melihat Juni yang masih diam ditempat, ia menghela nafas, "Juniatha, cepetan naik, nanti kaki lo nambah cape."
Baik sekali bukan laki - laki ini? Bahkan ia sendiri tidak memikirkan dirinya sendiri, ia hanya memikirkan Juni saja. Juni yang diperintah untuk naik ke atas punggungnya, sedikit demi sedikit ia memajukan langkah kakinya dan mulai menaiki punggung Kenzo. Sekiranya sudah naik, Kenzo melipat ke dua tangannya ke belakang untuk menahan tubuh Juni agar tidak terjatuh.
![](https://img.wattpad.com/cover/160344418-288-k894079.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
CERITA JUNI & JULI [END]
Fiksi Remaja(mohon maaf jika penulisan nama JUNI / JULI, masih suka ketuker ya)... Semua telah usai. Dari awal hingga akhir, perjalan kisah cinta ini memang tidak untuk disatukan. Bila kalian ingin mengingat, jangan dipersamakan dengan pembuka kata, untuk peman...