"Kenapa pulang duluan, kalo emang nggak suka sama acara kemarin, ngomong. Dengan sifat lo kayak gini, lama - lama gue cape ngadepinnya!." Arkan yang menganggu Juni tengah berpeluk mesra dengan Juli, ia memarahi Juni seperti mana emosinya yang sudah membeludak dari kemarin
Juni yang tiba - tiba kaget dengan kedatangan Kakak laki - lakinya ketika menarik tangannya, ia dibuat shock dengan sikap Kakaknya ini. Entah mengapa akhir - akhir ini Arkan gampang sekali terbawa emosi. Juni yang dicaci maki abis - abisan oleh Kakaknya, ia hanya bisa menunduk pasrah dan mendengarkan apa yang harus ia dengarkan. Ketika Kakaknya sudah emosi seperti ini, nyalinya langsung ciut dan tak memberanikan diri untuk menjawab satu kalimat pun kepada Kakaknya agar Kakaknya tidak terus mengintimidasi dirinya seperti saat ini. Lemas, tentu, pasalnya Juni baru saja bangun tidur dan belum sama sekali menyentuh makanan dari semalam yang ia tahan sampai dini hari. Tak kuasa juga air matanya menyelos begitu saja ketika ucapan Kakak laki - lakinya begitu sangat menyakiti hatinya. Ia merasakan hal pahit ketika Kakaknya berbicara menggunakan kosa kata 'lo-gue'. Bagaimana tidak, yang Juni tahu ialah Arkan seorang Kakak berhati mulia yang sama sekali tak pernah membantahnya sedikitpun. Tetapi tidak untuk sekarang, Juni mendengarkan ucapan kasar yang keluar dari mulut Kakaknya sendiri.
Juli yang berada di belakang Juni, ia hanya bisa diam dan tak bisa membela teman kecilnya itu. Begitu sendu ketika ia melihat teman kecilnya tengah dicaci maki oleh Kakaknya sendiri. Ingin rasanya ia membela Juni disana, tetapi Arkan selalu mengingatkan dirinya untuk tidak membela orang yang benar - benar berbuat salah seperti Juni ini. Tapi bagaimana bisa ia hanya diam sedangkan Juni diperlakukan seperti itu oleh Kakaknya, berharap banyak untuk ada seseorang yang bisa menghentikan ucapan kasar Arkan saat ini juga. Ia benar - benar begitu jengkel dengan Arkan yang berbicara kepada Adiknya sendiri terlalu kasar dan tidak mempelankan suaranya. Apa yang harus ia lakukan sekarang, ia bingung, sangat bingung.
"Jawab Abang! Kenapa diem aja, punya mulut harusnya digunain bukan dianggurin." Ucap kasar Arkan mampu membuat Juni tersentak kaget kesekian kalinya. Mengapa Arkan menjadi seseorang yang kasar seperti ini, ya Tuhan tolong bantu Arkan agar menyadari perbuatannya ini
Juni terisak hebat. Arkan yang terus membentaknya, tangisannya semakin menjadi. Kepalanya yang terasa pusing mendengarkan Arkan terus memojokinya, ia tidak kuat lagi untuk berlama - lama untuk menopang tubuhnya sendiri.
"Juniatha, Juniatha... tinggal jawab aja, lo pake nangis kayak gini." Arkan terus melanjutkan suara lantangnya lagi
"Abang... m-maaf." Juni berbalas lirih. Suara seraknya tak mampu membalas ucapan lantang Kakaknya, dan merasakan tenggorokannya begitu terasa cekat untuk menjawab ucapan Kakaknya sendiri
Arkan menggelengkan kepalanya, sedikit menyunggingkan senyum devilnya "Apa yang lo mau sebenernya Ni, kenapa lo ninggalin acara berharga Abang lo sendiri."
"Maaf Bang, m-maaf." Ia terus meminta maaf dengan sedikit sisa tenaganya
"Kenapa lo tinggalin gitu aja dan lebih menetap dikamar kesayangan lo ini, hah!. Apa lo terlanjur sakit hati ngeliat Juli yang lebih memilih berduaan bersama Kyra, iya?." Lagi dan lagi, kesekian kalinya Arkan meninggikan suaranya
Juli yang mendengarkan ucapan Arkan barusan, ia langsung menatap Juni lekat - lekat. Sebenarnya, apa yang Juni rahasiakan darinya? Mengapa Arkan mengucapkan kalimat itu yang jelas - jelas Juli sendiri tidak paham dengan maksud persoalan itu.
"Abang jangan gitu Bang, please." Juni memohon kepada Kakaknya agar tidak membuka 'kartu'nya didepan Juli. Ia tidak menginginkan Juli tahu dengan apa yang ia sembunyikan ini
"Basi tau nggak. Lo tuh, argh! Nggak ada gunanya jadi Adik." Sumpah serapahnya kian menjadi, Arkan berucap tak mengenakan hati dengan Juni langsung menatap tak acuh kepada Kakaknya

KAMU SEDANG MEMBACA
CERITA JUNI & JULI [END]
Teen Fiction(mohon maaf jika penulisan nama JUNI / JULI, masih suka ketuker ya)... Semua telah usai. Dari awal hingga akhir, perjalan kisah cinta ini memang tidak untuk disatukan. Bila kalian ingin mengingat, jangan dipersamakan dengan pembuka kata, untuk peman...