Hari Sabtu, waktunya weekend untuk semuanya. Kini Juni dan Juli hendak bersiap - siap untuk pergi hangout bersama teman - teman seperjalannya. Mereka bersiap di rumah masing - masing, tidak di rumah yang sering Juni singgahi dikala suntuk ataupun Juli singgah di rumah Juni untuk alasan apapun. Memang kedua manusiawi ini sungguh memiliki banyak ketersediaan dilain rumahnya, entah di rumahnya ataupun di rumah orang lain. Di rumah lain meliputi rumah saudara - saudaranya, Kakek-Neneknya, serta rumah teman terdekatnya. Mereka sering bermain - main disana entah itu mereka ingin menginap ataupun main sehari, mereka selalu menempatkan satu ruang untuk perlengkapan anggota tubuhnya. Maka dari itu, barang - barang mereka berdua lah yang paling banyak di luar rumah. Orang - orang disekelilingnya pun bingung mengapa mereka selalu membawa pakaian ganti, perlengkapan sekolah, serta barang - barang yang menurut mereka penting.Setelah mereka sudah mengenakan pakaian yang menurutnya sudah cocok, Juni turun lebih dulu dan segera menghampiri Juli di rumahnya. Ia tidak berpamit terlebih dahulu kepada orang rumahnya. Dikarenakan penghuni yang lain tidak terlihat olehnya, ia pun langsung ke luar tanpa meninggalkan notes di tempat biasa yang sering ia tinggalkan. Ia tak lupa mengunci pintu dan menyimpannya dibawah taplak meja ruang depannya, kemudian ia langsung bergegas pergi ke rumah sebelah. Sekiranya ia sudah menutup pintu gerbang, ia kembali mengecek sling bag nya apakah barangnya sudah dibawa sesuai yang ia inginkan atau belum.
"Ponsel, powerbank, kabel data, dompet, semuanya lengkap." Gumamnya mengecek isi sling bagnya
Membuka pintu pagar rumah Juli, dan menghampiri Juli yang sedang memanaskan motor hitam besarnya. Ia lupa mengikat rambutnya sebelum menemui Juli dan ia yakin, Juli akan menggumpal rambutnya ke atas untuk mengikatnya. Juni kesal terhadap Juli yang dengan asal menggumpal rambutnya menjadi gulungan yang lumayan besar seperti rambut cetar ala Syahrini.
Bertolak pinggang, "Lama banget manasin motor doang, yang lain udah pada nungguin nih disana." Tutur Juni sedikit geram melihat Juli masih memanjakan motor hitamnya
Juli yang sedang membersihkan body motornya, ia menoleh "Iya sabar, bentar lagi selesai." Katanya santai
Juni membuang wajahnya, ia mengiringi tubuhnya pergi dari hadapan Juli. Menghentak - hentakan kakinya, ia kesal terhadap Juli yang begitu bertele - tele. Ia duduk di pinggir lantai, menempelkan tangan kanan didagunya.
Memanyunkan bibirnya, "Tau gitu mending gausah jadi sekalian. Udah siang gini juga, nggak pernah paham - paham apa kalo weekend gini Jakarta macetnya minta ampun." Juni gerutu dengan dirinya sendiri
Juli yang mendengarnya, ia langsung menyimpan kanebo ke tempatnya "Ck, orang nggak kesabaran suka ngedumel sendiri ya. Ayo buruan, gue tau lo takut siang." Cibir Juli menghampiri Juni sedang ngedumel sendirian
Juli memberikan Juni helm bogo berwarna hitam merah, "Nih pake buruan. Itu rambut mau lo yang iket atau gue yang iket?." Lanjutnya sembari menitah Juni untuk menguncir rambutnya dengan tatapan sinis
Maraih paksa helm bogo tersebut, "Diiket terus si, gue maunya digerai." Balasnya menolak permintaan Juli
Juli membalikan badannya, menaiki motor hitam besarnya "Berarti siap - siap nanti kita mampir dulu ke salon."
Juni yang tengah mengaitkan pengaman helm, ia kaget dengan perkataan Juli barusan "Ko gitu?."
"Sekarang tinggal pilih, mau nggak diiket dan rambut lo bakal rusak gara - gara kena paparan sinar matahari apa sebaliknya?." Juli memberikan Juni pilihan untuk persoalan rambut Juni, ribet bukan
Juni memutar bola matanya malas, ia menghampiri Juli dan menaiki motor hitamnya "Iya nanti diiket kalo udah sampe, jadi biarin aja digerai sebentar ya pleaseee." Katanya sedikit memohon

KAMU SEDANG MEMBACA
CERITA JUNI & JULI [END]
Novela Juvenil(mohon maaf jika penulisan nama JUNI / JULI, masih suka ketuker ya)... Semua telah usai. Dari awal hingga akhir, perjalan kisah cinta ini memang tidak untuk disatukan. Bila kalian ingin mengingat, jangan dipersamakan dengan pembuka kata, untuk peman...