"Kenapa si lo, kalo apa - apa larinya ke minum. Emang nggak bisa, selesain masalah harus minum dulu 'hah?." Geram Naufal. Salah satu sobat karib Juli dari dulu, kini tengah memarahi Juli karena postan yang Juli unggah dan mengirimnya digrupJuli yang terlihat linglung, ia membuang wajahnya asal. Seperti tidak mendengarkan apa yang terus dikatakan oleh teman - temannya, Juli selalu saja bersikap seperti orang hilang akal sehat. Naufal yang terus mengusap wajahnya, ia semakin bingung harus dengan cara apa menasehati Juli agar tidak meminum minuman yang sangat berbahaya ini.
Ketika Juli mengirim foto botol minuman dengan dua loki, teman - temannya langsung pergi ke rumah Juli dan menghampiri Juli di kamar. Menyelonong masuk memang sudah biasa, bahkan mereka sudah dikatakan sebagai anak kandung dari Farah sendiri di rumah ini. Sudah hal biasa pula ketika mereka berantem dengan Juli, bagi mereka, Juli sudah mereka anggap sebagai Kakak tertua diantara mereka bertiga.
"Buang tuh semua botol Li, terlalu najis gue liat tuh minuman beracun." Naufal meminta Liam untuk membuang semua botol yang tergeletak di meja sana. Juli yang memperhatikan Naufal menyuruh Liam dengan seenak jidatnya, ia lebih dulu mengambil semua botol minuman tersebut
Liam merebut paksa botol yang Juli ambil, "Apaan si Bang, nggak usah lo minum lagi. Siniin semua botolnya."
Nampaknya Juli tidak enggan untuk memberikan semua botol minumannya kepada Liam, genggamannya begitu kuat ketika Liam menarik paksa botol yang berada ditangannya, "Lo nggak ada hak buat ngatur - ngatur hidup gue."
"Ada! Gue temen lo Bang, sadar!." Teriak Liam. Seberusaha keras Liam terus menarik paksa botol - botol yang berada di tangan Juli
"Riel, tahan Abang Riel!." Naufal yang benar - benar sangat geram, ia menitah Adriel untuk menahan tubuh Juli agar tidak brutal
Adriel yang sedari tadi hanya menonton saja, ia beranjak bangun dan menahan tubuh Juli dari belakang. Juli memang jelas tidak terima jika semua teman - temannya berperilaku semaunya seperti ini. Juli pun berontak, menyikut tubuh Adriel yang tiba - tiba menahannya dari belakang.
"Lepasin gue Riel!." Teriak Juli
Adriel menggeleng, "Nggak! Sebelum lo buang semua botol - botol itu, gue nggak akan lepasin lo."
Naufal yang ikut menarik paksa botol yang berada di tangan Juli, ia bersama dengan Liam terus menarik paksa benda kaca yang Juli tak mau lepas dari tangannya. Mereka bertiga nampak kewalahan menyikapi sikap Juli yang sangat kuat seperti ini.
Seperti halnya ia menahan Juli waktu di Rumah Sakit lalu, mereka semua angkat tangan ketika salah satu diantara mereka dihajar dengan kepalan tangannya karena coba - coba terus menahan tubuhnya. Tapi tidak dengan sekarang, mereka harus bisa menarik paksa minuman tersebut agar sang Abang tidak terlalu terjerumus ke minuman berbahaya itu.
"Lepasin gue bangsat!." Juli terus menepis ketiga temannya yang semakin brutal menahan tubuhnya
Adriel yang berada dibelakang Juli, ia terus menahan Juli dengan sekuat tenaganya, "Bang sadar Bang! Inget Ibu negara Bang, kalo dia tau, dia bakal marah sama lo Bang!."
Juli yang awalnya terus berontak, ketika Adriel menyebutkan kata - kata 'Ibu negara', Juli mendadak diam. Wajahnya yang menyiratkan amarah, kini berubah datar. Adriel yang menahan Juli pun, ia langsung melepaskan tangannya yang melingkar di tubuh Juli.
Juli menoleh, melihat wajah Adriel lekat - lekat. Botol yang berada ditangannya, ia kembali meneguk minuman tersebut didepan teman - temannya sendiri. Bahkan, ia tidak peduli dengan Liam yang masih ingin merebut paksa botol yang berada ditangannya.
Selepas meneguk vodka, ia berjalan menuju ranjangnya. Kembali meneguk minuman itu lagi, ia melihat ketiga temannya dengan tatapan lesu, "Kalo lo mau nahan gue dengan suruhan Juni, mending lo lo pada keluar. Jangan coba - coba tahan gue lagi, karena gue udah nggak berarti buat Juni!."

KAMU SEDANG MEMBACA
CERITA JUNI & JULI [END]
Novela Juvenil(mohon maaf jika penulisan nama JUNI / JULI, masih suka ketuker ya)... Semua telah usai. Dari awal hingga akhir, perjalan kisah cinta ini memang tidak untuk disatukan. Bila kalian ingin mengingat, jangan dipersamakan dengan pembuka kata, untuk peman...